Salin Artikel

Remaja Gantung Diri Sambil "Video Call" Pacar, Psikolog Sebut Ada Pesan yang Ingin Disampaikan

Jenazah PG ditemukan pertama kali oleh sang bibi.

Sebelum ditemukan tewas tergantung, saat bibi melihat keponakannya sedang video call dengan pacarnya di depan rumah pada Selasa tengah malam.

Sang bibi pun curiga karena hingga dini hari PG tak kunjung masuk ke rumah. Saat diperiksa, PG ternyata tewas gantung diri di pohon di dekat rumahnya.

Petugas yang melakukan oleh TKP menemukan ponsel korban menyala dan mendengar seorang perempuan yang sedang menangis.

Diduga, korban memiliki masalah asmara dengan kekasihnya.

Ada pesan yang ingin disampaikan

Betty Kumala Febriawati, psikolog klinis mengatakan orang yang memutuskan bunuh diri biasanya kehilangan harapan saat ia sedang menghadapi situasi yang sulit.

"Saat berada situasi sulit, dia akan merasa bunuh diri adalah pilihan terakhir. Dia dalam kondisi tertekan. Seharusnya saat saat anak merasakan itu, orangtua harus hadir" kata Betty saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (16/3/2022).

Ia mengatakan akumulasi yang dirasakan anak akan terlihat selama 30 hari terakhir seperti lebih pendiam, menutup diri, terlihat cemas, merasa kehilangan, tidak percaya diri bahkan mengalami mimpi buruk.

"Tapi sebagai orangtua atau orang dewasa seharusnya tak harus menunggu sebulan melihat sikap yang berbeda dari anak. Dua hari saja sebenarnya orang terdekat sudah terasa dan saat ini anak sebenarnya butuh perhatian," kata pengurus Forum Komunikasi Psikolog Rumah Sakit Se-Indonesia itu.

Terkait kasus PG, ia menduga ada tekanan yang terjadi sehingga muncul rasa tidak dihargai, tidak percaya diri hingga memutuskan bunuh diri.

"Namanya komunikasi melalui video call atau media sosial ini pasti kan berbeda ya dengan berbicara langsung jadi saya menduga ada tekanan yang muncul," kata Betty.

Ia mengatakan dalam kasus bunuh diri, ada impulsif negatif yang membuat pelaku nekat mengakhiri hidupnya.

Dalam kasus-kasus tertentu Betty mengatakan pelaku bunuh diri tidak benar-benar ingin mengakhiri hidupnya.

Namun mereka ingin menyampaikan pesan kepada orang di sekitarnya bahwa ada masalah sosial yang ia hadapi seperti perundungan atau dikhianati.

"Saya ada klien yang menyakiti dirinya sendiri. Dia cerita kalau melakukan hal tersebut agar keluarganya tahu apa yang sedang terjadi sama dirinya," ungkap Betty.

Terkait bunuh diri yang dilakukan saat video call, Betty mengatakan ada pesan yang sebenarnya ingin disampaikan oleh yang bersangkutan. Menurut Betty pelaku bunuh diri biasanya kesulitan untuk mengkomunikasikan isi pikiran maupun perasannya.

"Saya mengira ada pesan yang ingin disampaikan. Tapi apa spesifiknya memang harus menggali riwayat dan kondisi mental terakhir pelaku," ungkap dia.

Menurutnya bunuh diri semacam itu sangat berbahaya, karena bisa memantik aksi serupa di waktu yang lain.

Namun ia juga mengatakan bunuh dengan cara seperti itu bisa dilakukan oleh orang-orang yang mengalami gangguan kepribadian seperti bipolar hingga narsistic personality disorder.

"Namun untuk menyatakan hal tersebut harus dilakukan pemeriksaan. Tidak serta merta," ungkap dia.

Untuk mencegah bunuh diri pada anak di bawah umur, Betty berpesan agar orangtua atau orang dewasa memberikan perhatian lebih kepada anak-anak dan menyempatkan waktu untuk berbicara.

Jika sang anak memiliki masalah dan perlu bantuan tenaga ahli, Betty menyarankan untuk menemui ahli jiwa atau psikolog klinis. Menurutnya orangtua juga harus tahu dan memahami DPA atau Dukungan Psikologi Awal.

"Apapun masalah mereka tolong didengarkan. Jangan disepelekan karena anak-anak juga manusia yang ingin didengar dan mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Anak-anak harus tumbuh di lingkungan yang baik," kata dia.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

https://surabaya.kompas.com/read/2022/03/16/185800778/remaja-gantung-diri-sambil-video-call-pacar-psikolog-sebut-ada-pesan-yang

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com