Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Lokasi JFC 2022, Ini Profil dan Sejarah Kabupaten Jember

Kompas.com, Diperbarui 06/08/2022, 09:11 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com- Setelah dua tahun tertunda karena pandemi Covid-19, gelaran Jember Fashion Carnaval (JFC) akan kembali diselenggarakan secara terbuka di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Dengan tajuk 'World Class Street Fashion Carnival', JFC dihelat pada Sabtu (6/8/2022) dan Minggu (7/8/2022).

Ada beberapa tema unik yang diusung yakni Madurese, Betawi, Mahabharata, Majapahit, Garuda, Sriwijaya, Kujang, Aztec, Sasando dan Poseidon.

Total ada lima jenis karnaval yang digelar selama dua hari yakni:

  • Pets Carnival
  • Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI)
  • Artwear Carnival (Fashion Art)
  • World Kids Carnival (WKC)
  • Grand Carnival of JFC

Baca juga: Modus Lingkaran Setan Pinjol Ilegal, Kepala OJK Jember: Belum Gajian Sudah Ditagih, Diarahkan ke Pinjol Lain

Profil Kabupaten Jember

Jember adalah sebuah wilayah kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten Jember berada di lereng Pegunungan Yang dan Gunung Argopuro yang membentang ke arah selatan sampai dengan Samudera Indonesia.

Secara administratif, wilayah Kabupaten Jember berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Probolinggo di sebelah utara.

Kabupaten Lumajang di sebelah barat, Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, dan di sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia.

Kabupaten Jember terdiri dari 31 kecamatan, 22 kelurahan, dan 226 desa.

Baca juga: Perda RPJMD Jember Disahkan, DPRD Sepakat Tolak Eksploitasi Tambang Emas

Sejarah Kabupaten Jember

Foto Kantor Pos dan Telegraf Pembantu di Balung, Jember, Jawa Timur yang diambil tahun 1930digitalcollections.universiteitleiden Foto Kantor Pos dan Telegraf Pembantu di Balung, Jember, Jawa Timur yang diambil tahun 1930
Hari Jadi Kota Jember dirayakan setiap tanggal 1 Januari sejak tahun 1929.

Penentuan Jadi Kota Jember berdasarkan pada sejarah pemerintahan kolonial Belanda, yaitu berdasarkan pada Staatsblad nomor 322 tanggal 9 Agustus 1928.

Dikutip dari Jemberkab.go.id, dalam Staatsblad 322 tersebut, dijelaskan bahwa Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan ketentuan tentang penataan kembali pemerintahan desentralisasi di Wilayah Propinsi Jawa Timur.

Antara lain dengan  Regenschap Djember ebagai masyarakat kesatuan hukum yang berdiri sendiri.

Baca juga: Pemkab Disorot karena Honor Rp 70 Juta dari Kematian Pasien Covid-19, DPRD Jember: Kritik adalah Obat Penyelamat

Secara resmi ketentuan tersebut diterbitkan oleh Sekretaris Umum Pemerintahan Hindia Belanda (De Aglemeene Secretaris) G.R. Erdbrink, pada tanggal 21 Agustus 1928.

Semua ketentuan yang dijabarkan dalam staatsblad tersebut dinyatakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 1929.

Hal inilah yang memberikan keyakinan kuat bahwa secara hukum Kabupaten Jember dilahirkan pada tanggal 1 Januari 1929 dengan sebutan “REGENSCHAP DJEMBER”.

Pada 1 Januari 1929, Pemerintah Regenschap Jember terbagi menjadi 7 wilayah distrik.

Baca juga: Jajal Pinjol Ilegal dan Kaget Dikenai Bunga Rp 56.000 Per Hari, Kepala OJK Jember: Kata Mereka, Memang Tidak Diatur

Namun setelah diberlakukannya Staatsblad Nomor 46 tahun 1941 tanggal 1 Maret 1941 maka Wilayah Distrik dipecah-pecah menjadi 25 Onderdistrik, yaitu:

  1. Distrik Jember, meliputi onderdistrik Jember, Wirolegi dan Arjasa
  2. Distrik Kalisat, meliputi onderdistrik Kalisat, Ledokombo, Sumberjambe dan Sukowono
  3. Distrik Rambipuji, meliputi onderdistrik Rambipuji, Panti, Mangli dan Jenggawah
  4. Distrik Mayang, meliputi onderdistrik Mayang, Silo, Mumbulsari dan Tempurejo
  5. Distrik Tanggul, meliputi onderdistrik Tanggul, Sumberbaru dan Bangsalsari
  6. Distrik Puger, meliputi onderdistrik Puger, Kencong, Gumukmas dan Umbulsari
  7. Distrik Wuluhan, meliputi onderdistrik Wuluhan, Ambulu dan Balung

