Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Temuan Mayat Perempuan Dalam Karung di Kediri, Diduga Masih Hidup Saat Dibuang

Kompas.com, 11 Juli 2023, 09:43 WIB
Riska Farasonalia

Editor

KOMPAS.com - DL (20), seorang perempuan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur ditemukan tewas di areal persawahan pinggir jalan raya Desa Bulu Pasar, Kecamatan Pagu pada Sabtu (8/7/2023).

Korban ditemukan dalam kondisi terbungkus karung plastik berwarna putih oleh S (39) pemilik sawah yang tengah mencari rumput sekitar pukul 08.00 WIB.

Awalnya, S mengira karung tersebut berisi batok kelapa. Namun, dia penasaran lantaran mencium bau busuk di sekitar lokasi kejadian.

Baca juga: Sosok Perempuan yang Ditemukan Tewas dalam Karung di Kediri, Dikenal Mandiri

Lantas, dia merobek karung tersebut dan kaget saat melihat kaki manusia di dalamnya.

Dua hari sebelum ditemukan S, H, seorang warga lainnya, menemukan karung itu di dalam saluran irigasi.

H yang tak menyadari karung itu berisi mayat, lalu memindahkannya ke pematang sawah karena mengganggu aliran air.

Berikut fakta-fakta terkait penemuan mayat yang diduga korban pembunuhan tersebut:

1. Kondisi tangan dan kaki terikat

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor ( Polres) Kediri Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rizkika Putra Atmada mengatakan, korban merupakan seorang perempuan asal Desa Bangle, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

"Berinisial DL (20), warga Desa Bangle, Kecamatan Ngadiluwih," kata dia, Sabtu (8/7/2023).

Dia menegaskan kondisi jenazah korban di dalam karung warna putih tersebut masih utuh atau tidak termutilasi.

Posisinya meringkuk dengan kondisi tangan dan kaki terikat.

"Kondisinya terikat. Bukan mutilasi," lanjut dia.

2. Luka di bagian kepala

Dari hasil pemeriksaan pihak kepolisian, juga ditemukan luka di bagian kepala korban. Polisi menduga korban masih hidup saat dibuang.

Rizkika menjelaskan, luka di kepala tersebut terjadi karena benturan namun hal itu tidak menjadi penyebab utama kematiannya.

"Hasil resume sementara bahwa korban mengalami luka di bagian kepala akibat benturan, tetapi tidak menyebabkan kematian," ujar dia, Senin (10/7/2023).

Selain itu, pemeriksaan toxicology juga dilakukan di laboratorium Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk mencari kemungkinan adanya racun pada tubuh korban.

3. Penyebab kematian gagal napas

Selanjutnya, polisi mengungkap faktor utama penyebab kematian korban adalah terjadinya gagal napas akibat masuknya air ke dalam paru-paru.

"Penyebab kematian korban akibat lemas karena adanya aliran air yang masuk ke bagian paru-paru," lanjut dia.

Polisi juga masih melakukaan pendalaman terkait adanya dugaan pemerkosaan terhadap korban.

Hingga kini, kata Rizkika, penyelidikan masih terus berlangsung untuk mengungkap pelaku pembunuhannya maupun motif yang mendasarinya.

Baca juga: Mayat Dalam Karung di Kediri dan Kecurigaan Keluarga pada Ayah Korban

4. Kerap dimarahi sang ayah

Pihak keluarga korban berharap kasus dugaan pembunuhan itu segera terungkap.

Suprianto, paman korban mengatakan, keluarga menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada kepolisian dan berharap segera terungkap pelakunya.

"Harapannya cepat ketemu (terungkap pelakunya). Terus kalau ketemu agar dihukum setimpal sesuai hukum yang berlaku," ujar dia, Senin (10/7/2023).

Pihaknya tidak menampik bahwa keluarga mencurigai SP, yang merupakan ayah kandung korban, sebagai pelaku pembunuhan itu.

Dugaan itu karena SP merupakan orang terakhir yang membawa pergi korban.

"Kemungkinan ya bapaknya, karena yang membawa pergi adalah bapaknya," lanjutnya.

Dugaan itu juga dihubungkan dengan perangai keseharian SP yang kerap memarahi korban.

Bahkan, SP yang jarang pulang ke rumah itu juga kerap meminta uang.

Apalagi, hingga saat ini, dalam situasi berdukacita, SP tidak pernah pulang sehingga tidak diketahui lagi keberadaannya.

"(Bapaknya) Belum ditemukan." pungkas dia.

5. Dijemput sang ayah

Kepala Desa Bangle, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur Winarno mengungkapkan, warga sempat melihat korban di rumahnya pada Rabu (4/7/2023) malam.

Saat itu korban diduga dijemput oleh ayahnya, SP menggunakan motor.

Setelah itu, korban menghilang dan akhirnya ditemukan di dalam karung di Desa Pagu pada Sabtu (8/7/2023).

Usai penemuan mayatnya, kata dia, semua anggota keluarga korban telah dimintai keterangan polisi kecuali SP.

"(SP) belum ketemu, masih dicari," lanjut dia.

Namun Winarno berharap masyarakat menahan diri untuk tidak berspekulasi dan mempercayakan kasus tersebut ke polisi.

Baca juga: Kasus Mayat dalam Karung di Kediri, Dugaan Pemerkosaan Didalami

6. Sosok korban

Dia mengatakan, semasa hidupnya, DL dikenal sebagai sosok yang baik dan mandiri.

"Meski baru lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), DL sudah hidup mandiri dengan bekerja sebagai penjaga konter ponsel di desa tetangga," kata dia, Minggu (10/7/2023).

Winarno mengatakan, jenazah korban dimakamkan di pemakaman desa setempat.

"Setelah otopsi tadi malam itu langsung dibawa pulang, lalu dimakamkan," ungkap dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim | Editor Khairina, Pythag Kurniati, Krisiandi, Andi Hartik)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau