Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Video Viral Kucing Mati Diduga Diracun, Warga Bertemu Polisi dan Pemkot Malang

Kompas.com - 29/09/2022, 08:33 WIB
Nugraha Perdana,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Warga Perumahan Patraland Place, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, menggelar pertemuan dengan polisi, TNI, dan Pemkot Malang, setelah video yang menceritakan sejumlah kucing mati diduga diracun viral di media sosial.

Dalam pertemuan yang digelar Rabu (28/9/2022), mereka mencari titik terang dan solusi dari masalah tersebut.

Hasil pertemuan itu, para pemilik kucing tak mempermasalahkan kematian hewan peliharaan mereka. Selain itu, warga sepakat akan dilakukan sterilisasi untuk menekan populasi kucing liar di perumahan itu.

Kapolsek Lowokwaru AKP Anton Widodo mengatakan, polisi perlu mendalami penyebab kematian kucing yang diduga diracun seperti yang dijelaskan video viral tersebut.

Namun, kata dia, berdasarkan keterangan tiga pemilik kucing yang melihat hewan peliharaannya mati, tak ada tanda-tanda mencurigakan.

Baca juga: 6 Fakta Kasus Kucing Mati Diduga Diracun, Ketua RT Sempat Terima Laporan Warga, Polisi hingga Pemkot Malang Turun Tangan

"Tapi dari postingan yang viral karena keracunan atau diracun, tanda-tanda dari tiga orang yang melihat matinya itu tidak ada. Kucing-kucing ini tidak muntah," kata Anton saat dikonfirmasi, Rabu.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan kucing tersebut mati, seperti usia atau penyakit.

"Masih didalami, artinya kan belum tentu keracunan atau diracun," katanya.

Anton menambahkan, warga menemukan kucing-kucing itu dalam kondisi mati. Warga pun langsung menguburnya.

"Begitu ada warga yang melihat kucing itu mati langsung dikubur. Tahu-tahu mati. Itu langsung dimakamkan, ada yang dimakamkan di rumahnya," katanya.

Namun, pihaknya juga belum memeriksa secara langsung bangkai kucing yang mati.


Dia juga tidak membenarkan soal sempat mencuat adanya salah satu warga menuding warga lainnya yang meracuni kucing-kucing tersebut.

Anton mengatakan, tiga pemilik kucing telah ikhlas dan menerima dengan lapang dada kematian hewan peliharaannya.

"Justru orang yang punya kucing ini menerima sudah takdirnya kucingnya mati, tidak ada komplain dari pemilik kalau kucingnya diracun," katanya.

 

Warga sepakat sterilisasi kucing liar

Untuk menekan populasi kucing di wilayah perumahan tersebut yang jumlahnya sekitar puluhan ekor, akan dilakukan sterilisasi atau pengebirian terhadap kucing-kucing yang ada.

"Salah satu jalan dengan sterilisasi kucing-kucing liar disini untuk menekan angka populasi. Itu kesepakatan warga dengan komunitas kucing untuk membantu sterilisasi. Prosesnya akan didata dulu," katanya.

Sebelumnya, sebuah video yang menjelaskan sejumlah kucing mati di perumahan tersebut viral di media sosial Instagram.

Ketua RT setempat, Wiratmono membantah pernah menginstruksikan meracun kucing-kucing.

Baca juga: Viral, Video Puluhan Kucing Mati Diracun di Perumahan Kota Malang, Ini Penjelasan Ketua RT

"Saya tidak pernah menginstruksikan untuk meracun kucing karena saya penyayang kucing juga, Astaghfirullah, saya pernah punya 7 kucing warnanya hitam semua," katanya.

Dia mengatakan adanya informasi tersebut, pihaknya sudah bertemu dengan salah satu komunitas penyayang kucing di Malang.

Hasilnya, dari penelusuran yang dilakukan, hanya empat ekor kucing yang diduga diracun dan 11 ekor kucing lainnya hilang.

"Dari Cat Lovers Malang sudah bertemu dengan kami duduk bersama tadi malam (24/9/2022). Hasil pertemuan termasuk dari warga kami, yang mati empat dengan dugaan yang diracun, kami dapatkan video itu. Yang hilang 11 tapi belum tentu mati," katanya.

Pihaknya juga berjanji akan terus mencari titik terang dugaan kucing-kucing yang diracun itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com