Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Lokasi JFC 2022, Ini Profil dan Sejarah Kabupaten Jember

Kompas.com - Diperbarui 06/08/2022, 09:11 WIB
Rachmawati

Editor

 

Dua faktor tersebut membuat Belanda harus memasukkan Blambangan sebagai daerah Java’s Oosthoek (Jawa Pojok Timur) sebagai Last Frontier yang yang menentukan wilayah akhir kekuasaan Belanda di tahun 1743.

Belanda menggunakan dualisme kepemimpinan dengan mendukung Pakubuwana II untuk meluaskan pengaruh Islam di Blambangan dan menaklukkan Mengwi beserta peranakan Hindu.

Pada tahun 1768, Belanda akhirnya menaklukkan Malang, Lumajang, dan Blambangan. Mereka pun ikut campur dalam setiap pemerintahan lokal dan menjadikan tiga daerah tersebut sebagai wilayah kekuasaan Java’s Oosthoek.

Baca juga: Lapas Jember Kelebihan Penghuni, Terisi 927 Narapidana padahal Kapasitas 390 Orang

Tak terkecuali Puger, yang dikelompokkan ke dalam West Blambangan (Blambangan Barat) oleh Belanda.

Di tahun berikutnya, Belanda lebih memusatkan perhatiannya pada Nusa Barong yang merupakan wilayah berpotensi besar namun sering ditempati oleh para pemberontak Bugis, perompak, narapidana, dan harus dibersihkan

Kala itu Nusa Barong menjadi bagian regentschapt Puger yang dipimpin oleh Kapten Buton, seorang keturunan suku Mandar.

Baca juga: Kasus Dugaan Penyelewengan Honor Pemakaman Covid-19 di Jember Naik Penyidikan, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Foto Kantor Pos, Telegraf, dan Telepon Pembantu di Rambipuji, Jember tahun 1930digitalcollections.universiteitleiden Foto Kantor Pos, Telegraf, dan Telepon Pembantu di Rambipuji, Jember tahun 1930
Di masa lalu, Jember menjadi saksi bagi banyak pertempuran di masa kekuasaan Majapahit,. Yang terakhir Jember menjadi saksi bisu dari Kerajaan Blambangan yang harus berhadapan dengan Inggris antara abad ke-17 hingga abad ke-18.

Selama abad ke-16, banyak bukti arkeoligis yang menunjukkan bahwa daerah barat dan selatan Jember padat penduduk.

Namun terjadi perang perang besar di Jawa oosthoek (Jawa Timur) yang menyebabkan kehancuran besar, kelaparan dan wabah di beberapa tempat di Jember dan Bondowoso.

Baca juga: Pulang Sekolah Kedapatan Bermesraan di Alun-Alun Jember, 2 Pelajar Ini Malu dan Menyesal

Berdasarkan laporan VOC, dari tahun 1625 ada dua per tiga populasi meninggal di beberapa daerah konflik di Jawa oosthoek.

Jawa oosthoek juga menjadi tempat beberapa konflik antara penguasa Mataram dan Bali hingga akhir abad ke-17.

Akibat konflik yang tak berkesudahan, di awal abad ke-18, hanya sedikit dan hampir tidak ada orang-orang asli yang mendiami dearah sekitar Pasuruan, Panarukan, dan Blambangan.

Hingga akhirnya datangnya orang-orang Madura ke wilayah Jember dan bekerja di wilayah perkebunan.

Baca juga: 22 Saksi Diperiksa Terkait Dugaan Penyelewengan Honor Pemakaman Covid-19 di Jember

Mereka datang ke wilayah yang mereka sebut jhembar dengan harapan mendapatkan hidup yang lebih baik. Hingga muncul budaya pendalugan sebagai bentuk hibdridisasi budaya Jawa dan Madura di Jember.

Hingga akhirnya pada tahun 1800, Jember berdiri mandiri di dibawah kepimpinan lokal berstatus sebagai Regentschap atau kabupaten berdasarkan surat J. Haseelaar tertanggal 22 Februari 1806.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirumorkan Maju sebagai Cabup, Pj Bupati Probolinggo Akhirnya Buka Suara

Dirumorkan Maju sebagai Cabup, Pj Bupati Probolinggo Akhirnya Buka Suara

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Alasan Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya Saat Tahlilan

Alasan Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya Saat Tahlilan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Rabu 1 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Surabaya
PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

Surabaya
Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Surabaya
3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

Surabaya
Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Surabaya
Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Surabaya
Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Surabaya
Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Surabaya
Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Surabaya
Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Surabaya
Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu 'Selamat Tinggal Masa Lalu'

Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu "Selamat Tinggal Masa Lalu"

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com