Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Mahasiswa Ormek UB Malang Diduga Dikeroyok, Satu Korban Lapor Polisi

Kompas.com - 21/08/2023, 06:41 WIB
Nugraha Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Dua anggota Organisasi Mahasiswa Eksternal Kampus (Ormek) di diduga dikeroyok depan Gerbang Veteran, Universitas Brawijaya (UB), Jalan Veteran, Kota Malang, Jawa Timur. Salah satu dari kejadian tersebut juga telah dilaporkan ke Polresta Malang Kota.

Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koorkom UB, M Raffy Nugraha mengatakan, dua anggota Ormek yang menjadi korban pengeroyokan yakni Imam Baihaki dan Tito Raja Sianturi. Dua peristiwa tersebut terjadi saat kegiatan sambut mahasiswa baru atau Samba oleh Ormek pada Rabu (16/8/2023), sore.

Diduga adanya pihak-pihak yang tidak suka terhadap keberadaan Ormek sehingga menimbulkan aksi pengeroyokan. Ormek yang tergabung dalam Aliansi Cipayung seperti HMI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengecam tindakan yang dilakukan oleh para pelaku.

Baca juga: 1.200 Mahasiswa Baru Fisip UB Galang Donasi untuk Sultan Rifat, Korban Jeratan Kabel

Raffy menjelaskan, organisasi yang tergabung dalam Aliansi Cipayung telah sah secara hukum. Hal itu berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 55 Tahun 2018 tentang Pembinaan Ideologi Pancasila Dalam Kegiatan Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi Negeri.

"Selain itu, legalitas masing-masing organisasi diperkuat dengan adanya SK Kementerian Hukum dan HAM dalam pendirian masing-masing organisasi," kata Raffy pada Minggu (20/8/2023).

Sebagai informasi, Imam Baihaki merupakan mahasiswa Fakultas Hukum UB angkatan 2019. Sedangkan Tito Raja Sianturi merupakan mahasiswa Fakultas Vokasi UB angkatan 2019.

Raffy menyampaikan, kejadian yang dialami oleh Imam Baihaki telah dilaporkan ke Polresta Malang Kota dan telah menjalani visum.

Aliansi Cipayung tetap melanjutkan proses hukum yang ada, meskipun sudah ada dua pelaku pemukulan yang mengaku dan meminta maaf.

"Sampai saat ini baru dua orang yang mengakui perbuatannya. Padahal Mas Imam dikeroyok 15 sampai 20 orang. Permintaan maaf bagi kami tidak dapat membatalkan proses hukum," katanya.

Sedangkan, untuk kejadian yang dialami oleh Tito belum dilaporkan ke kepolisian karena adanya persoalan keluarga.

"Untuk Mas Tito tadinya mau laporan juga, namun ada persoalan keluarga Mas Tito yang sedang berduka, jadi kami menghargai Mas Tito dan keluarga," katanya.

Selain itu pihaknya juga telah melaporkan kejadian tersebut ke Komisi Etik UB dan bersurat ke Dekan Fakultas Teknik dan Wakil Rektor 3. Hal itu bertujuan supaya pihak kampus tidak menutup mata dan ikut menangani kejadian tersebut.

"Pihak Universitas harus menindak tegas para pelaku premanisme, pengeroyokan, rasisme, dan lainnya. Karena kalau hal ini dibiarkan oleh pihak kampus, maka saya khawatir budaya/ kultur seperti tersebut bisa dinormalisasi," katanya.

Kronologi kejadian

Peristiwa yang dialami Imam Baihaki bermula saat ia mengibarkan bendera PMII di tengah-tengah kerumunan massa sekitar pukul 16.17 WIB. Tidak lama kemudian, bendera tersebut tiba-tiba ditarik oleh 2 sampai 3 orang yang tidak dikenal.

