KOMPAS.com - Mempelajari ragam hasil buadaya nusantara rasanya tidak lengkap jika belum mengenal rumah adat dari Jawa Timur.
Walau sama-sama berada di Pulau Jawa, namun ada perbedaan rumah adat Jawa Timur dengan provinsi lainnya.
Baca juga: Alat Musik Trompet Reog Khas Jawa Timur
Seiring berjalannya waktu dan pengaruh budaya dari daerah sekitar, rumah adat Jawa Timur memiliki bentuk dan nama yang beragam.
Baca juga: Mengenal Kaldu Kokot, Kuliner Madura yang Melegenda
Berikut adalah berbagai nama rumah adat Jawa Timur beserta keunikan,ciri khas dan fungsi yang bisa dipelajari.
Baca juga: Nama Pakaian Adat Bali, Ciri Khas, Fungsi, dan Filosofi
Masyarakat Banyuwangi mengenal Osing sebagai nama rumah adat dari Jawa Timur.
Rumah adat ini merupakan bangunan khas yang ditinggali Suku Osing di Banyuwangi.
Untuk menjaga kelestariannya, rumah tradisional ini bahkan telah diatur dalam Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Arsitektur Osing.
Dalam peraturan itu dijelaskan tipologi bangunan Osing berdasarkan atapnya yaitu tikel, cecorogan dan baresan.
Semantara struktur bangunan rumah tradisional Osing terdiri dari soko atau tiang utama, tonggo tepas, ander, penglari, lambang, jait dhowo, jait cendhek dan ubeg.
Ciri khas rumah tradisional Osing ada pada rangka kayu yang terbuat dari jenis kayu mangrove seperti kayu bendo, kayu mangir, kayu putat, atau kayu tanjang.
Sementara genteng tanah liat yang digunakan lebih lebar dari genteng umunya yang disebut genteng plembang.
Penutup lantai yang digunakan berupa batu bata yang disusun tanpa sempen yang disebut patelah.
Melansir dari laman Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Probolinggo, rumah adat Tengger dibangun oleh suku Tengger di daerah lereng Gunung Bromo.
Menempati lereng gunung yang berhawa sejuk, rumah adat Suku Tengger menggunakan material kayu yang didapat dari hutan di sekitarnya.
Lelono dan Taniardi dalam buku Mengenal Permukiman dan Rumah Tengger Berdasarkan Sistem Kepercayaan (2019) menyebut bahwa bentuk rumah yang ada tak jauh berbeda dengan rumah-rumah di Jawa pada umumnya dengan bentuk yang lebih sederhana.
Rumah adat Suku Tengger memiliki empat tiang utama yang disebut cagak guru.
Sementara atap rumah adat Suku Tengger mengadopsi bentuk atap kampung walau sebagian kecil juga menggunakan bentuk atap limasan.
Bagian dalam rumah dibagi menjadi tiga bagian yaitu omah ngarep untuk menerima tamu atau melakukan acara adat, omah tengah atau peturon untuk beristirahat, serta omah mburi atau pawon sebagai dapurnya.
Suku Dhurung di Pulau Bawean yang masuk dalam wilayah Kabupaten Gresik juga memiliki ciri khas yang memperkaya ragam rumah adat Jawa Timur.
Dhurung diambil dari istilah untuk bangunan berupa balai kecil yang sering dibangun di depan rumah.
Berbeda dengan rumah adat dari Jawa Timur yang lain, rumah tradisional Suku Dhurung menggunakan pondasi gubuk.
Penggunaan rumah tradisional Suku Dhurung ini bukan merupakan tempat tinggal melainkan bangunan untuk bersosialisasi, bersantai, maupun beristirahat sepulang dari ladang.
Seperti rumah adat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, masyarakat Jawa Timur juga mengenal bentuk bangunan Joglo yang memiliki tiang utama atau saka guru.
Ada berbagai jenis bangunan Joglo, diantaranya adalah Joglo Jompongan dan Joglo Sinom.
Bangunan Joglo ini biasanya dibuat dari kayu jati yang terkenal dengan kekuatannya.
Sementara ruangan dalam Joglo Jompongan dan Joglo Sinom dikenal dengan sebutan sentong, seperti senthong kiwa, senthong tengen, dan senthong tengah.
Sementara bagian luar Joglo Jompongan dan Joglo Sinom dikelilingi teras dengan pondasi lebih tinggi dari tanah disekitarnya.
Perbedaan antara Joglo Jompongan dan Joglo Sinom adalah Joglo Jompongan memiliki gaya tradisional sementara Joglo Sinom sudah lebih modern.
Masyarakat Situbondo juga mengenal gaya rumah adat Joglo dengan atap berbentuk limas atau dara gepak.
Tak jauh berbeda dengan Joglo lainnya, material yang digunakan biasanya berasal dari kayu jati.
Bagian depan saat memasuki Joglo ini akan terdapat makara atau selur gulung.
Bagian bangunan dibagi dalam beberapa ruang seperti pendopo dan bagian inti rumah yang disebut senthong.
Penggunaan senthong juga memiliki pembagian seperti senthong tengen untuk dapur dan gudang, senthong kiwa untuk untuk tidur, dan senthong tengah untuk penyimpanan benda pusaka atau benda berharga.
Selain Joglo, rumah adat dari Jawa Timur juga mengadopsi bentuk limasan.
Salah satunya adalah Limasan Lambang Sari yang jadi salah satu nama rumah adat Jawa Timur.
Keunikan bangunan ini ada pada konstruksi atap yang menggunakan balok penyambung.
Kemudian ada empat sisi atap yang dihubungkan dengan satu bubungan, dan disokong dengan 16 tiang.
Sementara di bagian pondasi, rumah adat dari Jawa Timur ini menggunakan bentuk umpak dengan alas tiang-tiangnya dari batu.
Limas Trajumas Lawakan merupakan pembaruan dari gaya tradisional Limas Trajumas yang kerap ditemukan di Jawa Timur.
Adanya emper yang mengelilingi bangunan merupakan ciri khas dari Limas Trajumas Lawakan.
Emper ini memiliki bentuk lebih landai dari atap yang menaungi bangunan utama.
Material yang digunakan Limas Trajumas Lawakan pun berbeda yaitu menggunakan kayu berserat seperti glugu, sonokeling, dan kayu jati.
Sumber:
https://www.gramedia.com/literasi/rumah-adat-jawa-timur/
https://jdih.banyuwangikab.go.id/dokumen/perbup/PERBUP_NO_11_TAHUN_2019_final_PERBUP_arsitektur_Osing_13Feb,_DAN_LAMP._perbup_ARSITEKTUR_OSING_13Feb_.pdf
https://disporaparbud.probolinggokab.go.id/rumah%20adat%20tengger.html
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbyogyakarta/dhurung-arsitektur-tradisional-khas-pulau-bawean/
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.