"Ketika diterjang ke barat ini, saya melihat tubuh mengenakan baju hitam. Saya sempat mengangkat kakinya. Saya tidak tahu ia siapa. Yang pasti ia perempuan dan sudah meninggal," ujarnya.
"Apabila saya membawa beban tubuh pastinya tidak memungkinkan, di tengah arus yang keras seperti itu," katanya.
Ia terus berjuang tetap bisa bertahan di tengah laut. Beberapa kali ia melihat nelayan yang sedang memancing, lalu berteriak minta tolong. Namun, suaranya tidak terdengar.
"Berselang beberapa waktu saya menemukan tumpukan sampah mengapung. Di tengah sampah itu terdapat kayu besar. Akhirnya saya ambil dan terus saya pegang untuk membantu saya mengapung," kata Pendik.
9 jam lebih di lautan
Pendik terus berusaha terapung di tengah laut sampai petugas SAR Pantai Selatan datang menolongnya sekitar pukul 17.30 WIB. Artinya ia telah mengapung sekitar 9 jam lebih sejak kejadian.
"Saya bukan pemandu wisata. Tapi saya panitia acara dalam kegiatan wisata mahasiswa Universitas Brawijaya ini," jelasnya.
Kini, personel gabungan masih siaga untuk mencari empat korban lain. Personel gabungan Kepolisian, TNI, SAR, relawan, dan warga sekitar 90 orang.
"Kendala pencarian adalah cuaca hujan dan ombak tinggi," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak lima orang diduga terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang, Desa Sumber Bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (8/7) pagi. Empat di antaranya ialah mahasiswa Universitas Brawijaya Malang.
Sedangkan dua orang ialah mahasiswa warga negara asing (WNA).
Kapolsek Bantur, AKP Slamet Subagyo mengatakan kedua WNA itu adalah Jana Olivia asal negara Swiss, dan Brieva Ramirez asal Spanyol.
Sementara tiga orang lainnya, adalah Pendik, Bayu, dan Made Indra. Mereka diduga adalah mahasiswa serta pemandu wisata.
Baca juga: Detik-detik Banjir Besar Rusak Jembatan Penghubung Lumajang-Malang, Warga: Suaranya Bergemuruh
"Peristiwa itu terjadi Sabtu sekitar pukul 08.00 WIB, terjadi laka laut dimana korban terseret ombak di Pantai Jembatan Panjang," kata Slamet saat ditemui, Sabtu.
Kejadian itu bermula saat kedua korban WNA melakukan aktifitas surfing dan berenang di Pantai Jembatan Panjang. Namun, dua WNA tersebut tidak bisa menepi dan tersangkut di tengah pulau.
"Kemudian, tiga orang lainnya yakni Made Indra, Bayu dan Pendik berniat untuk membantu dua WNA itu. Namun, pada saat yang bersamaan datang ombak besar dan mereka semua terseret ombak," tuturnya.
Mereka sebelumnya berangkat dari wilayah Kota Malang untuk berwisata pada Jumat (7/7) dan tiba di Panti Jembatan Panjang kurang lebih pukul 17.30 WIB, bersama rombongan sebanyak 29 orang yang terdiri dari 17 WNA dan 12 WNI.
Di Pantai Jembatan Panjang tersebut, rombongan bermalam menggunakan tenda yang telah disiapkan.
"Pada keesokan harinya, Sabtu (8/7/2023) sejumlah wisatawan dalam rombongan tersebut berenang dan surfing di Pantai Jembatan Panjang. Saat itulah, dua korban WNA tenggelam, lalu disusul 3 orang WNI yang hendak menolong," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.