Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kakak Korban Penculikan di Surabaya, Sebut Keluarga dan Polisi Kejar Pelaku sampai Rembang

Kompas.com, 18 Januari 2023, 18:06 WIB
Achmad Faizal,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang perempuan di Surabaya, Jawa Timur berinisial FA diduga diculik, dibawa paksa dengan mobil Elf, dan dirampok oleh orang tak dikenal.

Komplotan tersebut bermodus memberi kabar palsu bahwa suami FA mengalami kecelakaan.

Baca juga: Perempuan di Surabaya Diduga Diculik dan Dirampok, Bermula Dapat Kabar Palsu Suami Kecelakaan, Polisi: Korban Masih Syok

Dwi Muji Haryanto, kakak korban menjelaskan, aksi penculikan yang menimpa adiknya terjadi pada Jumat (13/1/2023).

Dwi baru menerima informasi bahwa adiknya dibawa pergi oleh orang tak dikenal pada Jumat (13/1/2023) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

"Suami adik saya sebenarnya melarang saya untuk lapor polisi, namun saya tetap melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Asemrowo," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (18/1/2023).

Baca juga: Gedung Sekolah Cokroaminoto Surabaya Disegel karena Tak Kantongi IMB, Wakil Wali Kota: Lihat Situasi dan Kondisi

Petugas Polsek Asemrowo selanjutnya mengajak Dwi berkoordinasi dengan Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Di sana diketahui lokasi sang adik, yakni di sekitar Lamongan.

Dwi mengaku saat itu bisa berkomunikasi dengan adiknya namun hanya satu arah. Sementara sang adik aktif membagikan lokasi terkini kepadanya.

"Adik saya tidak leluasa berkomunikasi karena dia mengoperasikan ponselnya secara diam-diam," terangnya.

Baca juga: Polisi Bantah Tak Respons Laporan Keluarga Korban Penipuan Modus Informasi Kecelakaan di Surabaya


Dwi lalu memutuskan mengejar kendaraan yang membawa adiknya. Dwi memakai sebuah mobil, sedangkan anggota Polsek Asemrowo membawa mobil yang berbeda.

Sementara suami korban memutuskan mengejar mobil pelaku dengan menaiki motor.

Sesampainya di Rembang, Jawa Tengah, kendaraan yang ditumpangi anggota polisi memutuskan kembali karena ada informasi korban sudah berhasil melarikan diri saat mobil pelaku berhenti di SPBU.

Baca juga: Pemkot Surabaya Kaji Usulan Penggantian Nama Jalan Bubutan dan Iskandar Muda

Sementara mobil yang ditumpangi Dwi melanjutkan perjalanan untuk menjemput suami adiknya di Pekalongan.

"Kalau ada yang bilang polisi tidak menerima laporan, diminta menunggu 1x24 jam apalagi menelantarkan itu tidak benar, karena kami terus berkoordinasi dengan anggota Polsek Asemrowo, mereka bahkan membuntuti sampai di Rembang," ucapnya.

Singkat cerita setelah adiknya berhasil lolos, Dwi mengarahkan adiknya bertemu kerabatnya di Bogor. Setelah itu sang adik baru pulang ke Surabaya pada Senin (16/1/2023).

Baca juga: 7 Tempat Makan Chinese Food di Surabaya, Tawarkan Banyak Pilihan Menu

Kapolsek Asemrowo Kompol Hari Kurniawan mengaku sudah memproses pengaduan dugaan penculikan tersebut. Polisi pun melakukan penyelidikan.

"Hanya saja korban belum bisa dimintai keterangan karena masih syok," katanya.

Dia juga membantah pihak kepolisian tidak merespons laporan keluarga FA.

Hari Kurniawan menjelaskan polisi mulanya menerima laporan dari keluarga korban dalam hal ini kakak korban bernama Dwi Muji Haryanto.

Dwi mendatangi Polsek Asemrowo pada Jumat (13/1/2023) tengah malam tepatnya pukul 00.05 WIB dan melaporkan kehilangan adik perempuannya.

Baca juga: Perempuan di Surabaya Diduga Diculik dan Dirampok, Bermula Dapat Kabar Palsu Suami Kecelakaan, Polisi: Korban Masih Syok

"Karena yang dilaporkan perempuan, setelah koordinasi dengan Polres Pelabuhan Tanjung Perak petugas mendampingi pelapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan anak Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," katanya.

"Lagi pula saat itu, tempat kejadian sebenarnya bukan di wilayah hukum Polsek Asemrowo, melainkan di wilayah Kecamatan Waru Sidoarjo, karena korban dilaporkan hilang sejak dari lokasi tersebut," lanjutnya.

Hari mengeklaim, pihaknya memutuskan membantu pencarian dan proses pelaporan.

FA sebelumnya diduga menjadi korban penculikan dan penipuan dengan modus informasi palsu.

Pada Jumat (13/1/2023), FA mendapatkan informasi dari orang tak dikenal bahwa suaminya mengalami kecelakaan.

Baca juga: Sidang Perdana Tragedi Kanjuruhan, Pengamanan PN Diperketat, Akses Menuju Surabaya Disekat

FA lantas diminta menjemput suaminya di sekitaran terminal Purabaya Bungurasih, Kecamatan Waru Sidoarjo. FA yang tak bisa terhubung dengan suaminya melalui telepon panik dan naik ojek menuju Bungurasih.

Padahal saat itu suaminya sedang bekerja di daerah Tandes Surabaya dan belum pulang kerja.

Sesampainya di Bungurasih, punggung FA ditepuk oleh seorang laki-laki dan dimasukkan dalam mobil Elf warna hitam oleh orang yang tidak dikenal. Di dalam mobil sudah ada 4 orang lelaki dan 3 perempuan.

Di dalam mobil tersebut korban diminta menyerahkan barang-barangnya berupa 2 ponsel, dompet dan cincin. Korban juga diminta menguras isi rekening melalui mobile banking sebesar Rp 3 juta.

Baca juga: Dishub Surabaya Kaji Kenaikan Tarif Parkir Tepi Jalan karena Berpotensi Sebabkan Kemacetan

Korban ternyata masih memegang satu ponsel lain sehingga bisa mengabarkan posisinya.

Pengakuan keluarga, FA dibawa sampai ke Semarang, Pekalongan hingga ke arah Jakarta. 

FA berhasil kabur saat izin buang air di toilet sebuah SPBU.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau