MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah Aremania menggelar aksi usut tuntas tragedi Kanjuruhan pada Minggu (20/11/2022). Aksi itu dilakukan di berbagai lokasi sejak pagi hari.
Salah satu aksi terpantau di atas Jembatan Layang Arjosari. Massa sempat menutup jalan layang itu sekitar pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB.
Baca juga: Jambret Kalung Emas Milik Wanita di Malang, Residivis Kasus Pembunuhan Ditangkap
Lalu, ratusan peserta aksi melanjutkan long march menuju pertigaan Masjid Sabilillah, Jalan Ahmad Yani.
Terlihat arus lalu lintas dari kendaraan yang lewat sempat padat merayap. Kondisi serupa juga hampir terjadi di titik-titik lokasi aksi lainnya. Diperkirakan ada ribuan peserta aksi yang tersebar. Berikut beberapa titik lokasi aksi para pemuda di Malang Raya :
Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA) Dyan Berdinandri mendukung kegiatan yang dilakukan para pemuda di Malang Raya, meski bukan dikoordinasikan oleh pihaknya.
Menurutnya, aksi itu merupakan bentuk kepedulian para pemuda dalam menuntut keadilan dari tragedi Kanjuruhan.
"Muaranya tentu sama mencari keadilan, karena di beberapa lokasi banyak juga korban dari berbagai wilayah, sehingga timbul rasa solidaritas (empati) dari saudara-saudara kita," kata Dyan saat dihubungi pada Minggu (20/11/2022).
Sebelumnya, berbagai aksi telah dilakukan oleh para pemuda di Malang Raya. Seperti aksi yang dilakukan di Bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang pada saat memperingati Hari Pahlawan atau 10 November.
Kemudian menaruh 135 keranda dan foto-foto korban meninggal tragedi Kanjuruhan di Bundaran Alun-alun Tugu Kota Malang. Selain itu, aksi mengirim ratusan surat yang ditujukan kepada Presiden Jokowi pada Kamis (17/11/2022).
"Ini lah Malang, ada kepedulian yang besar dari para pemudanya untuk ikut usut tuntas tragedi Kanjuruhan," katanya.
Baca juga: Dugaan Intimidasi Korban Tragedi Kanjuruhan Dinilai Bukti Perintah Kapolri Belum Dipatuhi
Menurutnya, aksi terus dilakukan oleh para pemuda selama keadilan belum terpenuhi dalam penanganan perkara tragedi Kanjuruhan. Dia berharap pihak-pihak berwenang yang menangani perkara tragedi Kanjuruhan betul-betul objektif dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
"40 hari lebih tragedi kanjuruhan, kalau dilihat tersangkanya kurang mengena atau yang paling bertanggungjawab belum ada," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.