Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pamekasan Keluhkan Aliran Air PDAM Mati 15 Hari, Terpaksa Pakai Air Keruh

Kompas.com - 09/08/2023, 18:41 WIB
Taufiqurrahman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Puluhan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur mengaku sudah 15 hari tidak mendapatkan aliran air bersih.

Keluhan tersebut muncul dari warga di Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Pamekasan, dan Kelurahan Barurambat Timur, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Baca juga: Dirut PDAM Kota Kendari Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Pompa Baru

Salah satu warga Kelurahan Jungcangcang, Sri Wahyuning mengatakan, persoalan macetnya aliran air sudah disampaikan kepada pihak manajemen PDAM. Namun sampai saat ini, warga mengklaim, belum ada solusi atas persoalan tersebut. 

"Keluhan kami sudah disampaikan kepada petugas PDAM di lapangan. Tapi tidak ada solusi sampai setengah bulan," kata Sri Wahyuning, Rabu (9/8/2023). 

Baca juga: DPRD Pamekasan Temukan Obat Kedaluwarsa Masih Disimpan di Puskesmas

Sri menambahkan, petugas PDAM menawarkan kepadanya agar menyedot langsung ke pipa utama PDAM. Namun tawaran itu ditolaknya. Sebab hal tersebut bisa merusak jaringan pipa yang sudah ada dan hasilnya tidak maksimal. 

"Ada tetangga yang sedot langsung ke pipa PDAM, tapi tetap juga tidak lancar. Bahkan saat ini juga macet tidak mengalir," terang Sri. 

Baca juga: Terungkap, Air Sungai di Pamekasan Jadi Merah karena Terkontaminasi Pewarna Batik

Satu-satunya solusi agar bisa mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, Sri dan warga lainnya harus membeli air bersih melalui tangki. Tetapi menurutnya, air yang disuplai PDAM menggunakan tangki kondisinya keruh. 

"Kami trauma air kiriman tangki PDAM karena keruh. Kalau mau dipakai, harus diendapkan 24 jam," imbuhnya. 

Warga perumahan Genteng Kali, Kelurahan Barurambat Timur, Hendra Aminollah mengaku harus mengeluarkan belanja tambahan untuk memenuhi kebutuhan air di rumahnya.

Selama 15 hari, keluarga Hendra sudah menghabiskan 4 tangki air. 

"Untuk mandi dan mencuci pakai air tangki. Kalau untuk masak dan minum, harus membeli air mineral isi ulang. Belanja keluarga saya membengkak selama setengah bulan ini," ungkap Hendra. 

Baca juga: Warna Air Sungai di Pamekasan Jadi Merah Pekat, Begini Penjelasan DLH

Pelaksana Tugas Direktur PDAM Pamekasan, Muharram meminta maaf atas macetnya aliran air PDAM yang memakan waktu yang lama.

Menurutnya, persoalan di lapangan di antaranya karena banyak pelanggan yang menyedot langsung ke pipa utama PDAM sehingga aliran air pelanggan yang berada di hilir tidak lancar. 

"Problem lainnya karena mesin PDAM ada yang rusak dan kondisi pipa yang tersumbat karena banyak yang tertutup endapan karang air," terang Muharram. 

Baca juga: Kasus Air Sungai Berwarna Merah, 6 Perajin Batik di Pamekasan Diperiksa Polisi

Pria yang juga menjabat sebagai Kepala dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Pamekasan ini mengungkapkan, saat ini masih dilakukan proses perubahan jadwal buka tutup aliran air ke beberapa lokasi.

"Pelanggan harap sabar dulu. Kami akan dropping pakai tanki. Kalau airnya keruh, kami ganti yang bersih," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Ledakan Serbuk Petasan di Ponorogo yang Lukai 3 Warga, Dipicu Rokok

Kronologi Ledakan Serbuk Petasan di Ponorogo yang Lukai 3 Warga, Dipicu Rokok

Surabaya
Ledakan Dipicu Serbuk Petasan Terjadi di Ponorogo, 3 Orang Luka-luka

Ledakan Dipicu Serbuk Petasan Terjadi di Ponorogo, 3 Orang Luka-luka

Surabaya
Mantan Wabup Lumajang Daftar Bacabup di Kantor PDI-P

Mantan Wabup Lumajang Daftar Bacabup di Kantor PDI-P

Surabaya
Cegah DBD, Petugas Rutin Lakukan 'Fogging' di Asrama Haji Surabaya

Cegah DBD, Petugas Rutin Lakukan "Fogging" di Asrama Haji Surabaya

Surabaya
Pasangan Muda-mudi Mesum di Taman Kota Sumenep, Satpol PP Perketat Pengawasan

Pasangan Muda-mudi Mesum di Taman Kota Sumenep, Satpol PP Perketat Pengawasan

Surabaya
Balon Udara Berisi Petasan Meledak di Ponorogo, Terduga Pelaku Coba Hilangkan Barang Bukti

Balon Udara Berisi Petasan Meledak di Ponorogo, Terduga Pelaku Coba Hilangkan Barang Bukti

Surabaya
Oknum Polisi di Surabaya Ditangkap atas Kasus Penipuan dan Penggelapan

Oknum Polisi di Surabaya Ditangkap atas Kasus Penipuan dan Penggelapan

Surabaya
Kisah Eko, 20 Tahun Mengabdi untuk Tagana Lumajang, Pernah Tak Pulang 2 Bulan

Kisah Eko, 20 Tahun Mengabdi untuk Tagana Lumajang, Pernah Tak Pulang 2 Bulan

Surabaya
Gedung Sekolah Diklaim Milik Orang, Murid TK di Lumajang Numpang Belajar di Rumah Warga sejak 6 Bulan Terakhir

Gedung Sekolah Diklaim Milik Orang, Murid TK di Lumajang Numpang Belajar di Rumah Warga sejak 6 Bulan Terakhir

Surabaya
Sederet Fakta Fortuner Masuk Jurang di Kawasan Bromo, 4 Orang Tewas, Diduga Melaju dengan Kecepatan Tinggi

Sederet Fakta Fortuner Masuk Jurang di Kawasan Bromo, 4 Orang Tewas, Diduga Melaju dengan Kecepatan Tinggi

Surabaya
Ahmad Dhani Masuk Bursa Pilkada Surabaya 2024 dari Gerindra

Ahmad Dhani Masuk Bursa Pilkada Surabaya 2024 dari Gerindra

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 15 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
PKB Usung Seorang Kades Maju di Pilkada Jombang

PKB Usung Seorang Kades Maju di Pilkada Jombang

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com