Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPH Kediri: Titik Api Kebakaran di Lereng Gunung Wilis Mulai Berkurang

Kompas.com, 30 Agustus 2023, 16:53 WIB
Usman Hadi ,
Krisiandi

Tim Redaksi

NGANJUK, KOMPAS.com – Wakil Administratur Perum Perhutani KPH Kediri Munawar Sukowati menyebutkan, titik api Karhutla di Lereng Gunung Wilis mulai berkurang.

Saat ini, kata Munawar, ratusan personel gabungan masih berjibaku untuk memadamkan api.

“Titik api mulai berkurang,” jelas Munawar kepada Kompas.com, Rabu (30/8/2023).

Sebagaimana diketahui, Karhutla terjadi di Petak 26, Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Gedang Klutuk, Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Pace, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri, Selasa (29/8/2023) sekitar pukul 14:30 WIB.

BKPH Pace masuk wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Munawar menuturkan, insiden kebakaran ini pertama kali diketahui oleh Mandor Polhut BKPH Pace, Nyuwoto. Saat itu, Nyuwoto tengah melaksanakan patroli rutin.

“Selanjutnya saudara Nyuwoto menghubungi saudara Sunyoto KRPH Gedang Klutuk, kemudian dilanjutkan menghubungi Asper BKPH Pace,” ungkap Munawar.

Gara-gara Cuaca Ekstrem

Karhutla di Lereng Gunung Wilis ini, lanjut Munawar, diduga karena cuaca ekstem berupa kemarau panjang. Akibat kondisi itu, muncul titik api, dan menjalar ke kawasan sekitar.

“Sumber api atau penyebab kebakaran dugaan sementara cuaca ekstrem kemarau panjang, angin kencang, ranting-ranting pohon kering serta bergesekan dan banyak ilalang,” paparnya.

Baca juga: 4 Kelurahan di Kota Madiun Terancam Banjir Kiriman dari Gunung Wilis

Berdasarkan pendataan yang dilakukan petugas, kawasan Lereng Gunung Wilis yang terbakar kurang lebih seluas satu hektare. Vegetasi hutan yang terbakar berupa ilalang.

“Api mulai berkurang, kendala lokasi yang sulit dijangkau dan sangat terjal, angin kencang serta membahayakan,” tuturnya.

Bikin Sekat Bakar

Munawar melanjutkan, untuk mencegar agar Karhutla di Lereng Gunung Wilis tidak meluas, pihaknya bersama stakeholder terkait membuat sekat bakar sepanjang 600 meter di sekitar lokasi.

“Langkah-langkah penanggulangan yang telah dilakukan yakni membuat sekat bakar atau ilaran sepanjang 600 meter,” ucapnya.

Baca juga: Lereng Gunung Wilis Terbakar, BPBD Nganjuk Terjunkan Personel ke Lokasi

Menurut Munawar, ada sebanyak 141 personel gabungan yang diterjunkan untuk pemadamkan api di Lereng Gunung Wilis.

Ratusan personel itu berasal dari Perhutani BKPH Pace, Polhutmob KPH Kediri, Polres Nganjuk, Polsek Sawahan, Kodim Nganjuk, Koramil Sawahan, Kantor Kecamatan Sawahan, BPBD Nganjuk, Tagana, dan masyarakat sekitar.

“Jumlah personel pemadaman yang terlibat sebanyak 141 personel,” pungkas Munawar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau