Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arca Sakral di Candi Ganter Hilang Dicuri, Kades Minta Pencuri Kembalikan ke Tempat Semula hingga Bisa Berakibat Celaka

Kompas.com, 22 Februari 2023, 15:28 WIB
Riska Farasonalia

Editor


KOMPAS.com - Warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur digegerkan dengan hilangnya sebuah arca Batara Wisnu di area Candi Ganter pada Senin (20/2/2023).

Benda bersejarah itu memiliki diameter tinggi sekitar 1,5 - 2 meter dengan lebar sekitar 1 meter.

Diduga, arca peninggalan Kerajaan Singasari itu hilang karena dicuri orang.

Diperkirakan para pelaku berjumlah lebih dari dua orang.

Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus pencurian benda purbakala tersebut.

Baca juga: Arca Peninggalan Kerajaan Singosari di Ngantang Malang Hilang, Diduga Dicuri

Pesan dari Kades

Kepala Desa Tulungrejo Ngantang, Muliadi memberikan pesan khusus untuk para pencuri yang diduga lebih dari dua orang dalam menjalankan aksinya.

“Pesan kami kepada saudara kami yang telah mengambil arca Batara Wisnu untuk segera mengembalikan ke tempat semula,” kata Muliadi dikutip dari Tribunnews.com, Selasa.

Pihaknya, justru khawatir apabila arca itu tidak segera dikembalikan ke tempat semula, akan membahayakan bagi pelaku dan keluarganya.

Sebab, sebelum dicuri pada Senin kemarin, arca Batara Wisnu itu sudah dua kali dicuri orang, namun dikembalikan oleh si pencuri.

“Sudah tiga kali ini diambil orang. Pertama sekitar tahun 1990, kemudian tahun 2006 dan sekarang. Tapi selalu dikembalikan, soalnya yang terjadi orang tersebut dan keluarganya menemui celaka,” jelas dia.

Arca sakral

Sekdes Desa Tulungrejo, Teguh Wibowo menegaskan, perlu diakui arca tersebut sakral dan akan berakibat celaka apabila mencurinya ataupun memindahkan dari tempat asalnya.

Bahkan warga sekitarpun tak berani untuk mengambil ataupun memindahkan arca tersebut.

“Dulu yang pernah nyuri itu mengembalikan arcanya. Mungkin selain kepergok warga juga setelah dapat kejadian aneh. Rata-rata kalau yang ngambil memang pasti celaka karena memang itu keramat," ujar dia.

Baca juga: Misteri Hilangnya Arca Batara Wisnu di Candi Ganter Malang, Warga Curiga Ada Jejak Goresan hingga Bau Dupa

Polisi selidiki kasus

Polisi masih menyelidiki kasus hilangnya arca peninggalan bersejarah tersebut.

Kapolsek Ngantang AKP Hanis Siswanto mengatakan, patung itu diduga peninggalan Kerajaan Singasari dan memiliki perwujudan sosok resi atau batara guru.
Arca itu juga berstatus benda purbakala.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau