SURABAYA, KOMPAS.com - Kawasan wisata Dolly di Surabaya, Jawa Timur akan disulap menjadi kawasan wisata religi.
Apalagi di kawasan Kupang Gunung Timur, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan atau lebih dikenal dengan sebutan Gang Dolly tersebut, rupanya terdapat makam salah satu ulama.
Makam diprediksi telah ada sejak ratusan tahun silam dan masih berkaitan erat dengan Sunan Ampel dan Mbah Karimah, Kembang Kuning.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 31 Agustus 2022 : Sepanjang Hari Cerah Berawan
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, di Jalan Kupang Gunung Timur atau berdekatan dengan lapangan futsal, terdapat sebuah makam ulama atau tokoh agama.
Ulama tersebut dikenal oleh warga sekitar dengan nama Mbah Kapiludin.
"Di sana ada makamnya Mbah Kapiludin di sebelahnya lapangan futsal. Ternyata Dolly ini (dahulu) tempat berkembangnya Islam. Ada makam penyebar agama Islam yang luar biasa dan ini sejarahnya berhubungan dengan Sunan Ampel dan Mbah Karimah, Kembang Kuning," kata Wali Kota Eri Cahyadi di Surabaya, Rabu (31/8/2022).
Baca juga: Asyifa, Balita Tanpa Anus di Sumenep Akan Dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya
Melihat hal tersebut, ia menyatakan, makam Mbah Kapiludin ini bisa dikoneksikan dengan rencana pengembangan kawasan Wisata Dolly.
Bahkan tidak menutup kemungkinan, kawasan itu ke depannya dapat pula menjadi kawasan Wisata Religi.
"Berarti apa? ini bisa dikembangkan wisata religinya, dicampur wisata yang ada di Dolly. Nah, ini yang akan kita koneksikan," kata dia.
Baca juga: Wakil Wali Kota Surabaya Minta ASN Gunakan Sepatu Produksi Warga Eks Lokalisasi Dolly
Sementara itu, tokoh agama setempat, Ngadimin Wahab atau lekat disapa Abah Petruk mengungkapkan, saat kawasan Kupang Gunung Timur masih berupa alang-alang, sudah banyak orang yang datang berziarah ke makam Mbah Kapiludin.
"Jadi dulu di sini sebelum ada kampung, masih glagah-glagah bong, sudah ada makam Mbah Kapiludin. Jadi, sebelum ada perkampungan itu setiap malam Jumat legi, makam Mbah Kapiludin sudah disekar (diziarahi) orang," kata Abah Petruk.
Baca juga: Polisi Dalami Motif ART di Surabaya Buang Bayi di Atap Rumah
Sampai saat ini, makam Mbah Kapiludin juga masih sering diziarahi oleh masyarakat. Terutama warga di sekitar Putat Jaya yang memiliki hajat atau keinginan.
"Orang punya hajat sering mengadakan acara selamatan (kirim doa) di sini. Dulu yang punya lahan di sini sebelum meninggal saya sering dipanggil untuk acara pimpin doa selamatan," ungkap dia.
Baca juga: Usai Dipakai di G20 Bali, 53 Bus Listrik Akan Dioperasikan di Surabaya dan Bandung
Abah Petruk yang juga menjadi Ketua Takmir masjid setempat mengaku sempat melakukan istikharah di makam Mbah Kapiludin. Itu dilakukannya untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT agar mengetahui siapa sosok dari Mbah Kapiludin tersebut.
"Saya coba istikharah di sini ketemu orangnya, pakai blangkon. Beliau bilang saya Mbah Kapiludin, keturunan Mbah Karimah. Bilang itu saja kemudian hilang. Tidak tahu itu cucu atau cicit, tapi bilang masih ada garis keturunan Mbah Karimah, Kembang Kuning," cerita Abah Petruk.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 31 Agustus 2022 : Sepanjang Hari Cerah Berawan
Sementara itu, Camat Sawahan Kota Surabaya, M Yunus menambahkan, meski belum ada catatan secara tertulis, namun dari informasi awal, Mbah Kapiludin merupakan sesepuh atau babat alas di kawasan Putat Jaya.
"Informasi awal yang kita dapat, Mbah Kapiludin ini masih keturunan Mbah Karimah, Kembang Kuning," kata Yunus.
Bahkan di tahun 1965, kata Yunus, makam Mbah Kapiludin sudah diziarahi oleh masyarakat setempat. Maka menurutnya, tidak ada salahnya jika Pemkot melakukan perbaikan makam Mbah Kapiludin.
"Kalau tahun 1965 sudah diziarahi, berarti ini kan seng (yang) babat alas. Karena dulu kawasan ini bong semua. Kan tidak ada salahnya kita menghormati sesepuh yang babat alas di sini," tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.