LUMAJANG, KOMPAS.com - Video berdurasi 30 detik yang memperlihatkan sebuah ikan berukuran besar di Ranu Pakis, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, viral di media sosial.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang Agus Widarto angkat bicara terkait video tersebut.
Agus membenarkan keaslian video yang beredar tersebut. Namun, ia membantah soal ikan raksasa yang disampaikan warga dalam video tersebut.
Menurutnya, yang terlihat dalam video itu adalah gerombolan ikan yang berenang bersamaan.
"Video itu benar memang kejadiannya kemarin, tapi itu bukan ikan besar hanya segerombolan ikan yang biasa disebut kobu," kata Agus di kantornya, Kamis (19/5/2022).
Baca juga: Antisipasi PMK, Pemkab Didesak Lockdown Pasar Hewan di Lumajang
Selain video, sebuah foto memperlihatkan ikan besar di Ranu Pakis juga beredar di media sosial. Ikan di dalam foto itu mirip dengan jenis sturgeon yang memiliki habitat di Amerika Utara.
Agus menegaskan, ikan sturgeon tak mungkin ada di Ranu Pakis. Ia menduga, foto itu diambil dari internet.
"Kalau foto yang ini jelas sturgeon, tapi bukan ini yang ada di sana (Ranu Pakis), ini di internet banyak," tegasnya.
Ada ikan berukuran besar di Ranu Pakis
Meski begitu, Agus tak menampik ada ikan berukuran besar yang hidup di Ranu Pakis. Setiap tahun, kata Agus, Dinas Perikanan Lumajang menebar ikan di danau yang terletak di kaki Gunung Lemongan itu.
Namun, ia belum bisa memastikan jenis ikan besar apa yang hidup di sana.
"Tadi kami ke sana untuk minta keterangan warga dan memang ada ikan besar, kemungkinan tombro atau gabus, kalau kata warga ukurannya kurang lebih tiga meter," ungkapnya.
Baca juga: Viral, Video Kemunculan Ikan Berukuran Raksasa di Ranu Pakis Lumajang, Warga Ketakutan
Menanggapi kejadian ini, Agus akan mengirimkan surat ke Dinas Perikanan Provinsi Jatim dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sehingga, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mencari tahu spesies yang hidup di Ranu Pakis.
"Nanti kita lihat jika ada keluhan warga karena kita belum tahu ikan besar itu jenis predator atau bukan, jika ada keluhan maka akan kami kirim surat untuk dilakukan penelitian lebih lanjut," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.