Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Truk Tangki Tabrak Penonton Karnaval di Mojokerto, 2 Tewas dan Tak Ada Jejak Rem

Kompas.com - 25/08/2023, 06:58 WIB
Moh. Syafií,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Sebuah truk tangki yang diduga mengalami rem blong menabrak pengunjung karnaval Agustusan di Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (24/8/2023).

Kecelakaan tersebut terjadi pada Kamis petang, sekitar pukul 17.45 WIB. Saat itu, sedang berlangsung karnaval dalam rangka memperingati HUT Ke-78 Kemerdekaan yang digelar Kecamatan Pacet.

Akibat peristiwa itu, 2 orang meninggal dunia di lokasi kejadian. Selain itu, ada 13 orang yang terluka yang dua di antaranya harus menjalani rawat inap di RSUD Sumber Glagah Pacet.

Baca juga: Polisi Amankan Sopir Truk Tangki yang Tabrak Penonton Karnaval di Mojokerto

Berikut fakta-fakta yang diperoleh Kompas.com terkait insiden dalam karnaval agustusan di Kecamatan Pacet.

Bukan rute pawai

Lokasi kecelakaan berada di jalan raya Pacet-Sajen, tepatnya di bawah simpang tiga Karlina, dari arah Pacet menuju ke Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Tempat terjadinya kecelakaan berjarak sekitar 100 meter dari garis finis karnaval peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan yang digelar Kecamatan Pacet.

Rute karnaval meliputi sepanjang jalan raya Pacet dengan lokasi finis di depan kantor Kepolisian Sektor Pacet.

Karena berada di dekat garis finis, persimpangan ke arah Desa Sajen tersebut dipenuhi warga yang menonton karnaval dan peserta pawai yang telah melewati garis finis.

“(Lokasi) kejadian itu sekitar beberapa ratus dari finish. Kita bisa lihat, kegiatan karnaval berhentinya di sini, lalu kejadiannya di sebelah sana. Jadi (korban) itu penonton yang habis melihat kegiatan karnaval,” kata Kapolres Mojokerto AKBP Wahyudi, di Pacet, Kamis malam.

Akibat rem blong

Setelah kejadian itu, petugas dari Polsek Pacet maupun Satlantas Polres Mojokerto, melakukan pemeriksaan dan olah TKP, serta memeriksa keterangan pengemudi truk tangki dan beberapa orang saksi mata.

Dijelaskan Wahyudi, berdasarkan hasil pemeriksaan, kendaraan pengangkut air tersebut mengalami gagal fungsi pengereman saat berbelok ke arah Desa Sajen, di persimpangan Karlina.

Akibat kendaraan mengalami rem blong, truk tangki tersebut menabrak belasan penonton, sebuah motor matik serta sebuah mobil Avanza warna putih.

"Kejadian pukul 17.45 WIB. Pengakuan dari si sopir, waktu berbelok ke arah Desa Sajen, ada masalah di pengereman. Pengakuan dari sopir rem blong, setelah itu menabrak dua kendaraan," kata Wahyudi.

Tidak Ada Jejak Pengereman

Wahyudi mengungkapkan, pihaknya akan mendalami pengakuan pengemudi truk tangki terkait adanya kendala pengereman pada kendaraan yang dikemudikan.

Berdasarkan pemeriksaan di lokasi, ujar dia, petugas tidak menemukan adanya jejak pengereman di lokasi tertabraknya sebuah mobil dan motor, serta belasan penonton karnaval.

Baca juga: Kronologi Truk Tangki Tabrak Penonton Karnaval di Pacet Mojokerto, Diduga Rem Blong

“Hasil olah TKP memang tidak ada pengereman, cuma ada bekas terseret. Ini yang akan kita dalami, kenapa tidak mengerem, kenapa posisi persneling tidak gigi dua, ini akan ada proses tindak lanjuti,” ungkap Wahyudi.

Terkait kelayakan truk tangki, Wahyudi menyatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih dalam dengan mendatangkan ahli kondisi kendaraan.

Dua Korban Tewas

Disebutkan Wahyudi, korban akibat truk tangki mengalami rem blong sebanyak 15 orang. Rinciannya, sebanyak 2 korban meninggal di lokasi kejadian, 2 korban dirawat inap di RSUD Sumber Glagah.

Sedangkan untuk 11 korban lainnya yang mengalami luka ringan, diizinkan oleh petugas kesehatan untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Dua orang meninggal dunia di lokasi kejadian, dua orang masih dirawat di rumah sakit," ungkap Wahyudi.

Kedua korban adalah Anastasya (19), warga Dusun Bakalan, Desa Tempuran, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, serta Maria Ulfah (39), warga Dusun Kalen, Desa Kedung Gede, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.

Kronologi Kejadian

Wahyudi menjelaskan, peristiwa kecelakaan berawal dari truk tangki yang dikemudikan oleh Anton Dwi Aryatama (32), warga Asemrowo, Kota Surabaya, melaju dari arah selatan menuju ke arah Desa Sajen, Kecamatan Pacet.

Saat sampai di persimpangan dan berbelok ke kiri menuju ke arah Desa Sajen, kendaraan tersebut mengalami masalah pada pengereman.

Baca juga: Korban Truk Tangki Tabrak Penonton Karnaval di Pacet Mojokerto, 2 Tewas dan 13 Terluka

Sementara pada saat itu, banyak orang yang sedang berkerumun usai menyaksikan karnaval Agustusan yang digelar Kecamatan Pacet.

Dia menuturkan, lokasi kecelakaan bukan rute karnaval. Namun lokasi tersebut berada tidak jauh dari garis finis kegiatan karnaval.

Saat kejadian, penonton maupun peserta karnaval masih berkerumun di sekitar garis finis hingga ke simpang tiga ke arah Desa Sajen, Kecamatan Pacet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
'Speedboat' Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

"Speedboat" Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com