LUMAJANG, KOMPAS.com - Hasil otopsi terhadap jenazah Rudi Hartono (44), warga Desa Ranuwurung, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sudah dikeluarkan oleh rumah sakit.
Hasilnya, penyebab kematian tersangka pencurian sapi yang tewas sehari setelah penangkapan ini adalah peningkatan asam lambung hingga menyumbat saluran pernapasan.
Sebelumnya, kematian Rudi ini memicu amarah keluarga dan berujung penyerangan sekelompok warga ke Mapolres Lumajang pada Minggu (12/10/2025) malam.
Baca juga: 18 Orang yang Diamankan dalam Penyerangan Mapolres Lumajang Dibebaskan
Dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang dr. Deka Bagus Binarsa menerangkan, di saluran pencernaan tersangka ditemukan asam lambung yang cukup banyak.
"Hal ini terkonfirmasi dengan area lambungnya saat kita bedah terdapat cairan berwarna kekuningan," kata Deka di Mapolres Lumajang, Senin (13/10/2025).
Deka menambahkan, hasil otopsi juga mememukan adanya cairan asam lambung yang sama di saluran pernapasan tersangka.
Baca juga: Ibu Tersangka Pencuri Sapi di Lumajang Histeris: Anak Saya Salah Dihukum Saja Jangan Dibunuh
"Kita cek dengan prosedur kimia menggunakan kertas lakmus dan menunjukkan perubahan warna menjadi merah," tambahnya.
Berdasarkan hasil otopsi tersebut, Deka menyimpulkan, penyebab kematian tersangka lantaran adanya asam lambung yang masuk ke saluran pernapasan.
"Terdapat asam lambung yang masuk ke saluran napas, itu yang menyebabkan terjadinya kematian," jelas Deka.
Deka menerangkan, peningkatan asam lambung bisa dipicu oleh berbagai faktor mulai dari pola makan hingga stres.
Namun, ia tidak bisa memastikan apa yang menyebabkan asam lambung tersangka ini naik.
"Pemicu asam lambung itu macam-macam mulai dari makanan, stres, dan lain-lain, tapi kita tidak dapat merunut itu (asam lambung) sampai asalnya," terang Deka.
Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro menyatakan, pihak keluarga sudah menerima kematian tersangka usai mendengarkan penjelasan hasil otopsi oleh dokter forensik.
Kini, jenazah Rudi Hartono sudah dibawa pulang oleh keluarga untuk dimakamkan.
"Pihak keluarga sudah diberi tahu hasilnya dan menerima," ujar Untoro.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang