GRESIK, KOMPAS.com - Ketakutan yang kerap dirasakan para kepala desa (kades) ketika menghadapi oknum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan wartawan abal-abal, menjadi perhatian serius Dandim 0817 Gresik Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar.
Pasalnya, oknum tersebut disinyalir kerap mencari-cari kesalahan yang berujung pada permintaan sejumlah uang. Oleh karena itu, Dandim 0817 Gresik bersama beberapa personel terjun langsung mendatangi beberapa desa di Gresik untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada para kades.
Dandim 0817 Gresik sudah mengambil langkah tegas guna menginstruksikan kepada para Babinsa membantu para kades menghadapi oknum LSM dan wartawan abal-abal tersebut, bila mereka terindikasi melakukan intimidasi, ancaman hingga pemerasan.
Baca juga: Peras Kades Rp 10 Juta, 3 Anggota LSM di Bojonegoro Ditangkap
Babinsa diinstruksikan oleh Dandim 0817 Gresik agar rajin menyambangi balai desa tempat bertugas sebagai antisipasi kejadian tersebut.
Termasuk, menginstruksikan kepada para Babinsa membantu menyerahkan kepada aparat kepolisian untuk dilakukan proses lebih lanjut bila ada oknum yang terbukti memeras kades.
"Dengan mengaku sebagai wartawan sangat mungkin pejabat di tingkat desa akan kena mental, dengan begitu akan memperdayai pejabat di tingkat desa. Maka kami selalu mengimbau jangan takut, hadapi mereka dengan tegas," ujar Dandim 0817 Gresik Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar saat berkunjung di Balai Desa Bunderan di Kecamatan Sidayu, Senin (29/5/2023).
Selain berkunjung ke Desa Bunderan dengan mengendarai motor trail Dandim 0817 Gresik menyempatkan untuk berkunjung ke Desa/Kecamatan Bungah dan Desa Sembayat yang berada di Kecamatan Manyar.
Saleh meminta para kades untuk tidak takut intimidasi yang dilancarkan oleh gerombolan dengan mengatasnamakan LSM dan wartawan abal-abal, dengan dalih bakal memviralkan proyek yang sedang dikerjakan karena dianggap ada kesalahan dan korupsi.
"Mereka sengaja melakukan framing agar seolah tindakannya benar. Kita sudah melakukan audiensi dengan para kades di wilayah (Gresik) selatan, ada kades yang mengaku telah mengirim uang," kata Saleh.
Saleh menyebut, tindakan seperti itu (intimidasi, ancaman dan pemerasan) bukanlah bagian dari dunia kerja media yang sesungguhnya.
Sebab, Saleh meyakini, aksi seperti itu tidak mungkin dilakukan oleh seorang profesional di dunia media pemberitaan yang telah diatur kode etik jurnalistik.
"Kami dan pers sama-sama memiliki tanggung jawab terhadap kondisi sosial kemasyarakatan jika dibutuhkan. Saat ini, kita sudah waktunya turun gunung dengan teman-teman wartawan," ucap Saleh.
Saleh menyebut, dirinya rela berkunjung ke beberapa desa lantaran geram dengan ulah oknum LSM maupun wartawan abal-abal yang kerap datang, dan tak jarang melakukan intimidasi, ancaman hingga terkadang berujung pada tindak pemerasan.
"Berawal laporan kepala-kepala desa, akhirnya kami cek di lapangan dan ternyata benar adanya, kepala desa bahkan sampai resah. Setelah berkoordinasi, kami sudah instruksikan seluruh jajaran untuk turun membantu kepala desa,” tutur Saleh.
Saleh menyatakan, telah menjalin komunikasi dengan jajaran Kodam dan Korem, terkait aksi oknum LSM dan wartawan abal-abal yang dinilai cukup meresahkan di Gresik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.