Asal-usul nama Jember

Foto Kantor Pos dan Telegraf Pembantu di Kalisat, jJember, Jawa Timur yang diambil tahun 1930.digitalcollections.universiteitleiden Foto Kantor Pos dan Telegraf Pembantu di Kalisat, jJember, Jawa Timur yang diambil tahun 1930.
Dikutip dari penelitian Aryani Ayu W dari FKIP Universitas Jember yang berjudul Nama diri Pendalungan Jember dalam Keberaknaan Sosial Budaya disebutkan jika belum ada kajian yang pasti mengenai asal usul nama "Jember".

Hanya saja orang-orang sebelum abad ke-16 yang melewati wilayah Jember yang menyebutnya sebagai daerah yang jembrek atau becek.

Kitab Negarakretagama pupuh XXIII mencatat perjalanan Hayam Wuruk  ke Puger dan dilanjutkan ke Bondowoso terus ke Situbondo.

Puger saat ini adalah salah satu nama kecamatan di Kabupaten Jember. Disebutkan kereta yang dinaiki Hayamwuruk sulit berjalan saat melintasi Puger karena jalanan yang sangat sukar, berlumut, dan licin. Lalu disebut jembrek atau becek.

Baca juga: Cerita Kepala OJK Jember Jajal Pinjol Ilegal, Pinjam Rp 1 Juta Hanya Dikirim Rp 700.000

Namun ada penemuan jenis manusia purba homo sapien di daerah watangan Puger pada 1939 oleh para naturalis kolonial yang menandakan jika Jember adalah wilayah yang sangat subur.

Penamaan daerah ‘Jember’ begitu populer setelah orang-orang dari daerah lain bermigrasi ke daerah Jember, di antaranya etnik Mandar dari Sulawesi, Tionghoa, Arab, mayoritas etnik Madura, dan mayoritas etnik Jawa.

Tidak ada yang mengakui bahwa mereka orang asli Jember, melainkan keturunan dari suku asal yang berada di Jember.

Ketika ditugaskan di Jember tepatnya tahun 1825 dan orang-orang Madura melihat wilayah Jember yang berlumpur sama seperti catatan Negarakretagama pupuh XXIII.

Baca juga: Sejumlah Siswi di Jember Dinikahkan Selama Sekolah Daring, Pelajar Minta Presiden Izinkan PTM

Foto pekerja di gudang penyortiran perusahaan tembakau Soemberbahroe, Djatiroto, Jember yang diambil tahun 1920digitalcollections.universiteitleiden Foto pekerja di gudang penyortiran perusahaan tembakau Soemberbahroe, Djatiroto, Jember yang diambil tahun 1920
Etnik mayoritas Madura yang bermigrasi dalam jumlah besar ke daerah Jember menyebut kawasan yang ia tinggali sebagai jhembar, yang berarti sebuah tanah yang luas.

Namun tidak berarti seluruhnya berlumpur. Karena di daerah yang dulunya bernama Besini merupakan tempat yang hijau dan subur. Wilayah tersebut sekarang disebut wilayah Puger.

Itulah mengapa kemudian Jember tidak disebut sebagai ‘wilayah taklukan’, ‘bekas kerajaan’, atau pun ‘nama pemberian jajahan’ karena nama Jember merupakan ungkapan dari orang-orang yang bermigrasi ke daerah Jember, terutama Madura dan Jawa.

Baca juga: Sejumlah Siswa di Jember Mengundurkan Diri Selama Belajar Daring, Alasannya Menikah hingga Hamil

Sementara itu di masa kerajaan, Jember menjadi bagian dari kekuasaan Blambangan yang awalnya dikuasai oleh Mengwi, seorang penguasa berdarah Hindu Bali.

Mengwi menggunakan Blambangan sebagai perbatasan untuk menghadang pasukan Islam pimpinan Demak.

Setelah Demak mengalami kehancuran, Mengwi harus berhadapan dengan Pakubuwana II dari kerajaan Mataram Islam.

