Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sosok Agus Humaidi, Pembuat Miniatur Pesawat Garuda yang Dicari Erick Thohir untuk G20

Kompas.com - 04/02/2022, 18:42 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir sedang mencari Agus Humaidi, seorang warga yang videonya viral sedang menerbangkan miniatur pesawat Garuda di sebuah perkebunan sayur.

Lewat akun Instagramnya, Erick mengapresiasi pesawat miniatur yang dibuat oleh Agus.

Baca juga: Cerita Humaidi, Jatuh Bangun Rakit dan Terbangkan Miniatur Pesawat hingga Diapresiasi Bupati

"Ini keren puoooll. Miniatur pesawat @garuda.indonesia yang betulan bisa terbang karya Mas Agus Humaidi. Serasa ikut terbang," ujar Erick, dikutip dari akun Instagramnya.

Baca juga: Pesawat Susi Air Diusir dari Hanggar Malinau, Pemda: Murni Bisnis, Bukan Semena-mena, Ada Dasarnya

Erick juga berharap bisa berbincang dengan Agus dan melihat langsung pesawat miniatur buatannya. 

"Kira-kira bagaimana caranya saya kontak Mas Agus untuk bisa lihat pesawatnya? Barangkali tamu negara untuk G20 nanti juga bisa disambut bangga oleh display pesawat ini," ujar Erick sambil membubuhkan emoticon senyum.

Untuk diketahui, Group of Twenty atau G20 adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia, yang terdiri dari 19 negara dan satu lembaga Uni Eropa.

Indonesia memegang Presidensi G20. Mandat ini dilaksanakan sejak 1 Desember 2021 sampai dengan 30 November 2022.

Siapa Agus Humaidi?

Agus Humaidi merupakan warga asal Desa Tlambah, Kecamatan Karangpenang, Sampang, Madura, Jawa Timur.

Pada 2021, Kompas.com sempat mengangkat cerita tentang kreativitas Humaidi merakit pesawat miniatur.

Humaidi bercerita, awal mula ide tersebut tercetus karena kekagumannya melihat pesawat terbang melintas di atas rumahnya.

Humaidi terus merenung bagaimana cara merakit hingga menerbangkan miniatur pesawat.

"Saya terus bertanya dan mencari jawabannya bagaimana pesawat bisa terbang," ujar Humaidi, Kamis (12/8/2021).

Belajar otodidak

Humaidi kemudian mulai belajar secara otodidak. Dia mencari referensi di internet dan juga bergabung dengan komunitas aeromodelling di grup Facebook.

Awalnya, banyak yang meragukan Humaidi mampu merakit pesawat.

Namun, dia tak menghiraukan dan terus berusaha mengejar keinginannya itu.

"Banyak yang meragukan saya bisa menerbangkan pesawat, tapi saya tidak lelah untuk terus mencoba," katanya.

Kurang lebih dua tahun Humaidi terus melakukan uji coba. Banyak peralatan dan bahan-bahan yang dia pergunakan, salah satunya styrofoam.

Pada tiga kali percobaan terakhir, uji coba mulai terlihat hasilnya.

Pesawat yang dia buat bisa terbang, tapi tidak bisa dikontrol ketika mendarat.

"Terus mencoba hingga semua kekurangan bisa disempurnakan," terang pria yang akrab disapa Ra Humaidi ini.

Selain tenaga, Humaidi juga mengorbankan anggaran yang tidak sedikit dalam percobaanya.

Beberapa kali percobaan yang dilakukan, ada yang menghabiskan biaya sampai Rp 3 juta. Namun hal itu tidak menghentikannya untuk meraih kesuksesan.

"Yang benar-benar bisa terbang dengan baik, sekitar tiga bulanan," ungkapnya.

Dijual ke berbagai daerah

Kerja keras Humaidi akhirnya berbuah manis. Pesawat yang dirakitnya akhirnya bisa terbang dengan sempurna.

Videonya menerbangkan minatur pesawat tersebut juga viral hingga langsung dipesan dari berbagai daerah, salah satunya Sidoarjo.

Harga miniatur pesawat buatan Humaidi beragam sesuai ukuran. Humaidi membanderol mulai dari Rp 6 juta sampai Rp 15 juta.

Semakin besar ukurannya semakin mahal harganya.

"Selain ukuran, durasi lamanya terbang juga menentukan harga. Bisa saja ukurannya lebih kecil, tapi durasi terbang lebih lama, juga lebih mahal dari yang ukuran besar," ujar Humaidi. (Penulis : Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman|Editor : Pythag Kurniati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Mendagri: Mas Gibran Tak Dapat Satyalancana, tapi Penghargaan Lain

Surabaya
Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Banjir Lahar Semeru Kembali Menerjang, 11 Rumah Terdampak

Surabaya
Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Usai Cekik Istrinya, Suami di Tuban Datangi Kantor Polisi dan Minta Izin Menginap

Surabaya
Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Gibran Tak Hadiri Penyematan Penghargaan Satyalancana di Surabaya

Surabaya
Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Soal Adik Via Vallen Diduga Terlibat Penggelapan Motor, Keluarga: Kami Enggak Tahu Keberadaannya

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Mobil Pribadi Masuk dan Terjebak di Sabana Bromo, TNBTS: Sudah Dapat Teguran Keras

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya Dijaga Ketat karena Dikunjungi oleh Sejumlah Kepala Daerah di Indonesia Hari Ini

Surabaya
Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Remaja di Banyuwangi Hanyut ke Sungai Usai Jatuh Saat Naik Motor

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Surabaya
Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Mari Donasi untuk Kakek Jumadi dan Rehan, Ayah dan Anak di Lumajang Tinggal di Pondok Bekas Tempat Memasak Air Nira

Surabaya
Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Empat Kendaraan di Banyuwangi Alami Kecelakaan Beruntun

Surabaya
Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Sepeda Motor Terlindas Pikup di Madiun, Ibu dan Anak Tewas

Surabaya
Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Presiden Jokowi Dikabarkan Batal Beri Penghargaan kepada Gibran-Bobby di Surabaya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com