Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Naswa, Korban Tragedi Kanjuruhan, Mata Masih Merah, Pusing, hingga Dada Sesak akibat Gas Air Mata

Kompas.com - 11/10/2022, 13:58 WIB
Nugraha Perdana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kedua mata Aremanita bernama Kevia Naswa Ainur Rohma (18) masih memerah.

Padahal, sudah 10 hari berlalu semenjak matanya terkena gas air mata dalam laga Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Tak hanya itu, bagian tangan kanan Naswa terasa setengah lumpuh dan kakinya sebelah kiri masih diperban.

Naswa bercerita, saat itu dia bersama teman-temannya menyaksikan pertandingan sepak bola dari tribune 14, Sabtu (1/10/2022).

Baca juga: Pembelaan Polri soal Gas Air Mata di Kanjuruhan: Sebut Tak Mematikan hingga Bukan Penyebab Kematian

Usai pertandingan, terjadi kericuhan. Dengan mata kepalanya sendiri, Naswa melihat polisi menembakkan gas air mata.

Dia tidak sampai pingsan. Namun, seketika asap gas air mata membuatnya pusing luar biasa, dadanya sesak, dan matanya sangat perih.

"Awal-awal terasa pusing, mata perih sampai susah untuk melihat dan sesak napas," katanya saat ditemui di rumahnya, Perum New Puri Kartika Asri Blok M 1 Nomor 28 RT 04 RW 10 Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang.

Baca juga: Saat Kapolresta Malang Kota dan Anggotanya Sujud Massal, Minta Maaf kepada Para Korban Tragedi Kanjuruhan

Kondisi itu membuatnya lari keluar melalui pintu 13 yang kondisinya berdesak-desakan.

Beruntung, ada orang-orang yang menyelamatkan Naswa dengan menarik dirinya. Dia mengalami luka di bagian kaki kiri karena terkena besi pagar tribune.

Kemudian, Naswa berhasil keluar dari pintu 14 yang sudah dalam keadaan terbuka.

Selanjutnya, dia dilarikan oleh teman-temannya ke RSUD Kanjuruhan dan mendapatkan bantuan oksigen karena sesak napas. Dia sampai di rumahnya sekitar pukul 02.00 WIB.

Hingga 10 hari berlalu, kondisi mata Naswa masih merah.

"Sekarang sudah agak enakan, mata juga (untuk melihat sudah normal) tapi merah, tinggal kaki sama tangan ini yang masih bermasalah," katanya.

Selain itu, akibat insiden di Stadion Kanjuruhan, hingga kini kondisi tangan kanannya masih sulit digerakkan. Untuk berjalan pun, Naswa masih harus menggunakan alat bantu.

Rencananya, kedua orangtua Naswa, yakni Catur Susilo dan Triwah Kus Jufaida, hendak melakukan fisioterapi anaknya supaya dapat pulih kembali.

Catur mengatakan, Naswa sempat memeriksakan diri kembali di RSUD Kota Malang dan RS Panti Nirmala. Anaknya itu juga melakukan rontgen di bagian leher dan punggung.

"Hasilnya normal, tapi kata dokter ada seperti saraf kaget. Dibuat untuk menulis masih belum bisa," katanya.

Baca juga: Tiba di Kemenko Polhukam, Iwan Bule dkk Akan Beri Klarifikasi ke TGIPF Soal Tragedi Kanjuruhan

Naswa sebenarnya sudah sering melihat pertandingan secara langsung di Stadion Kanjuruhan. Namun, tragedi tersebut di luar prediksinya.

Lebih lanjut, Catur berharap, Naswa dapat sembuh dan bisa menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa di Universitas Widyagama Malang.

"Kemudian harapannya dapat dibantu pemerintah untuk penanganan Naswa. Karena saya ini KTP masih di Wagir, Kabupaten Malang. Di sini masih ngontrak, sudah laporan ke Kelurahan Arjowinangun (Kota Malang) juga," ujar dia.

Baca juga: Kisah Mereka yang Pulang dari Stadion Kanjuruhan Malang...

Sebelumnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menegaskan bahwa penyebab korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan bukan lantaran gas air mata.

Namun, polisi menyebut hal itu lantaran kekurangan oksigen.

“Dari penjelasan para ahli dan dokter spesialis yang menangani para korban, baik korban yang meninggal dunia maupun korban yang luka, dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata, tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Polri juga menemukan adanya gas air mata yang kedaluwarsa yang ditembakkan saat tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Labfor Polda Jatim Pastikan Bahan Kimia di Rumah Pasuruan Bahan Baku Narkotika

Labfor Polda Jatim Pastikan Bahan Kimia di Rumah Pasuruan Bahan Baku Narkotika

Surabaya
Gus Muhdlor Ditahan KPK, Pemprov Jatim Siapkan Wabup Sidoarjo sebagai Pelaksana Tugas

Gus Muhdlor Ditahan KPK, Pemprov Jatim Siapkan Wabup Sidoarjo sebagai Pelaksana Tugas

Surabaya
Melawan Saat Ditangkap, Dua Jambret di Surabaya Ajak Duel Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Dua Jambret di Surabaya Ajak Duel Polisi

Surabaya
Hengky Kurniawan Ambil Formulir Bacabup Blitar ke Kantor PDI-P

Hengky Kurniawan Ambil Formulir Bacabup Blitar ke Kantor PDI-P

Surabaya
Video Asisten Masinis KA Pandalungan Beri Minum Korban Kecelakaan yang Masih Terjebak di Mobil, Ini Penjelasan KAI

Video Asisten Masinis KA Pandalungan Beri Minum Korban Kecelakaan yang Masih Terjebak di Mobil, Ini Penjelasan KAI

Surabaya
Bertahun-tahun Pemkab Pamekasan Bayar Iuran JKN 500 Warga Meninggal

Bertahun-tahun Pemkab Pamekasan Bayar Iuran JKN 500 Warga Meninggal

Surabaya
2 WNA Pakistan Lakukan Penipuan Berkedok Donasi untuk Palestina di Blitar, Takmir dan Baznas Jadi Korban

2 WNA Pakistan Lakukan Penipuan Berkedok Donasi untuk Palestina di Blitar, Takmir dan Baznas Jadi Korban

Surabaya
Sempat Dihalangi, Mobil Rombongan Ponpes Tetap Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta

Sempat Dihalangi, Mobil Rombongan Ponpes Tetap Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta

Surabaya
Kadisdik Lamongan Sebut Insiden Siswi SD Jatuh dan Meninggal adalah Musibah, Bukan Perundungan

Kadisdik Lamongan Sebut Insiden Siswi SD Jatuh dan Meninggal adalah Musibah, Bukan Perundungan

Surabaya
Kades di Tulungagung Korupsi untuk Lunasi Utang Anak yang Gagal Nyaleg

Kades di Tulungagung Korupsi untuk Lunasi Utang Anak yang Gagal Nyaleg

Surabaya
Tertabrak KA Pandalungan di Pasuruan, 4 Orang Rombongan Ponpes Tewas

Tertabrak KA Pandalungan di Pasuruan, 4 Orang Rombongan Ponpes Tewas

Surabaya
Polda Jatim soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil Rombongan Ponpes: Sopir Tak Perhatikan Kanan Kiri

Polda Jatim soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil Rombongan Ponpes: Sopir Tak Perhatikan Kanan Kiri

Surabaya
Terangsang Kemolekan Tubuh, Ayah di Gresik Cabuli 2 Anak Tirinya

Terangsang Kemolekan Tubuh, Ayah di Gresik Cabuli 2 Anak Tirinya

Surabaya
Kesaksian Warga soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan

Kesaksian Warga soal Tabrakan Maut KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan

Surabaya
Kronologi KA Pandalungan Tabrak Mobil di Pasuruan, Terseret Ratusan Meter dan 4 Tewas

Kronologi KA Pandalungan Tabrak Mobil di Pasuruan, Terseret Ratusan Meter dan 4 Tewas

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com