Sedangkan di sisi lain, para pedagang Inggris yang tiba di Blambangan, melihat daerah di ujung timur Jawa sangat berpotensi membantu usaha England India Company (EIC) memonopoli perdagangan dunia.

Baca juga: Tempat Karaoke di Jember Boleh Buka, Dibatasi sampai Pukul 22.00 WIB

Foto Kantor Pos, Telegraf, dan Telepon Pembantu di Tanggul, Jember, Jawa Timur diambil tahun 1930digitalcollections.universiteitleiden Foto Kantor Pos, Telegraf, dan Telepon Pembantu di Tanggul, Jember, Jawa Timur diambil tahun 1930
Dua faktor tersebut membuat Belanda harus memasukkan Blambangan sebagai daerah Java’s Oosthoek (Jawa Pojok Timur) sebagai Last Frontier yang yang menentukan wilayah akhir kekuasaan Belanda di tahun 1743.

Belanda menggunakan dualisme kepemimpinan dengan mendukung Pakubuwana II untuk meluaskan pengaruh Islam di Blambangan dan menaklukkan Mengwi beserta peranakan Hindu.

Pada tahun 1768, Belanda akhirnya menaklukkan Malang, Lumajang, dan Blambangan. Mereka pun ikut campur dalam setiap pemerintahan lokal dan menjadikan tiga daerah tersebut sebagai wilayah kekuasaan Java’s Oosthoek.

Baca juga: Lapas Jember Kelebihan Penghuni, Terisi 927 Narapidana padahal Kapasitas 390 Orang

Tak terkecuali Puger, yang dikelompokkan ke dalam West Blambangan (Blambangan Barat) oleh Belanda.

Di tahun berikutnya, Belanda lebih memusatkan perhatiannya pada Nusa Barong yang merupakan wilayah berpotensi besar namun sering ditempati oleh para pemberontak Bugis, perompak, narapidana, dan harus dibersihkan

Kala itu Nusa Barong menjadi bagian regentschapt Puger yang dipimpin oleh Kapten Buton, seorang keturunan suku Mandar.

Baca juga: Kasus Dugaan Penyelewengan Honor Pemakaman Covid-19 di Jember Naik Penyidikan, Polisi Belum Tetapkan Tersangka

Foto Kantor Pos, Telegraf, dan Telepon Pembantu di Rambipuji, Jember tahun 1930digitalcollections.universiteitleiden Foto Kantor Pos, Telegraf, dan Telepon Pembantu di Rambipuji, Jember tahun 1930
Di masa lalu, Jember menjadi saksi bagi banyak pertempuran di masa kekuasaan Majapahit,. Yang terakhir Jember menjadi saksi bisu dari Kerajaan Blambangan yang harus berhadapan dengan Inggris antara abad ke-17 hingga abad ke-18.

Selama abad ke-16, banyak bukti arkeoligis yang menunjukkan bahwa daerah barat dan selatan Jember padat penduduk.

Namun terjadi perang perang besar di Jawa oosthoek (Jawa Timur) yang menyebabkan kehancuran besar, kelaparan dan wabah di beberapa tempat di Jember dan Bondowoso.

Baca juga: Pulang Sekolah Kedapatan Bermesraan di Alun-Alun Jember, 2 Pelajar Ini Malu dan Menyesal

Berdasarkan laporan VOC, dari tahun 1625 ada dua per tiga populasi meninggal di beberapa daerah konflik di Jawa oosthoek.

Jawa oosthoek juga menjadi tempat beberapa konflik antara penguasa Mataram dan Bali hingga akhir abad ke-17.

Akibat konflik yang tak berkesudahan, di awal abad ke-18, hanya sedikit dan hampir tidak ada orang-orang asli yang mendiami dearah sekitar Pasuruan, Panarukan, dan Blambangan.

Hingga akhirnya datangnya orang-orang Madura ke wilayah Jember dan bekerja di wilayah perkebunan.

Baca juga: 22 Saksi Diperiksa Terkait Dugaan Penyelewengan Honor Pemakaman Covid-19 di Jember

Mereka datang ke wilayah yang mereka sebut jhembar dengan harapan mendapatkan hidup yang lebih baik. Hingga muncul budaya pendalugan sebagai bentuk hibdridisasi budaya Jawa dan Madura di Jember.

Hingga akhirnya pada tahun 1800, Jember berdiri mandiri di dibawah kepimpinan lokal berstatus sebagai Regentschap atau kabupaten berdasarkan surat J. Haseelaar tertanggal 22 Februari 1806.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau