MALANG, KOMPAS.com - Perusakan yang terjadi di kantor Arema FC, Jalan Mayjend Pandjaitan, Kota Malang pada Minggu (29/1/2023) siang sangat disesalkan oleh pihak manajemen.
Hal itu diungkapkan oleh, Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI), Tatang Dwi Arifianto.
Tatang mengatakan, situasi persepakbolaan di Indonesia saat ini tengah berproses untuk menjadi lebih baik.
Baca juga: Toko Merchandise Arema FC Dirusak Massa, Manajemen Bakal Melapor ke Polisi
Menurutnya, Kantor Arema FC selama ini tidak hanya sebagai tempat untuk menjalankan operasional, tetapi juga sebagai tempat untuk melakukan koordinasi dengan banyak pihak.
Dia juga menyampaikan, bahwa pihak manajemen selalu membuka diri untuk berdialog dan menerima keluh kesah dari Aremania.
"Bahkan beberapa waktu lalu Arema FC juga membuka Crisis Center, kami terbuka untuk berdialog. Bukan dengan cara perusakan rumah kami," kata Tatang pada Minggu (29/1/2023).
Puluhan pemuda atau Arek Malang mendatangi Kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang pada Minggu (29/1/2023) siang.Dia menyampaikan, selama ini pihaknya telah menahan diri dari tindakan-tindakan provokasi yang dilakukan.
Baca juga: 2 Penjaga dan Seorang Warga Jadi Korban Luka Perusakan Kantor Arema FC
Salah satunya, perusakan bus Arema FC beberapa waktu lalu usai usai melakoni pertandingan tandang melawan PSS Sleman.
"Sebelumnya rombongan bus juga diserang oleh oknum tertentu, kami berusaha untuk menahan diri agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Tatang.
Puluhan pemuda atau Arek Malang mendatangi Kantor Arema FC di Jalan Mayjend Panjaitan, Kota Malang pada Minggu (29/1/2023) siang."Bagi oknum pelaku yang melakukan perusakan dan anarkisme agar tidak timbul fitnah untuk bisa diungkap. Anarkisme dan perusakan bukan karakternya Arema," katanya.
Baca juga: Demo di Kantor Arema Malang Berakhir Ricuh, Massa Lakukan Perusakan
Tatang berpesan aspirasi seharusnya dilakukan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.
"Mari kepada semua pihak, hal-hal terkait Arema kita tempuh bersama melalui jalur musyawarah, berdialog untuk mencapai mufakat," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang