SURABAYA, KOMPAS.com - Aparat Polsek Tenggilis Mejoyo, Surabaya, membongkar adanya peredaran pasta gigi palsu yang dikemas seperti pasta gigi bermerek di Surabaya.
Setelah ditangkap, salah satu pelaku yang juga karyawan bernama Wae (41) mengaku, awalnya tidak mengetahui pasta gigi yang diedarkannya itu palsu.
Dia baru mengetahui pasta gigi itu palsu setelah beberapa pekan bekerja untuk seseorang berinisial JH.
"Awalnya dulu saya tidak tahu kalau palsu. Tapi akhirnya tahu. Tapi ya bagaimana lagi," ucap Wae.
Baca juga: Pasta Gigi Palsu Beredar di Surabaya, Ini Perbedaan dengan Pasta Gigi Asli
Satu pelaku lain, Syarif (22) mengaku sudah dua bulan bekerja kepada tersangka JH yang saat ini masih dalam pengejaran.
Dia mendapatkan upah Rp 250.000 dalam sekali produksi.
"Dua bulan lalu, saya dikenalkan oleh ayah ke JH. Itu teman ayah saya pak. Ayah dikenalkan dan diberi kerjaan," kata Syarif.
Baca juga: Beredar Pasta Gigi Palsu di Surabaya, Polisi Gerebek Rumah Produksi dan Tetapkan 2 Tersangka
Kanitreskrim Polsek Tenggilis Mejoyo, Ipda Deddie Setiawan mengatakan, JH yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) berperan sebagai pemodal.
Kemudian tersangka Syarif merupakan anak buah dari JH yang bertugas meracik bahan kimia menjadi bahan menyerupai pasta gigi.
Sedangkan tersangka Wae bertugas sebagai kurir pasta gigi palsu tersebut.
Polisi telah melakukan pemeriksaan kepada dua tersangka yang sudah ditangkap.
"Dari penyidikan itu terungkap bahwa kedua pelaku telah beroperasi sejak November 2021," kata Deddie dikonfirmasi, Kamis (13/1/2022).
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini, 14 Januari 2022
Bermula adanya kecurigaan terhadap produk-produk pasta gigi dengan kemasan memudar dan rasa berbeda, polisi pun menelusuri distribusinya.
Para tersangka diketahui berada di sebuah rumah kontrakan di Jalan Kendangsari Gang VI, Surabaya.
Rumah kontrakan tersebut digunakan digunakan sebagai pabrik pasta gigi palsu.
"Kami lantas melakukan penggerebekan terhadap dua tersangka, serta menyita barang bukti yang ada di rumah itu," jelas Deddie.
Pelaku telah mengedarkan pasta gigi palsu itu sebanyak tujuh kali dengan keuntungan bersih sekitar Rp 15 juta.
"Kalau untung bersih diperkirakan Rp 15 juta. Sementara kalau dihitung semua, ya, kemungkinan bisa di atas itu, sampai puluhan juta," terang Deddie.
Adapun barang bukti yang didapat petugas dari rumah itu adalah dua karung tepung, beberapa botol cairan busa dan pemutih, satu botol cairan rasa mint, ratusan kemasan pasta gigi Pepsodent, serta lakban kuning berlogo Unilever.
"Ada juga barang bukti tambahan, yakni alat suntikan yang digunakan mengisi bahan ke dalam kemasan. Kemudian, alat pemanas untuk menutup kemasan bawah," ungkap Deddie.
Dari kasus tersebut, kedua tersangka dijerat pasal 196 dan pasal 197 UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Ghinan Salman | Editor: Andi Hartik)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.