MALANG, KOMPAS.com - Hujan deras yang terjadi Senin (14/3/2022) sore membuat ratusan rumah di kawasan Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang terendam banjir.
Sedikitnya terdapat 219 rumah dan fasilitas umum yang tersebar di empat desa terdampak bencana tersebut.
Bupati Malang, HM Sanusi meninjau lokasi banjir tersebut, Selasa (15/3/2022) pagi.
Dia mengatakan akan memperbaiki saluran air agar banjir serupa tidak terjadi kembali.
"Kami (Pemerintah Kabupaten Malang) bersama camat dan kepala desa setempat akan mengevaluasi fasilitas umum yang rusak akibat banjir ini," ungkapnya saat ditemui, Selasa (15/3/2022).
Baca juga: Banjir di Kota Malang, Diguyur Hujan Deras 3 Jam dan Evakuasi Warga Berlangsung Dramatis
Sanusi menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Malang akan menggunakan anggaran BTT (belanja tidak terduga) untuk memperbaiki sejumlah fasum yang rusak.
"Untuk warga mungkin tidak akan kami relokasi. Sebab, ini bukan bencana rutin. Tinggal Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPU SDA) untuk memperbaiki saluran sungainya," jelasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bambang Istiawan mengatakan banjir itu akibat luapan air dari Sungai Lowoksuruh.
"Akibat hujannya terlalu deras, sehingga debit air terlalu tinggi, dan meluap ke pemukiman warga," tuturnya saat ditemui, Selasa.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Malang Hari Ini, 15 Maret 2022, Cerah Berawan, Hujan Ringan
Salah satu warga Desa Mangliawan, Suparti (61) mengatakan banjir itu mulai merendam kediamannya pada Senin (4/3/2022) sekitar pukul 05.00 WIB.
"Banjir mulai datang dan berangsur merendam rumah kami hingga ketinggian sekitar dua meter," ungkapnya saat ditemui, Selasa.
Baca juga: Banjir di Kota Malang, 6 Orang Terjebak akibat Rumahnya Terendam
Terpaksa, ia pun bersama keluarganya mengungsi ke rumah tetangganya yang berada di dataran lebih tinggi.
"Kalau perabotan rumah tangga memang belum sempat kami evakuasi, sehingga turut terendam air. Bahkan kulkas dan televisi kami rusak serta pintu rumah kami jebol," ujarnya.
Suparti memperkirakan kerugian yang dialaminya mencapai lebih dari Rp 5 juta.
"Di sini dulunya memang menjadi langganan banjir. Tapi selama ini sudah lima tahun tidak terjadi lagi. Baru sekarang kembali terjadi, dan ini yang paling besar," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.