LUMAJANG, KOMPAS.com - Sebanyak 234 unit hunian sementara (huntara) dan 635 unit hunian tetap (huntap) di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah rampung sejak dibangun pada 4 Januari lalu.
Ratusan hunian itu ditujukan bagi warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
"Alhamdulillah selama pelaksanaan mulai 4 Januari hingga sekarang 15 Februari 2022 atau kurang lebih 1,5 bulan sudah berdiri hunian sementaranya 234 unit, hunian tetapnya 635 unit," terang Kepala BNPB Mayor Jenderal TNI Suharyanto saat meninjau kompleks relokasi di Desa Sumbermujur, Selasa (15/2/2022).
Baca juga: Ikut Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Semeru, 26 Mahasiswa Akbara Solo Positif Covid-19
Suharyanto juga mengapresiasi kerja cepat Pemkab Lumajang dan stakeholder terkait dalam penanganan kebencanaan yang terjadi di Semeru.
Menurutnya, proses penanganan bencana di Lumajang menjadi salah satu yang paling cepat.
"Alhamdulillah ini dilakukan dengan cukup cepat. Dibanding dengan penanganan bencana lain, relokasi pembangunan rumah masyarakat yang terdampak di Lumajang ini termasuk cukup cepat," tambahnya.
Meski begitu, Suhariyanto menyoroti lambannya pembangunan huntara yang digarap Non Goverment Organisation (NGO) dibanding proses pembangunan huntap yang dikerjakan BUMN di bawah koordinasi Kementerian PUPR.
Ia menyatakan akan segera melakukan rapat koordinasi untuk mengetahui kendala yang dialami dalam pembangunan huntap tersebut.
"Supaya diketahui di mana kelemahanannya dan bisa dipacu untuk lebih cepat lagi. Paling tidak bisa menyamai pembangunan hunian tetap," jelas Suharyanto.
Baca juga: Siswa di Lumajang Seberangi Endapan Lahar Semeru untuk Berangkat ke Sekolah
Sementara itu Bupati Lumajang Thoriqul Haq menjelaskan bahwa upayanya membangun huntara dan huntap demi memberikan kepastian bagi warga
Thoriq bergerak cepat melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat untuk melakukan telaah tempat relokasi warga pasca-penanganan bencana.
Beruntung upaya Thoriq ini disambut edngan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang penggunaan lahan Perhutani seluas 81 hektar untuk relokasi masyarakat terdampak bencana erupsi Gunung Semeru.
"Sambil tempat pengungsian yang terus dibenahi, kami juga melakukan telaah dimana tempat relokasi yang aman. Sehingga masyarakat betul-betul mendapatkan tempat yang aman dan nyaman," kata Thoriq.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.