Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Rau, Bocah 2 Tahun yang Alami Sindrom Putri Tidur, 16 Bulan Tertidur, Meninggal Setelah Dioperasi

Kompas.com - 09/04/2021, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Siti Raisa Miranda, seorang pelajar asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) diduga menderita sindrom putri tidur.

Ia sudah tidur selama delapan hari. Pada tahun 2017, cerita Echa juga sempat menjadi perhatian publik karena ia tertidur hingga 13 hari.

Selain Echa, sindrom putri tidur juga pernah dialami Rau Suriya Dhanefs (2) warga Pamekasan, Jawa Timur. Selama 16 bulan, Rau tertidur karena sindrom putri tidur.

Baca juga: Tak Ada Biaya, Echa Pengidap Sindrom Putri Tidur Tak Mampu Berobat ke Jakarta

Namun Rau mneninggal dunia di sebuah rumah sakit swasta di Surabaya pada Minggu (4/10/2020).

Saat masih hidup, kelainan yang dialami Rau sempat viral di platform TikTok. Termasuk saat Rau dikabarkan meninggal dunia.

"Banyak sekali yang ikut bersedih atas kepergian cucu saya di akun TikTok saya," ucap Ratnawati saat ditemui di kediamannya, Senin (12/10/2020).

Baca juga: Seorang Pelajar di Banjarmasin Tertidur Selama 7 Hari, Diduga Idap Sindrom Putri Tidur

Operasi gangguan paru-paru

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit
Ratnawati bercerita cucunya meninggal setelah menjalani operasi karena ada gangguan di paru-paru. Rau hanya bertahan di rumah sakit selama tiga hari.

Ratnawati bercerita jika cucunya lahir dalam kondisi normal. Namun sejak usia 8 bulan, sekujur tubuh Rau mendadak dingin.

Kepala dan wajah Rau memerah dan pembuluh darah di wajahnya terlihat membiru. Rau pun dibawa ke dokter spesialis anak di Pamekasan.

"Kata dokter dusuruh opname di rumah sakit. Jika dalam 10 hari tidak ada perkembangan, disuruh rujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya," kata perempuan asal Dusun Timur Jalan, Desa Tentenan Timur, Kecamatan Larangan ini.

Baca juga: Sindrom Putri Tidur, Gangguan Langka yang Sebabkan Tidur Berlebihan

Saat menjalani perawatan di rumah sakit, gejala sleeping beauty syndrome mulai tampak.

Mata Rau terus terpejam. Ia kemudian dirujuk ke rumah sakit swasta karena selama 10 hari tak ada perkembangan.

Di Surabaya, Rau menjalani perawatan selama dua bulan lebih.

"Ada penyakit baru di tubuh Rau. Kata dokter Hydrosipalus dan meningitis TB," ujar Ratnawati.

Selama dirawat dua bulan, mata Rau tetap terpejam.

Dokter menyarankan agar Rau dibawa pulang karena proses terapi bisa dilakukan di rumah sakit daerah di Pamekasan.

Baca juga: Mengenal Sindrom Putri Tidur atau Sleeping Beauty Syndrome

Kondisi sempat membaik

Ilustrasi tidurShutterstock Ilustrasi tidur
Ia pun menjalani terapi di rumah sakit di Pamekasan selama tiga kali dalam sepekan. Namun saat pandemi Covid-19, terapi dihentikan.

Sebagai gantinya, Ratnawati mencoba pengobatan alternatif. Ia menyebut kondisi tubuh Rau berangsur-angsur membaik.

Ia sudah bisa minum susu dari botol. Bahkan, Rau sudah bisa mengonsumsi bubur. Namun, Rau rentan sakit, terutama ketika dibawa ke luar rumah.

"Sensitif sekali kesehatannya makanya jarang saya bawa keluar rumah," ungkap Ratnawati.

Baca juga: Menalar Fenomena Tidur 13 Hari Echa, Apa Benar Sindrom Putri Tidur?

Ia bercerita saat video cucunya viral di media sosial, banyak yang memberikan dukungan moral kepada mereka.

Sementara itu Sofiatul Jannah, ibu Rau mengatakan, berbagai pengobatan sudah diberikan kepada anaknya.

Sofia tidak menghitung berapa biaya yang dikeluarkan demi anaknya. Sofia juga tidak ingin dicap berutang perawatan jika anaknya meninggal.

"Sekarang Rau sudah meninggal. Meskipun sangat sedih, saya sudah banyak berkorban agar Rau bisa bertahan hidup. Mungkin Allah lebih sayang Rau," ujar Sofia.

Baca juga: Remaja Tidur Nonstop 13 Hari, Diduga Idap Sindrom Putri Tidur Langka

Sindrom Klein-Levine

Sleeping Beauty Syndrome atau Kleine-Levin Syndrome, sindrom putri tidur.Shutterstock Sleeping Beauty Syndrome atau Kleine-Levin Syndrome, sindrom putri tidur.
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Ketua Kelompok Studi Nasional Sleep Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), Dr dr Rimawati Tedjakusuma memberikan sedikit gambaran dalam bidang keilmuannya bahwa ada sebuah kelainan yang disebut Kleine-Levine Syndrome.

Sindrom ini juga dikenal sebagai sindrom Sleeping Beauty atau Sleeping Beauty Syndrome yang merujuk pada kisah dongeng.

"Biasanya bentuknya episodik. Beberapa minggu atau bulan banyak tidur, setelah itu normal lagi. Sering dikira anak malas," ujar Rima saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/7/2020) siang.

Baca juga: Tidur 22 Jam Sehari, Remaja Ini Alami Sindrom Putri Tidur

Ia menjelaskan seseorang yang mengidap sindrom ini memang akan banyak menghabiskan waktu untuk tidur, tanpa makan dan buang air.

"Biasanya tidak ngompol atau BAB waktu tidur, pasien bisa bangun untuk itu (BAB dan BAK) dan makan," kata dia.

Ia menjelaskan sindrom ini biasa terjadi pada anak yang berusia remaja dan tidak akan berlangsung selamanya. Menurutnya sindrom ini bisa sembuh seiring berjalannya waktu.

"Biasanya mulai usia remaja atau usia sekolah, bisa menghilang setelah dewasa," terang dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Taufiqurrahman, Luthfia Ayu Azanella | Editor : David Oliver Purba, Sari Hardiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com