Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jalak Lawu, dari Mitos Wongso Menggolo hingga Diyakini Tunjukkan Jalan bagi Pendaki Tersesat

Kompas.com - 22/03/2022, 06:00 WIB
Sukoco,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Brawijaya V mengasingkan diri ke Lawu

Keberadaan burung jalak lawu bagi masyarakat di Magetan tak lepas dari kisah tutur tentang perjalanan Raja Brawijaya V yang mengasingkan diri ke kawasan Puncak Gunung Lawu kurang lebih 600 tahun lalu. 

Pengiat Budaya dari Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Abdul Rohman mengatakan, pada masa runtuhnya kerajaan Majapahit, Brawijaya V mendapat petunjuk untuk mengasingkan diri di Gunung Lawu.

Sebab, Gunung Lawu dipercaya sebagai gunung keramat di Pulau Jawa.

"Dalam sengkalan Sirnaning Kertaning Ilaning Bumi merupakan masa runtuhnya kerajaan Majapahit dan bergantinya masa pengaruh Islam, Brawijaya mendapat wangsit untuk mengasingkan diri ke Gunung Lawu,” ujar Abdul saat ditemui di Pos Pendakian Cemoro Sewu, Minggu (20/03/2022).

Dalam perjalanan pengasingan ke puncak Gunung Lawu, Prabu Brawijaya menemui kesulitan untuk menemukan jalan pendakian.

Raja Brawijaya V bersama rombongan pasukannya sempat diadang oleh Wongso Menggolo dan Dipo Menggolo selaku punggawa desa di bagian utara Gunung Lawu.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Magetan, Kabupaten di Kaki Gunung Lawu yang Berjuluk The Sunset of East Java

Mereka mengira desanya akan diserang oleh sekelompok pasukan yang mengiringi Brawijaya.

Namun setelah dijelaskan bahwa pasukan tersebut merupakan rombongan Raja Brawijaya V yang akan mengasingkan diri ke puncak Gunung Lawu, Wongso Menggolo dan Dipo Menggolo kemudian turut mengantarkan sang raja menuju puncak Gunung Lawu.

Berkat bantuan Wongso Menggola dan Dipo Menggolo, Raja Brawijaya berhasil mencapai Hargo Dumilah, puncak Gunung Lawu.

Setelah berhasil mencapai Hargo Dumilah, Brawijaya kemudian bermukim dan melakukan kegiatan olah batin di puncak Gunung Lawu tersebut.

Pada suatu hari, anak Brawijaya yang bernama Raden Gugur yang masih berusia sekitar 15 tahun lari menuju Gunung Lawu karena dikejar-kejar oleh pasukan Kadipaten Cepu.

Adipati Cepu diperintah oleh Girindrawardhana, raja Majapahit yang berhasil menggulingkan kedudukan Brawijaya.

“Kisah tersebut terdapat di buku Girindrawardhana yang ditulis Djafar terbitan tahun 1978 dan buku politik kerajaan jawa dan hitam putih Majapahit yang ditulis Sri Wintala Achmad,” imbuhnya.

Baca juga: Hujan Angin Landa Magetan, 21 Rumah Rusak dan 2 Mobil Tertimpa Pohon Tumbang

Setelah Raden Gugur berhasil mencapai puncak Lawu, Brawijaya kemudian memerintahkan pasukannya yang tersisa untuk menghadapi pasukan dari Kadipaten Cepu tersebut.

Selain pasukan dari Kerajaan Majapahit, pertempuran melawan Kadipaten Cepu juga diikuti oleh pasukan Wongso Menggolo dan Dipo Menggolo.

Pertempuran yang terjadi medan peperangan sangat dahsyat. Saking dahsyatnya pertempuran seluruh prajurit dari kedua musuh tidak ada yang selamat.

Hanya Raden Gugur, Wongso Menggolo dan Dipo Menggolo yang masih hidup. Adipati Cepu yang selamat akhirnya memilih melarikan diri.

Lokasi yang diyakini sebagai area peperangan tersebut, masih sering dikunjungi oleh para pendaki puncak Gunung Lawu hingga kini.

Lokasi medan peperangan sendiri berada di sebelah utara dari puncak Hargo Dumilah atau berada di sebelah Pasar Dieng atau Pasar Setan.

Baca juga: Bukit Glodakan Wonogiri, Spot Sunrise Menawan Berlatar Gunung Lawu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Remaja Hanyut Bersama Motor, Jasad Ditemukan 30 Km dari Titik Kejadian

Remaja Hanyut Bersama Motor, Jasad Ditemukan 30 Km dari Titik Kejadian

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Gempa Garut M 6.5, Guncangan Terasa Kuat di Trenggalek

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com