Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Warga di Tuban Menembok dan Menutup Akses Rumah Tetangga

Kompas.com, 23 Mei 2023, 14:06 WIB
Hamim,
Krisiandi

Tim Redaksi

TUBAN, KOMPAS.com - Perselisihan keluarga Tinah dan Nutri Sulis, warga Dusun Karang Tawang, Desa Tambakboyo, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sudah berlangsung sejak lama.

Puncaknya pekan lalu, keduanya kembali berselisih gara-gara permasalahan jemuran baju hingga berujung pada aksi penembokan pagar di depan rumah milik Tinah.

Pihak keluarga Nutri Sulis merasa kesal atas ulah Tinah yang diduga dengan sengaja membuang jemuran baju miliknya hingga tempat jemuran bajunya rusak.

Baca juga: Tetangga Bangun Tembok dan Tutup Akses Rumah Warga di Tuban

Tinah membung jemuran Nutri Sulis karena dianggap mengganggu, padahal ia sedang menggelar acara lamaran anaknya.

"Siapa yang enggak kesal, jemuran baju dibuang begitu sampai rusak," kata Nutri Sulis kepada Kompas.com, Senin (22/5/2023).

Nutri Sulis mengaku, dirinya sudah berniat akan memindahkan sendiri jemuran baju miliknya yang ada di depan rumah Tinah sebelum tamu yang melamar anak Tinah datang.

"Saya sudah pesan sama Tinah, kalau tamunya datang bilangin, biar jemuran tak pindahin sendiri, ee.. malah dibuang," terangnya.

Melihat jemurannya dibuang dan dirusak oleh Tinah, Nutri Sulis pun marah dan membangun pagar tembok hingga menutup akses depan rumah Tinah.

Lisdya Ningsih (27), anak perempuan Tinah mengungkapkan, sebelum tembok yang menutup akses dibangun, sempat terjadi perselisihan antara ibu dan tetangganya itu.

Perselisihan di antara keduanya bermula dari permasalahan hak pakai tanah negara yang mereka tempati sejak puluhan tahun lalu.

Pihak Nutri Sulis berusaha mengambil alih hak pakai tanah tersebut, karena mereka mengklaim tanah yang ditempati Tinah juga merupakan miliknya.

Pemerintah desa sempat memediasi untuk mendamaikan mereka, tetapi pihak Nutri Sulis disebut masih kukuh menganggap hak pakai tanah yang ditempati Tinah juga atas namanya.

"Pihak desa sudah menjelaskan kalau hak pakai sudah diberikan kepada ibu, dan kita disuruh sabar," kata Lisdya Ningsih, kepada Kompas.com, Senin (22/5/2023).

Camat Tambakboyo, Ari Wibowo membenarkan terkait perselisihan yang terjadi antara keduanya memang bermula dari permasalahan jemuran pakaian.

Baca juga: Camat Sebut Akses Rumah Warga di Tuban Ditutup Tembok oleh Kerabat gara-gara Jemuran

Saat itu, Kamis (18/5/2023) pihak keluarga Tinah sedang mempunyai hajatan akan melangsungkan pertunangan anaknya.

Pada saat menggelar hajatan tersebut, Nutri Sulis menjemur pakaian tepat di depan rumah Tinah, lalu jemuran pakaian tersebut dipindahkan Tinah ke halaman rumah Nutri Sulis.

"Disitulah awalnya, hingga saudari Sulis tersinggung dan terjadilah penembokan akses jalan menuju rumah Tinah," kata Ari Wibowo, 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau