Sedangkan untuk pelatihan bercocok tanam, Risma akan memberikan pelatihan tersebut kepada anak-anak muda di Papua.
"Kami ingin pertanian mereka lebih maksimal dengan pengetahuan. Kemudian, kami akan training tentang pengolahan makan. Jadi, nanti kami tanam pepaya dan macam-macam buah-buahan, nanti bisa diolah untuk makanan olahan. Nanti kalau hasil ikannya lebih banyak di sana, kami alan ajari pengolahan ikan," tutur Risma.
Program kewirausahaan sosial lain untuk warga Papua juga ada di bidang otomotif, branding produk, hingga packaging.
Risma juga berencana memberi pelatihan membuat minyak goreng dari bunga matahari.
"Ada program yang banyak lagi, ada bengkel, pembuatan packaging, branding kami ajari. Mereka (masyarakat Papua) sudah bergerak, nantinya di beberapa tempat itu kami akan tanam bunga matahari. Kami ajari cara membuat minyak goreng dari bunga matahari," tutur Risma.
Sementara itu, salah satu warga Serui, Papua, yang mengikuti pelatihan pembuatan kapal fiber, Yohanis Ayorbaba menyampaikan, terima kasih.
"Kabupaten Kepulauan Yapen masih dalam sistem manual, tetapi kami banyak terima kasih kepada mama menteri yang telah memprogramkam kami, sehingga kami ada di ITS. Kami sangat bersyukur," kata Yohanis.
Selama mengikuti proses pelatihan pembuatan perahu fiber, ia mengaku didampingi dan dilatih oleh beberapa dosen dan mahasiswa ITS.
"Walaupun waktunya singkat, bagi kami ini sungguh ilmu yang sangat bermanfaat. Kami juga mampu menyelesaikan pengerjaan perahu fiber. Ini menandakan kami punya tekad yang besar," ucap Yohanis.
Usai mendapatkan pelatihan dari ITS, ia mengaku akan mentransfer ilmu yang didapat untuk diberikan kepada anak-anak muda di Papua.
Dengan melatih anak-anak muda di Papua, ia berharap secara bersama-sama dapat menciptakan lapangan kerja dengan memproduksi perahu fiber secara massal.
"Agar ke depan, kami dan anak-anak Papua bisa mandiri dan kami semua bisa menghidupi keluarga kami, bahkan anak-anak kami," kata Yohanis.
Sekembalinya ke Papua, dirinya akan berkoordinasi dengan rekan-rekan yang memiliki lahan untuk digunakan sebagai tempat usaha atau produksi pembuatan perahu fiber.
"Saudara-saudara kami punya lahan yang dimiliki di sana. Jadi, mungkin kami buka lapangan kerja di sana dengan bahan yang kami siapkan di lahan yang kami buka untuk memperluas lahan kerja di kabupaten Kepulauan Yapen," ujar dia.
Terkait material pembuatan kapal, dirinya akan mengusulkan kepada pemerintah agar bisa memberikan bantuan.
"Karena baru pertama kali dilatih di sini dengan peralatan yang sudah ada di sini. (Bantuan bahan) itu yang kami harapkan setelah kami kembali pada hari Minggu, itu yang mungkin kami usulkan," tutur Yohanis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.