Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Gantung Diri Sambil "Video Call" Pacar, Psikolog Sebut Ada Pesan yang Ingin Disampaikan

Kompas.com - 16/03/2022, 18:58 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - PG, remaja laki-laki di Kabupaten Sumbawa gantung diri saat melakukan video call dengan pacarnya pada Rabu (16/3/2022) dini hari.

Jenazah PG ditemukan pertama kali oleh sang bibi.

Sebelum ditemukan tewas tergantung, saat bibi melihat keponakannya sedang video call dengan pacarnya di depan rumah pada Selasa tengah malam.

Sang bibi pun curiga karena hingga dini hari PG tak kunjung masuk ke rumah. Saat diperiksa, PG ternyata tewas gantung diri di pohon di dekat rumahnya.

Petugas yang melakukan oleh TKP menemukan ponsel korban menyala dan mendengar seorang perempuan yang sedang menangis.

Diduga, korban memiliki masalah asmara dengan kekasihnya.

Baca juga: Video Call Pacar, Remaja di Sumbawa Bunuh Diri, Ditemukan Sang Bibi Tergantung di Pohon, Ini Ceritanya

Ada pesan yang ingin disampaikan

Betty Kumala Febriawati, psikolog klinis mengatakan orang yang memutuskan bunuh diri biasanya kehilangan harapan saat ia sedang menghadapi situasi yang sulit.

"Saat berada situasi sulit, dia akan merasa bunuh diri adalah pilihan terakhir. Dia dalam kondisi tertekan. Seharusnya saat saat anak merasakan itu, orangtua harus hadir" kata Betty saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (16/3/2022).

Ia mengatakan akumulasi yang dirasakan anak akan terlihat selama 30 hari terakhir seperti lebih pendiam, menutup diri, terlihat cemas, merasa kehilangan, tidak percaya diri bahkan mengalami mimpi buruk.

Baca juga: Remaja di NTB Tewas Gantung Diri, Ponsel Masih Menyala dan Terdengar Suara Pacar Menangis

"Tapi sebagai orangtua atau orang dewasa seharusnya tak harus menunggu sebulan melihat sikap yang berbeda dari anak. Dua hari saja sebenarnya orang terdekat sudah terasa dan saat ini anak sebenarnya butuh perhatian," kata pengurus Forum Komunikasi Psikolog Rumah Sakit Se-Indonesia itu.

Terkait kasus PG, ia menduga ada tekanan yang terjadi sehingga muncul rasa tidak dihargai, tidak percaya diri hingga memutuskan bunuh diri.

"Namanya komunikasi melalui video call atau media sosial ini pasti kan berbeda ya dengan berbicara langsung jadi saya menduga ada tekanan yang muncul," kata Betty.

Baca juga: Usai Bunuh Istri, Pria di Riau Gantung Diri

Ia mengatakan dalam kasus bunuh diri, ada impulsif negatif yang membuat pelaku nekat mengakhiri hidupnya.

Dalam kasus-kasus tertentu Betty mengatakan pelaku bunuh diri tidak benar-benar ingin mengakhiri hidupnya.

Namun mereka ingin menyampaikan pesan kepada orang di sekitarnya bahwa ada masalah sosial yang ia hadapi seperti perundungan atau dikhianati.

"Saya ada klien yang menyakiti dirinya sendiri. Dia cerita kalau melakukan hal tersebut agar keluarganya tahu apa yang sedang terjadi sama dirinya," ungkap Betty.

Baca juga: Diduga Depresi karena Tak Lagi Kerja, Pria Paruh Baya di Palembang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Terkait bunuh diri yang dilakukan saat video call, Betty mengatakan ada pesan yang sebenarnya ingin disampaikan oleh yang bersangkutan. Menurut Betty pelaku bunuh diri biasanya kesulitan untuk mengkomunikasikan isi pikiran maupun perasannya.

"Saya mengira ada pesan yang ingin disampaikan. Tapi apa spesifiknya memang harus menggali riwayat dan kondisi mental terakhir pelaku," ungkap dia.

Menurutnya bunuh diri semacam itu sangat berbahaya, karena bisa memantik aksi serupa di waktu yang lain.

Baca juga: Depresi Sakit Tak Kunjung Sembuh Seorang Kakek di Wonogiri Gantung Diri

Namun ia juga mengatakan bunuh dengan cara seperti itu bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengalami gangguan kepribadian seperti bipolar hingga narsistic personality disorder.

"Namun untuk menyatakan hal tersebut harus dilakukan pemeriksaan. Tidak serta merta," ungkap dia.

Untuk mencegah bunuh diri pada anak di bawah umur, Betty berpesan agar orangtua atau orang dewasa memberikan perhatian lebih kepada anak-anak dan menyempatkan waktu untuk berbicara.

Jika sang anak memiliki masalah dan perlu bantuan tenaga ahli, Betty menyarankan untuk menemui ahli jiwa atau psikolog klinis. Menurutnya orangtua juga harus tahu dan memahami DPA atau Dukungan Psikologi Awal.

"Apapun masalah mereka tolong didengarkan. Jangan disepelekan karena anak-anak juga manusia yang ingin didengar dan mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Anak-anak harus tumbuh di lingkungan yang baik," kata dia.

Baca juga: Diduga Sang Ibu Menenggelamkan Anaknya lalu Menghilangkan Nyawanya dengan Gantung Diri

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com