Dia juga menemukan adanya indikasi penggunaan kewenangan yang berlebihan dari aparat keamanan.
"Dalam konteks itu apakah ada dugaan pelanggaran HAM, pasti ada, minimal soal kekerasan, penggunaan kewenangan berlebihan. Kita akan cek sampai level mana, masa orang berjalan di lapangan terus ditendang model begitu," katanya.
Komnas HAM juga menelusuri soal penggunaan gas air mata.
Menurutnya, apabila tidak ada gas air mata dimungkinkan tidak terjadi tragedi yang menelan ratusan korban jiwa.
"Kalau seandainya tidak ada gas mata mungkin tidak hiruk-pikuk, kemudian kami menelusuri karakter luka, penyebab kematian," katanya.
Baca juga: Komdis PSSI Lakukan Investigasi Buntut Tragedi Kanjuruhan yang Tewaskan Ratusan Suporter
"Nanti kami tanya ke medis, apakah sekian korban karena sesak napas atau lainnya, kalau sesak napas kadar oksigennya seperti apa," imbuh dia.
Selanjutnya, Komnas HAM akan mengunjungi korban yang dirawat di rumah sakit hingga bertemu dengan pemain Arema FC.
"Mendalami apa pun yang terjadi di Kanjuruhan sana," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang