MOJOKERTO, KOMPAS.com - Tiga desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, rawan krisis air bersih. Pemerintah Kabupaten Mojokerto telah menyiapkan 443 tangki air untuk menyuplai kebutuhan air bersih di tiga desa tersebut.
Adapun desa yang rawan dilanda krisis air bersih itu yakni Desa Manduro Manggung Gajah dan Desa Kunjorowesi di Kecamatan Ngoro, serta Desa Duyung di Kecamatan Trawas.
“Tiga desa krisis air bersih, yaitu di Desa Kunjorowesi, Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro serta Dusun Duyung, Kecamatan Trawas,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Djoko Supangkat, Senin (12/6/2023).
Baca juga: Musim Kemarau, 7 Kecamatan di Mojokerto Rawan Kekeringan dan Kebakaran Hutan
Suplai air bersih ke tiga desa tersebut dilakukan secara bertahap sejak Senin (12/6/2023).
Djoko mengatakan, hingga satu setengah bulan ke depan, Desa Kunjorowesi mendapatkan suplai air sebanyak 179 tangki, sedangkan Desa Desa Manduro dan Desa Duyung, masing-masing akan mendapatkan droping air sebanyak 132 tangki.
"Totalnya ada 443 tangki untuk menyuplai kebutuhan air bersih untuk tiga desa. Itu dibagi untuk tiga desa,” kata Djoko.
Baca juga: Motif Pembunuhan Mahasiswi Ubaya Dalam Koper di Mojokerto, Diduga akibat Hubungan Asmara
Menurutnya, jumlah warga yang terdampak krisis bersih, yakni Desa Duyung sekitar 831 jiwa atau 277 KK, Desa Kunjorowesi sekitar 1.635 warga, serta Desa Manduro sekitar 2.142 warga.
Djoko menjelaskan, penyediaan air bersih untuk menyuplai air bersih ke desa tersebut diperoleh dari APBD Kabupaten Mojokerto.
Jika nantinya kapasitas yang disediakan telah habis namun krisis air bersih masih berlangsung, pihaknya akan menggunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) dalam status tanggap darurat bencana.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 7 kecamatan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dipetakan sebagai daerah rawan bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada musim kemarau 2023.
Hasil pemetaan tersebut tertuang dalam surat keputusan Bupati Mojokerto Nomor 188.45/176/HK/416-012 tentang status tanggap darurat bencana kekeringan dan Karhutla yang berlaku pada 1 Juni hingga 31 Oktober 2023.
Baca juga: Kasus Mayat Dalam Koper di Mojokerto, Korban Pamit ke Kampus lalu Menghilang
Ketujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Ngoro, Kecamatan Trawas, Kecamatan Pacet, Kecamatan Gondang, Kecamatan Jatirejo, Kecamatan Kemlagi dan Kecamatan Dawarblandong.
Status tanggap darurat bencana untuk 7 kecamatan tersebut merujuk pada hasil kajian Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, terkait prakiraan iklim di Jawa Timur pada April hingga Juni 2023.
Status tanggap darurat bencana tersebut ditandatangani pada 9 Juni 2023 oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, berlaku pada 1 Juni hingga 31 Oktober 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.