PONOROGO, KOMPAS.com – Jenazah Wigih Hartono (37), salah satu dari tujuh pekerja tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) yang terjebak dalam longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Mimika, Papua Tengah, telah dimakamkan di Dusun Karang Tengah Kulon, Desa Nambak, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Kepala Dusun Karang Tengah Kulon, Mahmudi, menyatakan bahwa jenazah Wigih tiba di rumah duka pada Minggu dini hari.
"Tibanya di rumah duka sekitar jam 02.00 dini hari. Setelah itu langsung dishalatkan di rumah," ungkap Mahmudi saat ditemui pada Minggu pagi.
Baca juga: Bupati Mimika Sampaikan Duka untuk 2 Pekerja Freeport yang Tewas: Semoga 5 Lainnya Selamat
Setelah prosesi shalat, sekitar pukul 02.45 WIB, jenazah Wigih dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Nambak.
Pemakaman berlangsung dengan penuh haru. Isak tangis keluarga menyertai prosesi pemakaman.
Imam Arif Susanto, adik kandung Wigih, mengungkapkan bahwa keluarga awalnya menerima kabar Wigih menjadi korban longsor dari kerabat yang juga bekerja di tambang.
Kabar resmi dari PT Freeport diterima pada hari Senin (8/9/2025) lalu.
"Keluarga di Ponorogo masih berharap Wigih ditemukan selamat karena beredar kabar bahwa suara Wigih terekam melalui handy talky (HT) pekerja lain sesaat setelah longsor. Kami masih berharap Mas Hartono ditemukan hidup, tapi setelah 12 hari berlalu, kami hanya bisa pasrah," ucap Arif.
Pada Sabtu (20/9/2025), tim evakuasi menemukan jasad Wigih dalam keadaan meninggal.
Tiga anggota keluarga kemudian diminta oleh PT Freeport untuk hadir di lokasi kejadian guna mengikuti proses evakuasi.
"Yang berangkat ke Papua adalah Mbak Jarmini, istri almarhum, Mas Halim kakak saya, dan Sunarti kakak ipar. Mereka melihat langsung proses evakuasi," tambah Arif.
Baca juga: Tragedi Tambang Grasberg Freeport: Korban Asal Ponorogo, Wigih Hartono, Ditemukan Tewas
Peristiwa longsor di tambang PT Freeport Indonesia terjadi pada Senin (8/9/2025) pukul 23.21 WIT, di kawasan tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Mimika, di mana tujuh pekerja dilaporkan terjebak, termasuk Wigih.
"Keluarga di sana memastikan jenazah Mas Hartono lewat tanda lahir yaitu toh besar di bagian perutnya yang cukup besar. Kami yakin itu beliau," jelas Arif.
Wigih Hartono sempat pulang ke Bumi Reog pada bulan Agustus lalu.
Arif mengaku tidak ada tanda-tanda akan terjadi sesuatu yang buruk selama kakaknya berlibur selama dua pekan.
Baca juga: Keluarga Menanti, Jenazah Korban Longsor Tambang Freeport Dipulangkan ke Ponorogo
"Rasanya masih tidak percaya beliau berpulang dengan cara seperti ini. Tidak ada tanda-tanda beliau akan pergi selamanya," kata Arif.
Wigih dikenal sebagai sosok pekerja keras, telah bekerja sebagai teknisi listrik di PT Freeport Indonesia selama tujuh tahun terakhir.
Ia berasal dari Kabupaten Tulungagung dan menikah dengan Jarmini, warga Desa Nambak, Ponorogo.
Jenazah Wigih Hartono telah dimakamkan di TPU Desa Nambak, Kecamatan Bungkal.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang