LUMAJANG, KOMPAS.com – Proses syuting sinetron yang dilakukan di lokasi pengungsian letusan Gunung Semeru dilakukan tanpa izin.
Pemerintah Kabupaten Lumajang tak pernah mengeluarkan surat izin terkait kegiatan tersebut.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, pemerintah kabupaten memang menerima surat pengajuan terkait rencana syuting sinetron tersebut.
Surat pengajuan itu diterima dari salah satu production house (PH). Namun, Thoriq menegaskan, tak ada pihak PH yang berkomunikasi dengannya.
“Ada proses pengajuan iya, tetapi proses hingga surat izin keluar tidak ada,” kata Thoriq dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (25/12/2021).
Baca juga: Tak Berizin, Baliho Puan Maharani di Lokasi Bencana Gunung Semeru Dicopot Satpol PP
Thoriq akan menelusuri siapa yang mengantar tim syuting sinetron ke lokasi pengungsian. Ia juga telah memerintahkan jajarannya untuk mencari tahu siapa yang mendampingi tim tersebut saat mengambil gambar.
Thoriq memastikan, tak hanya Pemkab Lumjang, Polres Lumajang dan Dansatgas Bencana Erupsi Semeru tak pernah mengeluarkan surat izin untuk kegiatan tersebut.
“Prosesnya yang semestinya memberikan izin itu Polres,” jelas dia.
Lokasi pengungsian memang tempat publi yang bisa diakses semua orang. Namun, kata Thoriq, akses itu untuk kepentingan kebencanaan, seperti memberi bantuan kepada pengungsi.
Lokasi pengungsian berbeda dengan daerah terdampak bencana lain seperti Kampung Renteng dan zona merah lainnya. Untuk bisa masuk ke lokasi pengungsian, harus mendapat izin dari Satgas Bencana Erupsi Gunung Semeru.
Thoriq telah melakukan pemeriksaan internal di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lumajang untuk mengatasi masalah itu.
“Saya sedang memastikan betul menelusuri terkait dengan siapa saja yang memberikan izin terhadap kegiatan syuting ini,” papar dia.
Sebelumnya, lokasi pengungsian Desa Penanggal Kecamatan Candipuro dijadikan tempat syuting sinetron pada Selasa (21/12/2021).
Baca juga: Galang Donasi Korban Erupsi Semeru, Pekerja Seni Kecam Syuting Sinetron di Lokasi Pengungsian
Proses syuting tersebut viral di media sosial dan menuai kritikan. Seperti diunggah akun Instagram @lumajang.ku.
Video dalam akun tersebut menampakkan pria dan wanita sedang berdiri kemudian berpelukan. Dalam video tersebut, diimbuhi kata-kata dimana rasa empatimu?
“Syuting itu dilakukan kemarin (Selasa, 21 Desember) di posko Desa Penanggal Kecamatan Candipuro,” kata relawan mandiri Rayyan Agung pada Kompas.com via telepon Rabu (22/12/2021).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.