Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandor Pabrik Gula di Madiun Tewas Saat Perbaiki Alat Penggiling Tebu, 2 Karyawan Lainnya Terluka

Kompas.com - 06/09/2023, 08:38 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - M (36), seorang mandor di Pabrik Gula Pagotan, Madiun, Jawa Timur tewas setelah mengalami kecelakaan kerja pada Senin (4/9/20/2023).

Sementara dua karyawan lainnya, Asrori (54) dan Supriyanto (50) mengalami luka ringa.

M adalah seorang mandor mekanik yang tercatat sebagai warga Kecamatan Geger Madiun. Saat kejadian, ia sedang memperbaiiki alat penggiling tebu yang rusak.

Saat dikonfirimasi, Asisten Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) PG Pagotan, Kolan Bima Ghofara membenarkan kejadian tersebut.

Baca juga: Kecelakaan Kerja di PG Pagotan Madiun, Korban Tewas Terjepit Mesin Penggiling Tebu

Bima mengatakan, dua korban luka kondisinya telah membaik. Namun keduanya masih syok dengan peristiwa yang menewaskan M.

"Saat itu kami menerima laporan dari bagian teknik, perihal kecelakaan kerja pukul 11.30 WIB. 2 orang luka ringan dirawat di poli kami, sekarang kondisinya membaik, tapi mentalnya masih shock," terangnya.

Sementara itu Kapolsek Geger, Kompol Sukarijanto mengatakan, korban tewas saat sedang memperbaiki kerusakan di bagian mesin pencampur (mixer) bersama dua orang lainnya.

"Korban berada di bawah memperbaiki mesin mixer dengan menggunakan mesin las." ungkapnya.

Tak lama setelah itu, korban berteriak minta tolong karena terjepit.

"Sesaat kemudian korban berteriak minta tolong karena terjepit, mengetahui hal itu teman-temannya berusaha menolong korban," jelasnya.

Baca juga: Kasus Penjualan Seragam Sekolah di Madiun, Polisi Akan Periksa Pejabat Disdik

Sukarijanto menjelaskan, korban terjepit dalam kondisi tengkurap dan megalami luka fatal.

"Korban sudah terjepit mesin mixer dengan posisi tengkurap. Korban kemudan meninggal dunia mengalami luka cukup serius." lanjut Sukarijanto.

Jasad korban berhasil dievakuasi dalam kondisi terjepit.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Madiun, AKP Danang Eko Abrianto pun mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan untuk mencari tahu penyebab korban bisa terjepit.

"Jadi jasad korban ditemukan dalam kondisi terjepit mesin penggiling tebu. Soal bagaimana korban bisa terjepit itu yang masih kami selidiki penyebabnya," ucap Danang

Ia juga menyebut saat dievakuasi, tubuh korban masih utuh, namun banyak tulang yang patah.

"Jasadnya masih utuh namun banyak tulang yang patah," kata Danang.

Baca juga: Atraksi Sembur Api Pesulap Limbad di Madiun yang Berujung Petaka

Menurutnya pihak kepolisian telah memeriksa dua saksi di TKP, namun kondisi kesehatannya tak memungkinkan.

"Kemarin kami langsung akan memeriksa dua teman korban yang ada di lokasi kejadian. Namun dua rekan korban mengalami gangguan kesehatan berupa tensi darah tinggi," kata Danang.

Selain memeriksa dua rekan korban, polisi juga akan memeriksa manajemen PG Pagotan Madiun.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Muhlis Al Alawi | Editor : Andi Hartik), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Testis Hilang, Pria di Pasuruan Tegaskan Hanya Ada Persetujuan Operasi Laser Prostat

Kasus Testis Hilang, Pria di Pasuruan Tegaskan Hanya Ada Persetujuan Operasi Laser Prostat

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Menjelang Pilkada 2024, KPU Situbondo Pangkas Jumlah TPS 50 Persen

Surabaya
Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Sambut Program Makan Siang Gratis, 10.000 Hektar Lahan Kering Disulap Jadi Kawasan Terpadu Hortikultura

Surabaya
Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com