Imam Baihaki mendatangi orang-orang dan menanyakan siapa yang telah menarik bendera PMII, dan alasannya apa. Akibatnya terjadilah perdebatan antara Imam dan orang-orang tersebut.

Kemudian, Imam Baihaki tiba-tiba mendapat pukulan di wajah bagian kiri oleh pelaku yang berada di belakangnya atau sisi kirinya. Pemukulan itu diikuti oleh 10 hingga 15 pelaku lainnya. Kondisi Imam Baihaki yang terdesak tidak bisa melakukan pembelaan.

"Mas Imam menerima pukulan paling banyak ke bagian kepala dan wajah, baju dan badannya ditarik dengan brutal sehingga robek dan badan Mas Imam tersungkur ke belakang mengenai pagar hitam. Ketika Mas Imam tersungkur dan terpojok di pagar, posisinya terus dikeroyok dan dipukuli oleh massa," katanya.

Selanjutnya, Imam Baihaki dipisahkan dari kerumunan massa dan diamankan ke Markas Komando Keamanan (Mako) UB.

Hal serupa juga dialami anggota Ormek dari GMKI, yakni Tito Raja Sianturi sekitar pukul 17.30 WIB di tempat yang sama. Hal itu berawal saat Tito menerima informasi soal adanya kelompok yang merobek brosur dan dinilainya sudah menurunkan harga diri organisasi.

Kemudian, Tito menuju pelaku perobekan untuk menanyakan secara baik-baik perihal tindakan tersebut. Namun, pelaku tidak terima perlakuan Tito tersebut.

Baca juga: Kronologi Puluhan Mahasiswa Baru UPN Yogyakarta Keracunan Massal Saat Ikuti Outbound Kampus

 

Selanjutnya, sekitar 20 orang yang merupakan teman pelaku menghampiri dan mengintimidasi Tito.

"Setelah berdebat, pada akhirnya Mas Tito di dorong tepat di depan pamflet putih di sebelah kiri warung biru dan langsung terjadi pemukulan dan pengeroyokan kepada yang bersangkutan di sebelah rahang kanan dan menyisakan goresan leher kanan," kata Raffy.

Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Eko Novianto mengatakan, laporan Aliansi Cipayung UB sudah diterima oleh kepolisian. Saat ini polisi masih menyelidiki dugaan pengeroyokan tersebut.

"Benar ada laporannya dan masih proses penyelidikan," kata Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Bupati Kediri Bantu Adit Bocah Putus Sekolah karena Merawat Orangtua Stroke

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Gempa Malang Terasa sampai Banyuwangi, Warga Tak Tidur karena Takut Gempa Susulan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Polisi Madiun Sebut Bentrok Antar-pemuda Terjadi di 3 Lokasi

Surabaya
2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

2 Anggota DPRD Madiun Mangkir Pemeriksaan dalam Kasus Dugaan Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 M

Surabaya
Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Duduk Perkara Guru di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Murid Cedera di Sekolah, Tak Ada di Kelas Saat Kejadian

Surabaya
Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Bawaslu Jatim Sebut Caleg DPD Kondang Kusumaning Ayu Langgar Ketentuan Pencalonan, Ini Penyebabnya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Gempa M 5,3 Kabupaten Malang, Warga Terbangun dari Tidur dan Berlari ke Luar Rumah

Surabaya
17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

17 Calon Haji Embarkasi Surabaya Batal Berangkat, Ada yang Diturunkan dari Pesawat karena Sesak Napas

Surabaya
Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Fakta Pabrik Ekstasi dan Pil Koplo di Surabaya, Pelaku Sindikat Lapas serta Sasar Masyarakat Menengah ke Bawah

Surabaya
Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Video Kapolsek di Bojonegoro Dipergoki Anak dan Istri Saat Selingkuh, Kapolres: Kami Cek

Surabaya
Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Gempa M 5,3 Guncang Kabupaten Malang

Surabaya
Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Gunung Raung, Pemilik Kaldera Terbesar Kedua di Indonesia

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com