Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Mahasiswa di Malang Demo, Kecam Tindakan Represif Aparat di Desa Wadas

Kompas.com - 14/02/2022, 18:00 WIB
Nugraha Perdana,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Insiden di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah memantik aksi ratusan mahasiswa gabungan yang mengatasnamakan Aliansi Suara Rakdjat atau Asuro yang berunjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Jawa Timur pada Senin (14/2/2022).

Demo berjalan damai dengan enam tuntutan yang disampaikan untuk mengutuk aksi represif yang dilakukan aparat di Wadas.

Demo tersebut diikuti oleh para mahasiswa di antaranya Universitas Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Islam Malang dan lainnya.

Baca juga: Saat Tim KSP, Ganjar, hingga Komnas HAM Kunjungi Wadas Pasca-pengepungan Desa dan Penangkapan Warga...

 

Serta juga terdapat massa dari Komite Aksi Kamisan Malang dan Malang Corruption Watch.

Perwakilan massa aksi, Nurcholis Mahendra mengatakan, pihaknya mencatat beberapa pengesampingan terhadap substansi konstitusi, kemudian penyelewengan hukum positif yang spesifik mengatur tata cara pelaksanaan tugas dan fungsi kepolisian, hingga indikasi pelanggaran HAM yang dilakukan oleh aparat terhadap warga Desa Wadas.

"Bahwa Negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi, menghormati dan memenuhi hak-hak setiap warga negara," kata Nurcholis, Senin.

Pihaknya juga menyoroti tindakan pencopotan dan perobekan poster-poster penolakan tambang sebagai bentuk pencederaan terhadap hukum yang ada.

Baca juga: Kunjungi Wadas, Kodam IV/Diponegoro Lakukan Kerja Bakti Perbaiki Fasilitas Umum

Hal ini merujuk pada Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang menyebutkan 'Setiap orang atau warga negara dapat mengemukakan pendapat pikiran dengan bebas'.

"Kemudian bentuk pemadaman listrik dan pemutusan jaringan di Desa Wadas yang terkesan dibuat-buat guna menghindari penyebarluasan infromasi oleh warga tentang represifitas yang dilakukan aparat telah melanggar ketentuan a quo (hukum)," katanya.

Nurcholis juga menyampaikan bahwa tindakan penangkapan dan penggeledahan secara paksa yang dilakukan oleh aparat kepolisian sangat tidak dapat dibenarkan.

Dampak adanya bentuk represif dari aparat, kata dia, terjadi ketakutan warga Desa Wadas untuk melakukan aktivitas.

Selain itu keresahan anak-anak untuk keluar rumah dalam mengikuti pendidikan.

Tuntutan lainnya adalah mengecam kedatangan dan keterlibatan kepolisian di Desa Wadas.

Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Teror di Desa Wadas hingga Masa Berlaku Kartu BPJS

Kemudian mengutuk kekerasan, pemaksaan dan kriminalisasi yang dilakukan kepada warga dan pihak pendamping.

Massa juga meminta pihak kepolisian meninggalkan Desa Wadas, mengecam segala bentuk perampasan ruang hidup di Desa Wadas, menuntut Presiden RI untuk menghentikan proyek pembangunan Bendungan Bener beserta Proyek Andesit di Desa Wadas.

"Terakhir, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersolidaritas dalam menolak proyek pembangunan Bendungan Bener dan Proyek Andesit di Desa Wadas," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Pria Ini Curi iPhone 11 dan Minyak Angin untuk Biaya Persalinan Istrinya

Surabaya
Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Mbencirang di Mojokerto: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Surabaya
Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Memaksa Minta Donasi untuk Palestina, 2 WNA Diamankan Imigrasi

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Pacitan, Ketua RT: Suara Terdengar sampai 1 Km

Surabaya
Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Balon Udara Jatuh dan Meledak di Rumah Warga Pacitan, 4 Orang Luka

Surabaya
Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Mantan Kades Tersangka Korupsi Dana Desa di Situbondo Kembalikan Uang Rp 287 Juta

Surabaya
KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

KPU Kota Madiun Tetapkan 30 Caleg Terpilih, Tak Ada Parpol yang Bisa Usung Sendiri Calon pada Pilkada 2024

Surabaya
Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Pabrik Sepatu Pailit, Nasib 395 Buruh di Kabupaten Madiun Terkatung-katung karena Tunggakan Gaji Tak Kunjung Dibayar

Surabaya
Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Motif Suami di Malang Aniaya Istri yang Hamil, Tak Terima Korban Bertemu Teman Masa Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com