"Mereka akan dilatih dan mendampingi calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil, Ibu dalam masa interval kehamilan, serta anak usia 0-59 bulan," kata dia.
Dengan program ini, penurunan angka stunting secara nasional menjadi 24, 4 persen di 2021 setelah pada 2019 sempat menyentuh angka 27,7 persen.
Diharapkan, pada 2023, tren penurunan angka stunting bisa berada di angka 16 persen dan akhirnya di 2024 bisa menjadi 14 persen.
Target nasional angka stunting tersebut, tidak saja menjadi target dan cita-cita Presiden Joko Widodo, tetapi menjadi tekad semua pemangku kepentingan, termasuk di Jawa Timur.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyambut positif terhadap rencana pemerintah yang akan menjadikan indikator penurunan stunting sebagai salah satu parameter keberhasilan kepala daerah dalam menyejahterakan warganya.
"Ada atau tidak ada penghargaan, sudah menjadi tugas pokok kepala daerah untuk selalu peduli dengan masalah kerakyatan termasuk penurunan stunting," kata Gus Ipin, sapaan akrabnya.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting, Kemenkominfo Kampanyekan “4 Terlalu”
Ia menegaskan akan terus bertekad untuk menurunkan angka kasus stunting di Trenggalek.
"Kami yang di Trenggalek terus bertekad untuk menurunkan angka stunting. Posisi Trenggalek yang berkategori hijau di angka 18,1 persen dan menduduki urutan 212 dari 246 kabupaten/kota yang memiliki pevalensi tinggi. Ini menjadi lecutan untuk kami terus berkarya untuk kemasyarakatan," ucap Gus Ipin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.