Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Angkut 4 Nelayan di Sumenep Dihantam Ombak Besar, 1 Orang Tewas

Kompas.com, 22 Agustus 2022, 09:49 WIB
Ach Fawaidi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Empat nelayan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dihantam ombak besar saat mencari ikan di perairan Dusun Somor Kramat, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep.

Satu dari keempat nelayan tersebut meninggal dunia usai perahu yang mereka pakai terbalik akibat diterjang ombak besar.

"Satu orang dinyatakan meninggal dunia, sudah dievakuasi dan selanjutnya dilakukan prosesi penguburan jenazah," kata Kasubag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti saat dihubungi, Senin (22/8/2022).

Baca juga: Setahun Kabur ke Kalimantan, Pelaku Judi Togel di Sumenep Ditangkap

Widiarti menjelaskan, keempat nelayan yang pergi mencari ikan dengan perahu kecil itu masing-masing Misnaye (52) yang meninggal dunia, Khairul Rahman (21), Bahratun (30), dan Taufik Rahman (30).

Awalnya, lanjut Widiarti, pada Minggu (21/8/2022) sekitar pukul 04.30 WIB korban Misnaye berangkat jaring ikan dari Pelabuhan Rakyat Racera Dusun Somor Kramat, Desa Panaongan, Kecamatan, Pasongsongan Kabupaten Sumenep.

Ia pergi bersama Khairul Rahman, Bahratun, dan Taufik Rahman,

Selanjutnya sekira pukul 06.00 WIB korban bersama tiga orang lainnya menyepakati untuk kembali ke daratan usai merasa cukup mendapati ikan.

"Terus sekitar pukul 10.00 WIB saat sudah mendekati pantai dengan jarak kurang lebih 500 meter ada gelombang ombak besar sehingga sampan terbalik dan terbentur karang sehingga mengakibatkan keempat orang tersebut terlempar dari sampannya," tuturnya.

Baca juga: Diduga Pukul Istri, Oknum Karyawan Perhutani di Sumenep Ditetapkan Tersangka KDRT

Dalam kejadian itu, Bahratun dan Taufikrahman berhasil berpegangan ke sampan yang terbalik, dan korban Misnaye berusaha menolong Khairul Rahman yang tidak bisa berenang.

Namun keduanya kembali dihantam gelombang besar.

"Kejadian itu terlihat oleh dua orang nelayan yang kebetulan saat itu sedang memperbaiki sampannya di pinggir pantai, sehingga mendatangi lokasi kejadian dengan cara berenang untuk menolong korban," ujarnya.

Korban bersama Khairul Rahman dan dua nelayan lainnya berhasil dibawa ke pinggir pantai dan langsung dibawa ke Puskesmas Pasongsongan.

Baca juga: Pria di Sumenep Culik dan Aniaya Mantan Istri di Dalam Mobil, Ini Motifnya

Namun sayang ketika dilakukan pemeriksaan oleh tenaga medis, korban atas nama Masniye selaku pemilik perahu dinyatakan meninggal dunia.

"Pemilik perahu meninggal dunia. Sedangkan menantu dan dua nelayan yang ikut jaring ikan, selamat," ungkapnya.

Widiarti juga mengungkapkan, hasil pemeriksaan luar terhadap korban, tidak ditemukan luka dan hanya diketahui ada dua buah gigi depan atas yang tanggal.

"Kerugian atas laka laut yang menelan korban jiwa itu, diperkirakan mencapai Rp50 juta," pungkasnya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau