KOMPAS.com - Anis Puji Lestari (35), seorang ibu rumah tangga di Desa Sigaran, kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ditangkap atas kasus pembunuhan.
Korban tak lain suaminya sendiri, Romdan (42). Anis sempat merekayasa kematian sang suami dengan menyebut Romdan meninggal karena jatuh terpeleset.
Namun warga yang curiga melaporkan kematian Romdan ke polisi. Petugas pun turun tangan dan membongkar makam Romdan.
Baca juga: Instruktur Senam di Ngawi Bunuh Sang Suami Saat Tidur, Warga: Tak Pernah Ribut-ribut Selama Ini
Romdan sehari-hari bekerja sebagai tukang servis elektronik, sementara istrinya dikenal sebagai instruktur senam.
Mereka menikah selama 15 tahun dan memiliki anak yang masih duduk di bangku kelas VII Madrasyah Tsnawiyah (MTs).
Kasus tersebut berawal saat Romdan ditemukan meninggal tak wajar di kamarnya dengan kondisi berlumuran darah pada Sabtu (18/2/2023).
Saat itu sang istri, Anis menyebut suaminya meninggal karena terpeleset. Namun kematian Romdan membuat warga curiga.
Baca juga: Polisi Bongkar Makam Warga di Ngawi karena Meninggal dalam Kondisi Tak Wajar
Salah satu yang curiga adalah Sularmi (64). Saat memandikan jenazah Romdan, ia melihat ada luka di atas mata Romdan.
Selain itu melihat ada lebam di bagian pelipis serta ada luka benjolan di leher kiri bagian belakang. Dia juga menduga ada luka bekas sayatan benda tajam di bagian alis Romdan.
"Sebagai tetangga saya merasa tidak berdaya jika harus mengungkapkannya ke orang lain. Sampai akhirnya polisi datang. Tapi yang jelas saat saya mandikan itu memang ada luka dan darahnya mengucur terus dari alis," katanya, Senin (20/2/2023).
Sementara itu Kades Sirigan, Suyanto mendapatkan kabar jika Romdan meninggal karena terpeleset di kamar manadi.
"Luka di pelipis karena terbentur sesuatu. Namun, desas desus dugaan pembunuhan muncul ketika masyarakat melihat ada yang janggal terhadap luka di kepala korban," bebernya.
Baca juga: Polisi Akan Bongkar Makam Warga Ngawi yang Meninggal dengan Luka di Kepala
“Tidak ada laporan ke polisi, kemudian ada warga yang memberi info kepada kami. Kami langsung datang ke TKP," kata Budianto melalui sambungan telepon pada Sabtu (18/2/2023) malam.
Berdasarkan kecurigaan masyarakat setempat, Polres Ngawi akhirnya membongkar makam Romdan di area permakaman umum Desa Sirigan, Senin (20/2/2023)
"Saat ini kami sedang melakukan ekshumasi dilanjutkan dengan otopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian dari korban,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ngawi AKP Agung Joko Haryono.
Baca juga: Istri Bunuh Suami Usai Mengaku Dapat Bisikan, Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku
Agung menambahkan, setelah proses ekshumasi selesai dilakukan, pihaknya masih akan menunggu hasil otopsi yang dilakukan tim dari RSU Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Hasil otopsi itu akan mengungkap penyebab kematian korban.
"Untuk hasil ekshumasi kita masih menunggu hasil otopsi tim RS Bhayayangkara Jawa Timur,” imbuhnya.
Pihaknya saat ini telah memeriksa sejumlah saksi atas kematian tidak wajar Romdan.
Namun polisi belum menjelaskan lebih detail mengenai penyebab pembunuhan.
Polisi akan menjerat pelaku dengan Pasal 5a juncto 44 ayat ke 3 Undang-Undang 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga yang mengakibatkan kematian dengan acaman hukuman 15 tahun penjara.
Sementara itu sejumlah warga mengaku tidak menduga jika Anis Puji Lestari tega membunuh suaminya sendiri.
Luluk, paman korban mengaku keponakannya tak pernah ribut selama menjalani kehidupan rumah tangga sekitar 15 tahun.
Baca juga: Kronologi Istri Bunuh Suami di Riau, Berawal dari Tuduhan Selingkuh dan Alami Kekerasan Fisik
"Tidak pernah ada ribut selama ini terkait apa pun," kata dia di sela rekonstruksi di rumah korban, Rabu (22/02/2023).
Luluk menambahkan, selama ini Romdan bekerja sebagai petani dan tukang servis elektronik serta mesin. Sementara Anis bekerja sebagai instruktur senam di sejumlah desa.
"Setiap hari Anis ini bekerja sebagai pelatih senam di beberapa desa di sekitar sini. Bahkan sebelum berangkat kerja Anis ini juga ngarit (mencarikan rumput) untuk sapi yang mereka pelihara," katanya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sukoco | Editor : Andi Hartik, Pythag Kurniati), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.