Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Direhab meski Disurvei 2 Tahun Lalu, Rumah Tukang Tambal Ban Akhirnya Roboh

Kompas.com - 05/08/2023, 10:58 WIB
Sukoco,
Farid Assifa

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com -  Pujiono (74) warga, Desa Tambakromo, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang bekerja sebagai tukang tambal ban di jalan desanya terlihat mengawasi sejumlah warga yang sibuk mememperbaiki rumah sederhana miliknya yang sebagian atap dan dindingnya roboh lantaran sudah lapuk.

Dia mengaku tetangganya prihatin dengan keberadaan rumah Mbah Pujiono yang dinding dan atap rumahnya tiba-tiba ambruk pada Kamis (3/8/2023) sekitar pukul 02.00 WIB.

Saat kejadian dia mengaku sedang tiduran di salah satu kamar sambil mendengarkan radio yang menyiarkan wayang kulit.

“Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba atap rumah langsung ambrol. Saya kaget dan langsung melihat kondisi dua anak saya dan istri,” ujarnya ditemui di rumahnya, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Perahu Diterjang Ombak, 8 Nelayan Kepri Hanyut ke Malaysia dan Diselamatkan

Meski sempat tertimpa reruntuhan rumahnya malam itu, namun Pujiono hanya mengalami luka ringan.

Pujiono buru-buru melihat kedua anak dan istrinya yang saat itu ikut tertimpa reruntuhan atap dan dinding rumah.

Ketiga orang yang disayanginya tersebut tak mengalami luka berat.

“Mereka tertimpa kayu dan genting, tapi alhamdulillah semua selamat. Anak saya 2, ada yang lulus skeolah, ada yang masih SMP," imbuhnya.

Tukang tambal ban.

Pujino mengaku rumah yang atap dan dindingnya ambruk tersebut dibangun sejak tahun 2006 lalu.

Sejak didirikan, Pujiono mengaku tak mampu memperbaiki kondisi rumahnya yang kayu penyangga atap rumah sudah mulai lapuk.

Penghasilannya dari pekerjaan menambal ban hanya cukup untuk menutup kebutuhan sehari-hari.

“Nambal ban itu penghasilannya tidak mesti, kadang Rp 20.000 kadang Rp 30.000. Kalau ramai paling Rp 50.000. Cukup ndak cukup ya dicukup-cukupin,” katanya.

Meski mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), namun kondisi kesehatannya yang sedang stroke membuat penghasian tak seberapa dari tambal ban semakin membuat kehidupan Pujiono menyedihkan.

Untuk memperbaiki atap dan dinding rumah yang ambrol, Pujiono mengaku terpaksa mengutang ke tetangga.

“Ini kena stroke. Kalau untuk perbaikan ditolong warga, untuk kebutuhan perbaikan ya ngutang kayak paku, kayu, terpaksa ngutang,” ucapnya.

Janji dibedah 2 tahun lalu

Kondisi perekonomian yang hanya mengandalkan dari pekerjaan menambal ban membuat pemerintah desa sempat mengusulkan rumah Mbah Pujiono untuk direhab dalam program bedah rumah tidak layak huni tahun 2021 lalu.

Sayangnya hingga atap dan dinding ambrol, rumahnya belum tersentuh program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

“Harapannya pemerintah membantu membangunkan, agar segera bisa dihuni. Kalua WC sudah ada,” katanya.

Baca juga: Potongan Tubuh Manusia Dalam 2 Karung, Diduga Dimutilasi 2 Minggu Lalu

Sementara itu, Kepala Desa Tambakromo, Mokhamad Suhadi, mengatakan, rumah Pujiono sempat diusulkan untuk mendapat bantuan program RTLH 2 tahun lalu melalui Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Ngawi.

Terkait usulan tersebut, dinas terkait bahkan telah melakukan survei ke rumah Mbah Pujiono.

“Sudah disurvei namun tidak ada kelanjutannya karena anggaran di desa untuk RTLH diprioritaskan pada rumah yang kondisinya lebih parah," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Surabaya
Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Surabaya
Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Surabaya
Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Surabaya
Ayah dan Anak di Probolinggo Aniaya Saudara sampai Kritis, Dipicu Masalah Sertifikat Tanah

Ayah dan Anak di Probolinggo Aniaya Saudara sampai Kritis, Dipicu Masalah Sertifikat Tanah

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com