Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Rumah Joglo Tertua di Ngawi, Dibangun Tahun 1750 Masehi, Lebih Tua dari Benteng Van Den Bosch

Kompas.com - 28/03/2022, 13:27 WIB
Sukoco,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com –  Rumah joglo yang berada di Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur terlihat ramai dengan sejumlah wanita yang menari Gambyong diiringi gamelan di bangunan utama rumah tersebut.

Sementara di sisi depan yang berukuran lebih kecil atau regol berisi meja kursi digunakan untuk menerima tamu.

Sedangkan di bangunan paling belakang atau sentongan dimanfaatkan oleh pemilik untuk keperluan keluarga dan sebagai tempat istirahat.

Rumah joglo Darmo Wongso atau dikenal dengan Darmo Menggolo ini disebut sebagai rumah tertua di Ngawi yag dibangun pada tahun 1750 Masehi.

Baca juga: Cerita di Balik Nenek Berbaju Merah di Ngawi Santai Seberangi Rel Saat Kereta Hendak Melintas

Keturunan Darmo Menggolo

Agung Kusumo Wahyu Wibowo, keturunan ke-10 dari Kanjeng Pangeran Satsro Widekso atau Darmo Menggolo yang saat ini menempati dan merawat rumah tersebut mengatakan, bukti pembangunan rumah joglo dibangun pada tahun 1750 Masehi terdapat pada lempengan tembaga yang disimpan di bagian tengah salah satu kayu utama bangunan rumah joglo.

“Di dodog peksi itu ada lempengan tembaga dan pusaka, di mana tahun yang  tertulis tahun Saka 1678 atau sama dengan tahun 1750 Masehi,” ujar Agung saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.

Agung menambahkan, rumah yang dibangun oleh kakek buyutnya tersebut usianya lebih tua dari bangunan benteng pendem atau Benteng Van Den Bosch yang dibangun oleh Belanda antara tahun 1839-1845 oleh arsitek bernama Jacobus Von Dentzsch.

Baca juga: Hendak Buang Sampah, Warga Ngawi Tewas Terperosok ke dalam Septic Tank

 

Pembangunan rumah tertua di Ngawi tersebut berawal dari keberhasilan kakek buyutnya yang merupakan prajurit dari Keraton Kartasura dalam menumpas pemberontakan di wilayah Brang Wetan atau Provinsi Jawa Timur saat ini.

“Pada saat itu ada konflik suksesi antara Amangkurat III dan PB yang menimbulkan pemberontakan di wilayah Brang Wetan,” imbuhnya.

Karena berhasil memadamkan upaya pemberontakan di sejumlah wilayah Brang Wetan bersama anggota pasukan Keraton Kartasura lainnya, Darmo Menggolo mendapat hadiah tanah perdikan yang akhirnya dibangun rumah joglo tersebut.

Keramik lantai rumah joglo tertua di Ngawi yang diimport langsung dari Negara Belanda.KOMPAS.COM/SUKOCO Keramik lantai rumah joglo tertua di Ngawi yang diimport langsung dari Negara Belanda.
Tanah perdikan yang diberikan oleh Keraton Kartasura, menurut Agung, dimulai dari alun-alun Ngawi sampai batas Bengawan Solo.

"Di sini kakek buyut mulai babat Ngawi dengan membangun rumah dan di bagian barat tanah perdikan. Beliau juga membangun dermaga untuk perdagangan. Di sana dulu juga ada bangunan rumah,” katanya.

Kawasan tanah perdikan yang dekat dengan sungai dan merupakan jalur trasnportasi utama pada waktu itu, membuat jumlah warga yang menghuni tanah perdikan terus bertambah.

Zaman dahulu, untuk menghuni tanah perdikan warga harus mengabdi dengan menggarap sawah milik Darmo Menggolo.

Baca juga: Bermula 2 Siswa, Kasus Positif Covid-19 di SMPN 5 Ngawi Bertambah 30 Orang

 

Sementara di bagian utara rumah joglo saat ini masih berdiri kokoh bangunan lumbung yang terbuat dari kayu jati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

978 Pekerja Jasa Transportasi di Kota Batu Terima Insentif Ramadhan Rp 600.000

Surabaya
Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Kasus DBD di Kabupaten Malang Meningkat Capai 905 Orang, 10 di Antaranya Meninggal

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Sedang

Surabaya
Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Bertengkar dengan Istri, Ayah di Situbondo Aniaya Balitanya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Perselingkuhan Istri Kades dengan Sekdes di Tuban yang Berujung Maut

Surabaya
Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Paskah, Gereja Katolik Katedral Surabaya Siapkan Kuota 5.000 Jemaat

Surabaya
Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Penyebab Sekjen PDI-P Hasto Dilaporkan ke Polresta Banyuwangi

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Lamongan untuk Lebaran 2024

Surabaya
Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas, Warga Diminta Tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Surabaya
Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus 'Ferienjob'

Pakar Pendidikan Nilai Kampus Sebenarnya Bisa Antisipasi TPPO Modus "Ferienjob"

Surabaya
Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Mojokerto untuk Lebaran 2024

Surabaya
Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Kasus Pembunuhan Sekdes di Tuban, dalam Sidang, Istri Pelaku Akui Selingkuh dengan Korban

Surabaya
Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Harga Daging Sapi di Banyuwangi Stabil Jelang Lebaran 2024

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com