Hasilnya, mereka menciptakan delapan motif batik Surabaya atau yang dikenal sebagai Batik Suroboyo.
"Maka saya minta ajak desainer, nanti yang membayar adalah pemkot. Contoh yang mendesain sepatu adalah mahasiswa desain produk (Despro). Sehingga UMKM itu belajar, karena tidak bisa UMKM akan naik kelas kalau tidak melalui proses (belajar) ini," ujar dia.
Ia menegaskan, Pemkot Surabaya akan terus berkomitmen untuk selalu mendampingi para UMKM agar bisa menembus pasar internasional.
Baca juga: Geram Penutup Saluran Air Dicuri Warga, Wali Kota Surabaya: Kalau Ada Lagi, Ayo Ditangkap Bersama
"Kalau soal omset belum bergerak masif, ya tugas kita menaikkan produktivitas dengan melakukan pendampingan, tidak hanya teori," kata Eri.
Produk UMKM Kota Surabaya, lanjut Eri, harus dipakai dan dirasakan. Sehingga, kalau penggunanya merasa nyaman, maka yang lain pasti merasa nyaman.
"Alhamdulillah itu yang saya minta ke teman-teman pemkot, kita harus bangga dengan produk buatan Indonesia," ucap dia.
"Karena ini soal keberpihakan ekonomi terhadap rakyat. Harus semakin banyak UMKM yang menikmati APBD, sesuai arahan Presiden Joko Widodo," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.