Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kasus Pembunuhan Mahasiswa Kedokteran UB hingga Terduga Pelaku Ditangkap

Kompas.com, 16 April 2022, 16:21 WIB
Imron Hakiki,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur telah menangkap terduga pelaku pembunuhan mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya, Bagus Prasetya Lazuardi.

Penangkapan itu dilakukan oleh Subdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa Timur, Jumat (15/4/2022) pagi di kawasan Kota Malang.

Selain terduga pelaku, mobil Toyota Innova milik korban yang sebelumnya raib, juga telah ditemukan di kawasan Kota Malang.

Baca juga: Titik Terang Kematian Mahasiswa Kedokteran UB, Polisi Amankan 2 Terduga Pelaku Pembunuhan

Namun, pihak kepolisian belum mengungkapkan siapa sosok terduga pelaku pembunuh pria berusia 26 tahun itu. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Dirmanto mengatakan belum bisa menyampaikan identitas pelaku, karena pihaknya sedang melakukan penyidikan kepada terduga pelaku.

"Subdit 3 Jatanras Ditreskrium Polda Jatim benar sudah menangkap tersangka tindak pidana pembunuhan di Pasuruan. Mohon waktu untuk detailnya informasi akan segera kami sampaikan. Masih menunggu proses pembuktian oleh penyidik," ungkapnya melalui pesan singkat, Jumat malam.

Baca juga: Terduga Pelaku Pembunuh Mahasiswa Kedokteran UB Jalani Rekonstruksi, Peragakan Saat Mencekik Korban

Tewasnya Bagus Prasetya Lazuardi menyita perhatian masyarakat. Pasalnya, banyak teka-teki atas tewasnya mahasiswa asal Tulungagung itu.

Ia awalnya ditemukan tewas oleh warga setempat di pekarangan kosong di pinggir jalan yang berada di Dusun Krajan, Desa Purwodadi, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Selasa (12/4/2022) pukul 08.30 WIB.

Saat itu, jasad korban tidak dikenal. Sebab tidak ditemukan identitas di sekitar jasad korban. Polisi hanya menemukan uang senilai Rp 150.000. Bahkan, mobil Toyota Innova yang sebelumnya dikendarainya juga korban juga raib.

Identitas korban baru diketahui atas nama Bagus Prasetyo Lajuardi, mahasiswa Kedokteran Universitas Brawijaya, setelah polisi melakukan pemeriksaan sidik jari melalui Mobile Automatic Multi Biometric Identification System (MAMBIS).

Setelah itu, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Pasuruan melakukan penyelidikan. Hasil otopsi ditemukan adanya dugaan kekerasan pada tubuh korban. Butuh sekitar tiga hari hingga terduga pelaku berhasil terungkap.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Kasat Reskrim) Pasuruan, AKP Adhi Putranto Utomo mengungkapkan, korban diduga tewas akibat kekerasan benda tumpul di bagian dada.

"Kemungkinan dada korban diinjak dengan benda tumpul. Sehingga mengakibatkan penggumpalan darah di bagian dada, dan membuat paru-parunya mengempis," ungkapnya melalui sambungan telepon, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Polresta Malang Kota Bantu Pengungkapan Kasus Penemuan Mayat Mahasiswa UB

Jajaran Satreskrim Polres Pasuruan terus berupaya melakukan penyelidikan untuk mencari tahu siapa pelaku pembunuhan tersebut.

Beberapa saksi dan rekaman CCTV dikumpulkan. Terhitung ada lima orang saksi yang dimintai keterangan oleh jajaran Satreskrim Polres Pasuruan. Meliputi, keluarga dan pacar korban, sekaligus saksi mata yang pertama kali menemukan jasad korban.

Menurut pengakuan pacar korban, berinisial T, ia dan korban sempat makan bersama pada hari Kamis (7/4/2022) di daerah Malang.

Baca juga: Teka-teki Kematian Mahasiswa Kedokteran UB, Hilang Usai Makan bersama Pacar di Malang, Mayatnya Ditemukan di Pasuruan

"Kemudian setelah makan itu, T diantar pulang oleh korban," ungkap Adhi

Dari berbagai penyelidikan yang dilakukannya, Adhi menduga korban dibunuh di tempat lain, kemudian dibawa dan dibuang di TKP penemuan mayat korban itu.

Untuk mempercepat pengungkapan kasus tersebut, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota turut membantu penyelidikan kasus tersebut, meliputi pemeriksaan saksi-saksi yang berada di Kota Malang.

Sebelum ditemukan tewas, orangtua korban membuat laporan kehilangan ke Polres Tulungangung. Namun, tak berselang lama, dikabarkan korban ditemukan telah tewas di Kabupaten Pasuruan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau