Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kabupaten di Pulau Madura Dilanda Banjir, Warga: Terparah yang Pernah Terjadi

Kompas.com, 2 Januari 2023, 11:24 WIB
Ach Fawaidi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Bencana alam berupa banjir melanda empat kabupaten di Pulau Madura. Banjir tersebut terjadi usai hujan dengan intensitas tinggi melanda hampir semua wilayah di Madura, mulai dari Sabtu (31/12/2022) hingga Minggu (1/1/2023).

Seorang warga bernama Mahfud Fuadi (35), asal Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengaku terjebak banjir saat dalam perjalanan dari Surabaya menuju Kabupaten Sumenep.

"Dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, semuanya ada titik-titik banjir. Ini banjir terparah yang pernah terjadi. Soalnya sebelumnya tidak pernah serentak (terjadi banjir) di empat kabupaten," kata Mahfud kepada Kompas.com, Senin (2/1/2023).

Baca juga: Banjir Rendam 5 Kelurahan dan 4 Desa di Sampang

Mahfud mengaku, aktivitas lalu lintas pada Minggu (1/1/2023) di sepanjang Jalan Nasional Bangkalan-Sumenep terjadi kemacetan di sejumlah titik. Arus lalu lintas juga sempat dialihkan.

Ia yang mengendarai kendaraan roda empat sempat terjebak macet selama 9 jam imbas rekayasa lalu lintas akibat banjir.

"Di Blega (Bangkalan) banjir terjadi di jalan raya, itu yang menyebabkan kemacetan panjang. Setalah itu, di Sampang juga banjir, Pamekasan banjir, Sumenep juga (banjir)," kata Mahfud.

Baca juga: 33 Peristiwa Bencana Landa Pamekasan Termasuk Banjir Bandang

Data BPBD

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Bangkalan, banjir yang terjadi pada Minggu (1/1/2023) melanda tiga kecamatan, yakni Kecamatan Sepuluh, Kecamatan Arosbaya, dan Kecamatan Blega.

Khusus di Kecamatan Blega, banjir terjadi akibat luapan sungai yang tidak mampu menampung debit air karena banjir kiriman dari hulu sungai. Genangan banjir bahkan memasuki perkampungan warga.

"Ketinggian air (banjir) mencapai 30 hingga 50 sentimeter," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bangkalan Geger Heri Susianto dalam keterangannya.

Halaman pondok pesantren Mambaul Ulum Lesong Laok, Kecamatan Batumarmar, direndem banjir, Sabtu (31/12/2022).KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN Halaman pondok pesantren Mambaul Ulum Lesong Laok, Kecamatan Batumarmar, direndem banjir, Sabtu (31/12/2022).
Selain Bangkalan, banjir imbas hujan dengan intensitas tinggi juga terjadi di Kabupaten Sampang. Genangan air terjadi di sekitar area Monumen Trunojoyo Sampang.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang Asroni mengaku, banjir yang terjadi di kota Sampang akibat luapan Sungai Kalikamuning yang terjadi pada Sabtu (31/12/2022) sore hingga malam.

Luapan itu terjadi akibat adanya banjir bandang dari daerah hulu, yakni di Kecamatan Karangpenang.

Baca juga: Ada Ancaman Cuaca Ekstrem, BPBD Bentuk Tim Pemantau Cuaca di Sejumlah Pantai Wisata di Pamekasan

Luapan itu semakin meluas hingga menyebabkan banjir dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter pada Minggu (1/1/2023). Semua jenis kendaraan dari arah Pamekasan yang hendak lewat kota Sampang diarahkan melalui jalur alternatif, yakni jalur lingkar selatan Sampang.

"Kalau dibiarkan menerobos banjir, kendaraan bisa saja mogok," kata Heri.

Selain Bangkalan dan Sampang, kabupaten lainnya yang juga terdampak banjir yakni Kabupaten Pamekasan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Amin Jabir menyebutkan, sebanyak 1.552 kepala keluarga (KK) yang tersebar di empat kelurahan terdampak banjir akibat hujan deras yang melanda sejak Sabtu (31/12/2022).

Baca juga: Viral, Video Pesta Pernikahan di Sumenep di Tengah Banjir, Pengantin Pria Terpaksa Naik Becak

Empat kelurahan itu yakni Kelurahan Jungcangcang, Kelurahan Parteker, Kelurahan Patemon, dan Desa Laden di Kecamatan Kota Pamekasan dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter.

"Berdasarkan data yang kami miliki, setidaknya ada 27 jiwa terpaksa dievakuasi dengan menggunakan perahu karet ke tempat yang lebih aman," tuturnya.

Kabupaten terakhir yang juga terdampak banjir yakni Kabupaten Sumenep. Di kabupaten paling timur Pulau Madura itu banjir menyebabkan 615 rumah warga tergenang.

"Jumlah rumah tergenang ini berdasarkan laporan petugas lapangan yang disampaikan kepada BPBD Pemkab Sumenep," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Wahyu Kurniawan Pribadi.

Wahyu menyebut, sebanyak 615 rumah warga yang terdampak banjir itu terdiri dari 22 rumah di Dusun Patean Selatan, Desa Patean, Kecamatan Batuan.

Selain itu, banjir juga melanda sebanyak 38 rumah di Dusun Cemara, Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, dan sebanyak 455 rumah di empat dusun di Desa Marengan Daya, Kecamatan Kalianget, pada Minggu (1/1/2023).

Kendati begitu, pada Senin (2/1/2023) pagi, banjir di sejumlah desa itu perlahan mulai surut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau