SURABAYA, KOMPAS com - Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi meminta SMA/SMK yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) di Jawa Timur meningkatkan kewaspadaan dengan memaksimalkan protokol kesehatan secara ketat.
Hal itu setelah pemerintah Provinsi Jatim mengumumkan temuan kasus pertama Covid-19 varian B.1.1.529 atau Omicron di Jawa Timur pada Minggu (2/1/2022).
"Untuk mengantisipasi varian Omicron meluas, protokol kesehatan di sekolah kita ketatkan dan dimaksimalkan," kata Wahid di Surabaya, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Pilek Sepulang Berlibur ke Bali, Warga Surabaya Terinfeksi Omicron, Sang Cucu Juga Positif Covid-19
Dengan adanya temuan varian Omicron di Jatim, Dinas Pendidikan Jawa Timur belum bisa menerapkan PTM 100 persen.
Sehingga, pelaksanaan PTM di masing-masing sekolah masih dilakukan secara terbatas.
"Kami sudah koordinasi dengan kepala dinas kesehatan Provinsi Jawa Timur, (PTM) masih harus dilakukan dengan terbatas dan dilakukan pengetatan," ujar Wahid.
Baca juga: Hasil Tes PCR 11 Petugas Hotel di Bali yang Kontak dengan Pasien Omicron Surabaya Negatif Covid-19
Menurut dia, wacana PTM 100 persen adalah semua sekolah sudah memulai PTM tanpa terkecuali.
"Pengaturannya, tetap PTM terbatas. Jadi pengaturan protokol kesehatan tetap kita laksanakan," kata Wahid.
Sampai saat ini, lanjut Wahid, semua SMA/SMK dan SLB masih melaksanakan PTM terbatas.
Per kelas hanya boleh diisi maksimal 50 persen dari kapasitas kelas.
"Misalnya per kelas itu kapasitasnya 36 siswa, jadi hanya diisi 18 siswa. Supaya pengaturan jarak bisa dilaksanakan dengan baik," ucap Wahid.
Baca juga: Antisipasi Omicron, Pemkab Gresik Siapkan Lokasi Karantina bagi PMI
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.