Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kampung Lontong Banyu Urip Surabaya, Dulu Dikenal Sentral Penghasil Tempe

Kompas.com - 05/04/2022, 14:01 WIB
Rachmawati

Editor

Saat persaingan tempe semakin ketat, pada tahun 1974 Ramiah mencoba membuat lontong dan dipasarkan di tempat ia biasa berdagang tempe dan ayam di pasar.

Ramiah belajar membuat lontong dari Mbah Muntiyah, tetangganya di Banyu Urip Lor.

Tak disangka lontongnya laris. Karena pesanan semakin banyak, ia meminta bantuan tetangga untuk membuat lontong.

Ramiah pun mulai mengajari tetangga membuat lontong. Lambat laun perajin tempe akhirnya mengikuti jejak Ramiah.

Baca juga: Semarak Kampung Ramadhan Digelar di Solo, Ini Harapan Gibran

Salah satu tetangga yang diajari membuat lontong oleh Ramiah adaah Suwarni. Pada tahun 1996, Suwarni mengalami kesulitan ekonomi. Ramiah pun memutuskan mengajari Suwarni membuat lontong.

Tak hanya membuat, Ramiah juga menyuruh Suwarni berjualan lontong secara mandiri sebagai pekerjaan sampingan.

Untuk mempermudah produksi Suwarni, Ramiah memberikan modal secara gratis berupa kompor, dandang, beras dan daun pisang.

Pada tahun 1977, Suwarni mulai memproduksi dan menjual lontong secara mandiri ke beberapa pasar tradisional khususnya di Pasar Asem Banyu Urip dan Pasar Krukah.

Baca juga: Program Kampung Religi Antarkan Kota Magelang Jadi Salah Satu Kota Paling Toleran di Indonesia

Setelah Suwarni sukses menjalankan bisnis jualan lontong, banyak masyarakat Banyu Urip Lor yang tertarik untuk memulai bisnis yang sama.

Mereka akhirnya memutuskan untuk belajar membuat lontong kepada Ramiah. Ramiah dengan senang hati memberitahukan cara membuat lontong kepada mereka.

Setiap hari, ada beberapa tetangga Ramiah yang ngenger di rumahnya untuk belajar cara membuat lontong.

Ciri khas Lontong Banyu Urip juga muncul berkat inovasi dari Ramijah. Lontong Banyu Urip hasil inovasi Ramiah dibungkus dengan bagian luar daun pisang, sehingga lontong yang dihasilkan berwarna kehijauan.

Baca juga: Melihat Kampung Pancasila di Desa Senduro Lumajang, Hidup Berdampingan dalam Perbedaan

Dari hasil berjualan lontong tersebut, warga bisa membangun rumah, menyekolahkan anak dan memenuhi kebutuhan hidup.

Keberadaan Kampung Lontong menjadi penting untuk keberlangsungan kuliner masyarakat Surabaya, yang sebagian besar bermenu utama lontong. Seperti lontong balap, lontong kupang, lontong mie, lontong sayur, lontong kikil, lontong cap gomeh, gado-gado, sate, bakso dan lain-lain.

Dengan demikian, otomatis Kampung Lontong juga membantu perekonomian masyarakat Surabaya, terutama para penjual makanan yang bermenu utama lontong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Surabaya
Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Surabaya
Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Surabaya
Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Surabaya
Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Mengenal Unan-unan, Tradisi Warisan Lima Tahunan Suku Tengger

Surabaya
Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Keluarga Pedangdut Via Vallen Buka Suara Usai Rumahnya Digeruduk

Surabaya
Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Bebas Bersyarat, Mantan Bupati Malang Rendra Kresna Ingin Rehat Sejenak dari Dunia Politik

Surabaya
5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

5 Orang Pengeroyok Anggota Perguruan Silat di Banyuwangi Jadi Tersangka

Surabaya
Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Komnas PA Dampingi Korban Pencabulan Polisi di Surabaya

Surabaya
Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Belasan Ribu Lahan Tadah Hujan di Nganjuk Bakal Dilakukan Pompanisasi

Surabaya
Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Usai ke PDI-P, Bupati Jember Daftar Penjaringan Bacabup ke PKB

Surabaya
Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Eks Lokalisasi Gunung Sampan di Situbondo Diubah Menjadi Wisata Karaoke

Surabaya
Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Gula di Kota Malang Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com