JOMBANG, KOMPAS.com - Situs Mbah Blawu di Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diekskavasi sejak Senin (19/9/2022) hingga Sabtu (24/9/2022).
Hasil ekskavasi selama sepekan, ditemukan struktur bata yang membentuk pola kaki candi. Struktur kaki candi tersebut ditemukan di kedalaman 130 centimeter dari lapisan tanah yang digali tim ekskavasi.
Arkeolog Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa Timur, Pahadi mengungkapkan, struktur pola kaki candi yang ditemukan di Situs Mbah Blawu memiliki ukuran 9x9 meter.
Bangunan kaki candi terstruktur dari bata merah kuno, di mana masing-masing bata penyusun struktur memiliki ketebalan 11 centimeter.
Sejauh ini, kata Pahadi, pihaknya belum bisa memastikan periode pembangunan candi. Namun berdasarkan ukuran ketebalan bata, terdapat perbedaan dengan situs-situs peninggalan Majapahit.
Menurut dia, bata merah di Situs Mbah Blawu lebih besar jika dibandingkan dengan bata penyusun bangunan purbakala peninggalan Majapahit di kawasan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Baca juga: Kasus Jaksa Cabuli Anak Laki-laki di Jombang, Muncikari Dihukum 11 Bulan
“Ketebalan bata lebih tebal dari candi (Majapahit) di Trowulan. Ini identik seperti Brahu dan Pandegong. Mungkin periodenya mengarah ke situ (masa Mpu Sindok)," kata Pahadi, Minggu (25/9/2022).
Candi Brahu di Trowulan, maupun candi di Situs Pandegong di Desa Menganto, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, dibangun pada masa Mpu Sindok, penguasa Kerajaan Medang pada periode 924-947 masehi.
Namun, lanjut Pahadi, dugaan candi di Situs Mbah Blawu dibangun pada masa Mpu Sindok masih sebatas asumsi sementara. Apalagi, struktur yang ditemukan, masih pada bagian struktur yang membentuk pola kaki candi.
Pihaknya masih perlu mengumpulkan data artefak tambahan untuk memastikan pada siapa atau zaman kerajaan bangunan kuno tersebut dibangun.
"Tapi kami belum bisa justifikasi dari zaman Mpu Sindok atau setelahnya. Dugaannya mengarah ke situ (masa Mpu Sindok),” jelas Pahadi.