Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Agodonas, Mahasiswa Asal Papua Bantu Peternak di Trenggalek Kembangkan Produk Susu Perah

Kompas.com - 31/10/2022, 19:59 WIB
Roberthus Yewen,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com -Seorang mahasiswa Universitas Negeri Malang asal Papua, Agodonas Kasipmabin (21), memiliki cerita menarik saat melakukan kuliah kerja nyata mandiri (KKN-MD) di Kampung Botoputih, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Agodonas terlibat aktif membantu peternak mengolah susu yang dihasilkan sapi perah. Agodonas melakukan KKN-MD pada 24 Agustus-16 Desember 2022.

Selama ditempatkan di Desa Botoputih, Agodonas membangun kedekatan dengan warga di kampung itu. Ia sudah dekat dengan warga sekitar.

Mahasiswa asal Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, ini melihat potensi produk yang dihasilkan peternakan warga Desa Botoputih.

Salah satu produk yang dikembangkan adalah susu perah dari sapi yang selama ini menjadi potensi di Desa Botoputih. Hampir 95 persen masyarakat Desa Botoputih berprofesi sebagai peternak sapi perah.

Mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat itu melihat, para peternak hanya memerah sapi dan membawa hasilnya ke pengepul.

Peternak tak mengembangkan produk susu yang dihasilkan ternaknya. Sehingga, susu sapi perah itu bisa dikembangkan menjadi produk yang bisa langsung dikonsumsi masyarakat.

“Selama KKN-MD ini saya melihat potensi masyarakat di Botoputih sebagai peternak sapi perah, sehingga muncul ide untuk membuat satu produk susu yang bisa dijual dan dikonsumsi masyarakat,” kata Agodonas kepada Kompas.com saat dihubungi, Rabu (26/10/2022).

Baca juga: Pemkab Trenggalek Dapat Bantuan Rp 250 Juta dari BNPB untuk Penanganan Banjir

Memberi Makan Sapi dan Perah Susu

Mahasiswa kelahiran Serapding, 9 Agustus 200,1 ini juga ikut memberi makan sapi dan kambing milik warga selama melakukan KKN-MD di Kampung Botoputih.

Hal itu dilakukan sembari menyosialisasikan pengembangan produk olahan susu sapi.

Dengan judul KKN MD Peningkatan Produksi Susu Sapi Perah Guna Peningkatan Perekonomian Desa Botoputih, mahasiswa 21 tahun ini mulai mengembangkan produk susu sapi perah dari Botoputih.

“Tugas saya selama KKN MD adalah memberikan makan kepada sapi dan kambing milik para peternak, sambil mencari ide untuk pembuatan produk khas warga Botoputih yang berasal dari susu perah,” ungkap Agodonas.

Agodonas semakin dekat dengan warga karena ikut memberi makan ternak. Setelah kedekatan terjalin, ia mengajak masyarakat membuat produk susu sapi perah dari Kampung Botoputih.

“Puji Tuhan ada beberapa peternak yang tergabung dalam UMKM bersedia, sehingga kita mulai membuat satu produk dari susu sapi perah untuk ke depan dapat jual dan dikonsumsi masyarakat,” ungkap alumnus SMA Katolik Yos Sudarso Kepanjen, Malang ini.


Kembangkan Produk Subot

Bersama para peternak di Desa Botoputih, Agodonas mulai mengembangkan susu sapi perah yang diberi nama Susu Botoputih (Subot). Produk Susu Botoputih itu memiliki beberapa varian rasa, seperti jahe, jagung, dan cokelat.

“Produk susu sapi perah yang saya kembangkan bersama peternak di Desa Botoputih kita beri nama Subot yang artinya Susu Botoputih,” ucapnya.

 

Nampak produksi Susu Botoputih (Subot) di Kampung Botoputih, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur pada bulan Oktober 2022.KOMPAS.COM/Roberthus Yewen Nampak produksi Susu Botoputih (Subot) di Kampung Botoputih, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur pada bulan Oktober 2022.
Subot ini merupakan produk khas warga Desa Botoputih yang dapat membantu meningkatkan UMKM yang dimiliki warga setempat. Selain itu, bisa bisa dikonsumsi warga secara langsung.

“Produk Subot ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan bisa dikonsumsi oleh anak-anak Desa Botoputih karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi,” kata mahasiswa yang kini sudah berada di semester tujuh ini.

Tak butuh waktu lama dalam membuat produk Subot. Menurutnya, proses pengolahan hanya membutuhkan beberapa jam saja.

Susu perah yang diambil di tempat penyimpanan dicampur air mendidih. Setiap satu liter susu, ditambahkan satu sendok gula.

Sambil menunggu susu dan air mendidih menyatu, Agodonas dan warga memberikan perasa jahe, jagung, atau cokelat. Setelah matang, susu tersebut dipindahkan ke toples dan diberi satu sendok gula.

“Jika sudah selesai, maka tunggu hingga hangat. Lalu kemudian dipindahkan ke dalam botol yang sudah diberi lebel Subot (Susu Botoputih),” jelasnya.

Bergizi dan Tingkatkan Perekonomian

Produk Subot ternyata bermanfaat untuk meningkatkan gizi anak-anak dan lansia di Botoputih.

Baca juga: Kronologi Pawang Ular di Trenggalek Tewas Digigit King Kobra, Berawal dari Korban Ganti Air Minum di Kandang

“Susu sapi asal Desa Botohputih ini memiliki kalsium yang sangat tinggi. Karena, sehingga kalau di perah bisa langsung minum susunya,” kata mahasiswa yang akrab disapa Ago ini.

Selain itu, kata Ago, Subot yang diproduksi ini bisa diminum oleh semua kalangan masyarakat, terutama anak-anak, para lanjut usia (lansia), dan pasien di rumah sakit atau puskesmas.

“Gizinya cukup tinggi, sehingga cocok dikonsumsi oleh anak-anak, lansia dan pasien yang sakit,” ucapnya.

Tak hanya bergizi, produk Subot ini bisa meningkatkan perekonomian warga Desa Botoputih. Apalagi, hampir 95 persen warga adalah peternak sapi perah.

“Saat ini ada 5 UMKM yang kita dampingi untuk produksi Subot. Ke depan kita harapkan setiap Kepala Keluarga (KK) di Botoputih bisa memproduksi Subot,” ucapnya.

“Dengan begitu ke depan akan meningkatkan perekonomian setiap keluarga yang ada di Desa Botoputih,” pungkasnya.

Perasaan Warga Produksi Subot

Salah satu warga, sekaligus Pengurus Susu di Desa Botoputih, Marji sangat senang bisa memproduksi produk Susu Botoputih (Subot).

Hal ini, menurut Marji, berkat bantuan dan dukungan dari mahasiswa Papua yang melakukan KKN MD selama beberapa bulan di Desa Botoputih.

“Saya kini mengeluti Susu Botoputih (Subot). Saya sangat senang bisa memproduksi Subot,” ungkapnya dalam unggahan video yang diterima Kompas.com, Kamis (27/10/2022).

 

Mahasiswa Universitas Negeri Malang asal Papua, Agodonas Kasipmabin (21) bersama salah satu warga yang merupakan peternak sapi perah, saat memegang hasil produksi Susu Botoputih (Subot) di Kampung Botoputih, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur pada bulan Oktober 2022.KOMPAS.COM/Roberthus Yewen Mahasiswa Universitas Negeri Malang asal Papua, Agodonas Kasipmabin (21) bersama salah satu warga yang merupakan peternak sapi perah, saat memegang hasil produksi Susu Botoputih (Subot) di Kampung Botoputih, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur pada bulan Oktober 2022.
Marji mengatakan, saat melakukan produksi produk Subot teryata tidak sulit seperti yang dibayangkan. Sebab, proses pembuatannya justru sangat mudah dan tidak membuat masyarakat kesulitan untuk membuatnya.

“Prosesnya sangat mudah dan produksi produk Subot ini sangat membantu masyarakat kedepan untuk meningkatkan perekonomian,” katanya.

Kata Marji, kehadiran mahasiswa Universitas Negeri Malang asal Papua di Desa Botoputih sangat membantu masyarakat berinovasi dalam mengolah produk berbahan dasar susu.

“Ini sangat membantu masyarakat untuk memproduksi produk Subot yang menjadi ciri khas masyarakat di Desa Botoputih,” ucapnya.

Tanggapan Desa Botoputih

Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) Desa Botoputih Emi Palupi mengaku, pihhaknya mendukung produksi Subot yang diluncurkan mahasiswa UNM asal Papua tersebut.

Baca juga: Ini Penampakan King Kobra yang Gigit Pawang Ular hingga Tewas di Trenggalek

“Saya sangat antusias terhadap mahasiswa KKN MD dari Universitas Negeri Malang dari Papua. Soalnya sudah jauh-jauh dari Papua, tetapi sudah memikirkan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan perekonomian Desa Botoputih,” ungkap Emi dalam unggahan video yang diterima Kompas.com, Kamis (27/10/2022).

Emi berharap, Agodonas bisa melatih sejumlah UMKM di Desa Botoputih sehingga bisa memproduksi Subot.

“Kakak Ago dari Papua yang melakukan KKN MD mengembangkan Subot ini, agar dapat melatih UMKM-UMKM yang ada di Desa Botoputih untuk memafasilitasi dan Desa akan mendukung,” ucapnya.

Emi juga berharap produk subot bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di desa itu. Apalagi, selama ini peternak sapi perah hanya menjual susu segar.

“Ke depan dari pendampingan kakak Ago dan dukungan desa, maka kita bisa mengolah susu melalui produksi Subot ini, sehingga penjualannya lebih tinggi dan ekonomi masyarakat lebih meningkat,” harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Surabaya
Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com