Kepala kerbau tersebut dipikul oleh sekelompok pemuda setempat, dengan iringan tabuhan gamelan sederhana.
Setelah tiba di lokasi, bupati Trenggalek melempar kepala kerbau tersebut ke kedung Dam Bagong dari atas.
Di kedung, sudah banyak warga yang siap berebut mendapatkan kepala kerbau tersebut.
Begitu kepala kerbau dilempar ke kedung dam Bagong, secara serentak sejumlah warga ikut masuk ke air untuk berebut kepala kerbau.
Selama kegiatan berlangsung, sejumlah petugas keamanan menjaga jalannya prosesi. Ada pula yang mengawasi masyarakat agar tetap aman.
"Jadi tidak ada yang tertinggal di aliran sungai. Sebenarnya upacara adat ini adalah sedekah untuk masyarakat. Jadi dagingnya dimakan lagi oleh masyarakat," terang Nur Arifin.
Bupati menginginkan, Dinas Pengairan melakukan pemeriksaan dan perawatan berkala.
Sebab, Dam Bagong tersebut tidak hanya mengaliri sawah yang ada di perkotaan, namun juga hingga kecamatan Pogalan, dan seterusnya.
"Cita-cita besarnya proyek strategis nasional itu mereplikasi atau membesarkan Dam Bagong, Dengan Bendungan Bagong yang nanti ada di Desa Sumurup. Nah ini perjuangan Menak Sopal zaman dulu dengan Menak Sopal zaman kini dan untuk Menak Sopal zaman kini itu ya kita semua," ujar Nur Arifin.
"Mari kita doakan pembangunan Bendungan Bagong yang saat ini dilaksanakan, masyarakat di sana juga yang mengikhlaskan bahwa kegiatan di sana bisa berjalan semoga diberi rezeki yang melimpah, kesabaran, dan juga yang mengerjakan bisa tepat waktu dan semoga bisa segera termanfaatkan," ujar Nur Arifin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.