Dua faktor tersebut membuat Belanda harus memasukkan Blambangan sebagai daerah Java’s Oosthoek (Jawa Pojok Timur) sebagai Last Frontier yang yang menentukan wilayah akhir kekuasaan Belanda di tahun 1743.
Belanda menggunakan dualisme kepemimpinan dengan mendukung Pakubuwana II untuk meluaskan pengaruh Islam di Blambangan dan menaklukkan Mengwi beserta peranakan Hindu.
Pada tahun 1768, Belanda akhirnya menaklukkan Malang, Lumajang, dan Blambangan. Mereka pun ikut campur dalam setiap pemerintahan lokal dan menjadikan tiga daerah tersebut sebagai wilayah kekuasaan Java’s Oosthoek.
Baca juga: Lapas Jember Kelebihan Penghuni, Terisi 927 Narapidana padahal Kapasitas 390 Orang
Tak terkecuali Puger, yang dikelompokkan ke dalam West Blambangan (Blambangan Barat) oleh Belanda.
Di tahun berikutnya, Belanda lebih memusatkan perhatiannya pada Nusa Barong yang merupakan wilayah berpotensi besar namun sering ditempati oleh para pemberontak Bugis, perompak, narapidana, dan harus dibersihkan
Kala itu Nusa Barong menjadi bagian regentschapt Puger yang dipimpin oleh Kapten Buton, seorang keturunan suku Mandar.
Selama abad ke-16, banyak bukti arkeoligis yang menunjukkan bahwa daerah barat dan selatan Jember padat penduduk.
Namun terjadi perang perang besar di Jawa oosthoek (Jawa Timur) yang menyebabkan kehancuran besar, kelaparan dan wabah di beberapa tempat di Jember dan Bondowoso.
Baca juga: Pulang Sekolah Kedapatan Bermesraan di Alun-Alun Jember, 2 Pelajar Ini Malu dan Menyesal
Berdasarkan laporan VOC, dari tahun 1625 ada dua per tiga populasi meninggal di beberapa daerah konflik di Jawa oosthoek.
Jawa oosthoek juga menjadi tempat beberapa konflik antara penguasa Mataram dan Bali hingga akhir abad ke-17.
Akibat konflik yang tak berkesudahan, di awal abad ke-18, hanya sedikit dan hampir tidak ada orang-orang asli yang mendiami dearah sekitar Pasuruan, Panarukan, dan Blambangan.
Hingga akhirnya datangnya orang-orang Madura ke wilayah Jember dan bekerja di wilayah perkebunan.
Baca juga: 22 Saksi Diperiksa Terkait Dugaan Penyelewengan Honor Pemakaman Covid-19 di Jember
Mereka datang ke wilayah yang mereka sebut jhembar dengan harapan mendapatkan hidup yang lebih baik. Hingga muncul budaya pendalugan sebagai bentuk hibdridisasi budaya Jawa dan Madura di Jember.
Hingga akhirnya pada tahun 1800, Jember berdiri mandiri di dibawah kepimpinan lokal berstatus sebagai Regentschap atau kabupaten berdasarkan surat J. Haseelaar tertanggal 22 Februari 1806.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.