Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Desa Krisis Air Bersih di Mojokerto, Pemkab Siapkan 443 Tangki untuk Suplai Air

Kompas.com - 13/06/2023, 09:30 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Tiga desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, rawan krisis air bersih. Pemerintah Kabupaten Mojokerto telah menyiapkan 443 tangki air untuk menyuplai kebutuhan air bersih di tiga desa tersebut.

Adapun desa yang rawan dilanda krisis air bersih itu yakni Desa Manduro Manggung Gajah dan Desa Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro, serta Desa Duyung di Kecamatan Trawas.

“Tiga desa krisis air bersih, yaitu di Desa Kunjorowesi, Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro serta Dusun Duyung, Kecamatan Trawas,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Djoko Supangkat, Senin (12/6/2023).

Baca juga: Musim Kemarau, 7 Kecamatan di Mojokerto Rawan Kekeringan dan Kebakaran Hutan

Suplai air bersih ke tiga desa tersebut dilakukan secara bertahap sejak Senin (12/6/2023).

Djoko mengatakan, hingga satu setengah bulan ke depan, Desa Kunjorowesi mendapatkan suplai air sebanyak 179 tangki, sedangkan Desa Desa Manduro dan Desa Duyung, masing-masing akan mendapatkan droping air sebanyak 132 tangki.

"Totalnya ada 443 tangki untuk menyuplai kebutuhan air bersih untuk tiga desa. Itu dibagi untuk tiga desa,” kata Djoko.

Baca juga: Motif Pembunuhan Mahasiswi Ubaya Dalam Koper di Mojokerto, Diduga akibat Hubungan Asmara

Menurutnya, jumlah warga yang terdampak krisis bersih, yakni Desa Duyung sekitar 831 jiwa atau 277 KK, Desa Kunjorowesi sekitar 1.635 warga, serta Desa Manduro sekitar 2.142 warga.

Djoko menjelaskan, penyediaan air bersih untuk menyuplai air bersih ke desa tersebut diperoleh dari APBD Kabupaten Mojokerto.

Jika nantinya kapasitas yang disediakan telah habis namun krisis air bersih masih berlangsung, pihaknya akan menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) dalam status tanggap darurat bencana.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 7 kecamatan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dipetakan sebagai daerah rawan bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada musim kemarau 2023.

Hasil pemetaan tersebut tertuang dalam surat keputusan Bupati Mojokerto Nomor 188.45/176/HK/416-012 tentang status tanggap darurat bencana kekeringan dan Karhutla yang berlaku pada 1 Juni hingga 31 Oktober 2023.

Baca juga: Kasus Mayat Dalam Koper di Mojokerto, Korban Pamit ke Kampus lalu Menghilang

Ketujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Ngoro, Kecamatan Trawas, Kecamatan Pacet, Kecamatan Gondang, Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Kemlagi dan Kecamatan Dawarblandong.

Status tanggap darurat bencana untuk 7 kecamatan tersebut merujuk pada hasil kajian Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, terkait prakiraan iklim di Jawa Timur pada April hingga Juni 2023.

Status tanggap darurat bencana tersebut ditandatangani pada 9 Juni 2023 oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, berlaku pada 1 Juni hingga 31 Oktober 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
'Speedboat' Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

"Speedboat" Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Sejarah Kerajaan Singasari: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas Sejauh 3 Kilometer

Surabaya
Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Bayi Laki-laki Ditemukan di Teras Rumah Warga, Banyak Rumput Menempel di Tubuhnya

Surabaya
Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Kisah Nenek Penjual Bunga Tabur di Lumajang Menabung Belasan Tahun demi Naik Haji

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com