Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-sidang Vonis Tragedi Kanjuruhan, Spanduk Ajakan Golput Membentang di Kota Malang

Kompas.com - 27/03/2023, 16:01 WIB
Nugraha Perdana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Spanduk ajakan golput terbentang di kawasan Kayutangan Heritage, Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang, Jawa Timur. Spanduk tersebut terpasang di bawah jembatan penyeberangan dan bertuliskan '2024 Golput, Pilihan Realistis atas Matinya Keadilan +62'.

Diduga, spanduk itu merupakan bentuk kekecewaan warga Malang Raya terhadap penegakan hukum di Indonesia atas kasus Tragedi Kanjuruhan.

Baca juga: Kekecewaan Mendalam Korban Tragedi Kanjuruhan Nur Saguanto atas Vonis Hakim...

Perlu diketahui, beberapa waktu lalu, majelis hakim telah memvonis sejumlah polisi yang menjadi terdakwa dalam kasus Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri Surabaya. Mereka divonis bebas dan ringan.

Salah satu warga Kota Malang, Hendro berpendapat, keberadaan spanduk itu diduga merupakan salah satu cara untuk merespons kasus tragedi Kanjuruhan dengan mengajak warga lain untuk golput.

"Sepertinya ada pihak-pihak yang kecewa terhadap penanganan hukum tragedi Kanjuruhan yang belum adil. Sehingga dengan cara memilih untuk golput maka dapat menunjukkan sikap ketidakpercayaan terhadap pemerintah, mungkin," kata Hendro, Senin (27/3/2023).

Baca juga: Soal Vonis Bebas Terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Korban: Tidak Adil

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Malang, Alim Mustofa mengatakan, pihaknya berharap pilihan sikap golput tidak dilakukan oleh masyarakat di Kota Malang.

"Harapan kami, ajakan golput itu tidak ada. Kalau kemudian ada beberapa kelompok yang kecewa terhadap proses sesuatu (hukum), itu kan tidak ada hubungannya dengan Pemilu," kata Alim.

Bawaslu berharap, masyarakat Kota Malang agar tidak terprovokasi atas ajakan golput dari pihak mana pun.

"Jadi bila ada ajakan dari pihak-pihak lain untuk golput, harapan Bawaslu itu tidak dilakukan," katanya.

Alim juga berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang mulai menggencarkan sosialisasi tentang Pemilu 2024. Menurutnya, hal itu penting untuk mencegah adanya niatan masyarakat untuk golput.

Baca juga: Pemilu 2024, Ketua PW Muhammadiyah Jateng: Lembaga Harus Netral, Warga Tak Boleh Golput

"Sosialisasi tahapan Pemilu 2024 penting dilakukan agar publik tahu dan paham sehingga bisa berpartisipasi di Pemilu 2024," katanya.

Alim menilai, kelompok suporter sepakbola di Malang Raya memiliki kontribusi dalam kesuksesan Pemilu sebelumnya. Keberadaan mereka juga akan menentukan kesuksesan Pemilu 2024.

"Seperti Aremania ini merupakan elemen penting yang bisa turut menyukseskan Pemilu 2024 maupun Pilkada di wilayah Malang Raya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Unesa Tawarkan Beasiswa S2 dan Posisi Dosen ke Marselino Ferdinan Usai Tampil Bagus di Timnas U-23

Surabaya
Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Manajer Koperasi Diadili karena Gelapkan Uang Nasabah Rp 14 M di Banyuwangi

Surabaya
Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Pria di Gresik Ditangkap Polisi atas Dugaan Pencabulan 2 Anak Tiri

Surabaya
Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Ramai Hajatan Pernikahan di Sidoarjo, Tamu Undangan Diberi Kasur Lipat

Surabaya
9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

9 Remaja Ditangkap usai Culik dan Aniaya Pemuda di Surabaya

Surabaya
Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Pencuri Besi Penambat Rel KA Ditangkap di Pasuruan, Puluhan Barang Bukti Diamankan

Surabaya
Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Begal Payudara di Situbondo Tertangkap Warga, Pelaku Terancam 9 Tahun Penjara

Surabaya
Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Komplotan Pencuri Ban Serep Ditangkap Polisi di Tol KLBM

Surabaya
Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Remaja Korban Pemerkosaan di Banyuwangi Diminta Menikahi Pelaku, Pemkab: Tak Boleh Terjadi

Surabaya
Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Plafon Ruang Kelas SDN di Magetan Ambrol, 3 Tahun Tak Ada Perbaikan

Surabaya
Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga 'Powerbank'

Mobil Terbakar di Parkiran RS Kertosono, Pemicunya Diduga "Powerbank"

Surabaya
Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Surabaya
Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com