LUMAJANG, KOMPAS.com - Aliran lahar yang turun dari puncak Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ternyata terbagi menjadi tiga cabang.
Aliran yang dimaksud adalah jalur utama lahar ke Curah Kobokan, jalur simpangan Besuk Sat ke Kecamatan Pasrujambe, dan jalur simpangan Besuk Bang yang mengarah ke Kecamatan Pronojiwo dan Tempursari.
Baca juga: Bupati Lumajang Minta Bantuan untuk Korban Erupsi Semeru Dialihkan ke Lokasi Bencana Lain
"Kalau dilihat dari atas di Watu Telu, di sana ada pertigaan di atas gunung, aliran Besuk Bang ke Tempursari, Besuk Sat ke Pasrujambe, dan Besuk Kobokan jalur utama ke Candipuro," kata Kepala BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi di Lumajang, Selasa (6/12/2022).
Menurut Patria, erupsi yang hampir setiap hari terjadi di Gunung Semeru menghasilkan tumpukan material di persimpangan jalur Watu Telu.
Material vulkanik yang menumpuk itu akan meluncur ke bawah bersamaan dengan air hujan yang mengguyur kawasan puncak.
Baca juga: Aktivitas Penerbangan Bandara Abdulrachman Saleh Malang Tidak Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Hal ini yang kemudian menyebabkan terjadinya banjir lahar Semeru setiap kali hujan turun.
"Setiap terjadi erupsi materialnya ini kan menumpuk di atas, jika diikuti dengan hujan pasti terbawa. Hasil APG kemarin menumpuk di sekitar pecahnya tiga aliran itu dan baru terurai setelah ada hujan turun ke bawah," tambah dia.
Sementara, Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, dirinya baru saja mendapatkan kiriman video banjir lahar di Kecamatan Tempursari pasca-erupsi.
Padahal, saat erupsi tahun sebelumnya, tidak ada banjir lahar yang terjadi di sana.
"Kami dapat video di daerah Tempursari ada banjir lahar yang mengarah ke sana, itu tahun lalu tidak terjadi, nah yang tahun ini mengarah ke sana karena memang aliran laharnya ada tiga," jelas Thoriq.
Baca juga: Aktivitas Penerbangan Bandara Abdulrachman Saleh Malang Tidak Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Meski begitu, Thoriq memastikan, hingga hari ini belum terjadi banjir yang berakibat bencana besar dan menimbulkan dampak.
"Itu yang dilaporkan terjadi potensi tapi belum sampai banjir yang berakibat bencana besar," pungkas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.